Kabar Baik

"Bu bunda, tidak... DOKTER!!! DOKTER!!!" teriak Yura takut, tubuhnya bergetar hebat.

Saking paniknya Yura melupakan bila ada tombol darurat di samping ranjang, namun saat Yura akan berlari keluar. Pintu ICU terbuka dan masuklah dokter Ceril dan rekan-rekannya, Yuri diminta keluar. Namun ia menggelengkan kepalanya, tidak... Yura tidak mau keluar dari sana.

Langit pun menariknya keluar, sempat berontak. Namun, setelah Langit mengatakan agar dokter bisa lebih konsen melakukan pertolongan. Yura pun menurut, ia mengikuti Langit dengan sesenggukan.

"Sayang, semua akan baik-baik saja. Percayalah, bunda adalah wanita hebat." ucap Langit, hancur rasanya melihat Yura seperti ini

Tak lama Naina, Ken, Rei dan Calvin datang. Perasaannya tidak enak saat melihat Yura, sedang menangis di dalam pelukan Langit.

Kebetulan yang lain belum datang, karena sibuk dengan anak-anak.

"Ada apa? Kenapa kamu menangis Yura?" tanya Naina panik

"Kakak... huhuhu.... bunda kak, hiks" Yura melerai pelukannya dengan Langit, ia memeluk sang kakak.

"Bunda kenapa?" tanya Naina memegang kedua pundak Yura dan menggerakkannya pelan, bukan hanya Naina yang takut. Rei dan Calvin pun demikian

"Bunda kejang-kejang kak, huwaaaaaa" jawab Yura menangis semakin keras

DEG

Jantung mereka terasa sesak, Naina memeluk Yura. Mencoba menenangkannya, walau hatinya juga sebenarnya tak karuan.

ceklek

"Bagaimana dok?" tanya Rei, semua orang menatap dokter Ceril

Dokter tersebut menghembuskan nafas dan membuka maskernya, ia menatap ke semua orang dan tak lama... ia tersenyum.

"Alhamdulillah, Ros sudah siuman." jawab dokter Ceril dengan suara bergetar, bahkan air matanya juga ikut menetes.

Naina dan Yura menutup mulut mereka dengan telapak tangannya, air mata mengalir.

"Alhamdulillah" ucap lega semua orang

"Naina dan Yura saling berpelukan, Rei, Calvin, Ken dan Langit pun bernafas lega.

"A-apa kami bisa menemui bunda?" tanya Naina gugup

"Bisa, tentu saja bisa. Di dalam sedang melepas beberapa alat, yang terpasang pada tubuh Ros. Kita akan memindahkan pasien ke ruang perawatan, setelah semuanya di nyatakan baik-baik saja." jawab dokter Celin tersenyum

Lega, benar-benar sangat lega. Bekerja di bawah tekanan Rei, luar biasa menakutkan untuknya. Namun, bukan berarti ia merawat Ros karena takut. Dia memang bertanggung jawab sebagai dokter dan juga teman, namun sejak kemarin. Ia merasa tengah di awasi, dan terkurung.

"S-sekarang kami boleh bertemu?" tanya Yura

ceklek

Pintu terbuka, para perawat yang melepas alat pada tubuh Ros pun keluar.

"Boleh, silahkan. Tapi bergantian ya, maksimal dua orang." jawab dokter Ceril

Naina dan Yura menatap yang lain, para pria itu mengangguk.

Naina dan Yura saling berpegangan dan masuk ke dalam ruangan ICU, dengan perlahan mereka melangkah masuk.

HIks

Yura kembali menangis, saat mata mereka saling bertatapan. Begitu juga dengan Naina, langkah mereka berhenti di dekat pintu.

"A-apa k-kalian tidak me rin dukan b-bun da?" tanya Ros tersenyum

Bukannya melangkah, mereka malah diam di tempat. Menekan dada mereka, yang terasa sesak. Antara senang dan juga tak kuat melihat kondisi sang bunda. Meski beberapa alat sudah terlepas, namun selang oksigen dan infusan masih terpasang.

"Hei, men de kat lah. Bun da rin du" ucap Ros

Naina dan Yura berlari ke arah ranjang, mereka memeluk Ros dengan pelan.

"HUWAAAAAAAAA... AAAAAAA... kenapa bunda baru bangun, Naina rindu"

"Huhuhuu... tadi Yura ketakutan, bunda tiba-tiba kejang. HUWAAAAAAA" air mata Ros pun mengalir, ia belum menyadari dengan perutnya yang sudah rata

Ros ingin mengangkat tangannya, namun tenaganya belum benar-benar pulih.

"Ma af" ucap Ros, Naina dan Yura pun menegakkan tubuh mereka dan menghapus air mata.

"Tidak, bunda tidak boleh minta maaf. Kami bersyukur bunda bangun, kami sangat lega sekarang." ucap Naina

Ros tersenyum, ia mencoba mengusap perutnya.

Terkejut, kedua bola matanya membulat.

"P-perut bun da, a nak bun da?" tanya Ros dengan suara bergetar karena takut

Naina dan Yura langsung memegang tangan Ros, air mata Ros luruh. Pikirannya terisi hal-hal negatif, ia kembali mengingat saat kecelakaan. Ros menggelengkan kepalanya, tak boleh...

"A yah ka li an ma na? Ba yi bun da ma na?" tanya Ros terisak

"Anak bunda sudah lahir dengan selamat." jawab Naina

"Dan sangat tampan, perpaduan ayah dan bunda" lanjut Yura

Ros kembali menangis, lega....

"Alhamdulillah" ucapnya berbisik

"Di ma na put ra bun da?"

"Adik masih ada dalam inkubator, karena terlahir kurang bulan. Tapi bunda tenang saja, semuanya baik dan juga sehat." jawab Naina tersenyum, ia mencoba mengalihkan pembicaraan mengenai ayah Ezra.

"Bunda sekarang istirahat ya, agar segera pulih. Dan nanti bunda bisa bertemu dengan baby, baby pasti sangat senang bertemu dengan bunda. Dia sudah merindukan bunda loh" ucap Naina

"Tapi baby sangat soleh bun, dia jarang rewel." sambung Yura, Ros tersenyum

Tak lama, Ros pun terlelap. Naina dan Yura saling tatap dan menghembuskan nafas lega, mereka tersenyum.

"Ayo kita keluar" ajak Naina, Yura mengangguk

Mereka pun melangkahkan kakinya keluar, dengan wajah tersenyum. Meski dengan mata bengkak, mereka tetap cantik.

Naina langsung memeluk sang suami, sedangkan Yura langsung memeluk Langit.

"Sudah lega?" tanya Ken dan Langit, Naina dan Yura mengangguk

"Bagaimana?" tanya Rania, Kinan dan Hana

Mereka mendapat kabar, bila Ros telah siuman. Dengan tergesa, mereka langsung datang. Bahkan penampilannya pun masih memakai baju kebangsaan, daster

"Ma..." panggil Rei dan Calvin terbengong

"Haish... bagaiman Ros? Katanya sudah siuman?" tanya Kinan, seraya memukul pelan lengan sang suami

"Ahh... iya Ros sudah siuman." jawab Calvin

Naina dan Yura melerai pelukan dari para prianya dan berlari memeluk ketiga wanita tersebut.

"Bunda sudah bangun, hiks." ucap Naina

"Ya, bunda bangun." lanjut Yura

"Alhamdulillah ya Allah" ucap ketiga wanita tersebut

Lina juga ingin ikut saat mendengar bundanya siuman, namun ia tak bisa meniggalkan anak-anak. Apalagi Zea dan Naomi, kedua anak Naina yang masih kecil. Ia pun memilih untuk datang, setelah ketiga wanita yang menjadi ibu nya juga kembali.

"Apa mama boleh masuk?" tanya ketiga wanita tersebut

"Bunda baru saja tertidur, tadi sempat shock saat menyadari bila baby sudah lahir dan juga menanyakan ayah Ezra." jawab Naina

"Tidak apa-apa, kami tidak akan berisik" ucap Kinan

Naina mengangguk

Ketiga mama pun masuk ke dalam, dengan perlahan. Agar tidak mengeluarkan suara dan membangunkan Ros, mereka meneteskan air mata. Setelah melihat, bila di tubuh Ros sudah tidak terpasang banyak kabel.

"Syukurlah" ucap Rania berbisik, seraya menutup mulutnya dengan punggung tangannya.

"Ya, aku merindukannya." ucap Kinan

"Aku juga rindu semua tentangnya" lanjut Hana

Mereka mendekatkan diri mereka ke ranjang, satu per satu mencium kening Ros.

"Cepat pulih Ros, agar kamu bisa segera menyusui putramu." ucap Kinan berbisik

"Ya, agar kamu juga bisa melihat begitu tampannya putramu" ucap Hana

"Tak ada yang di rindukan putramu, selain pelukan kalian sebagai orang tua. Terutama ibunya..." ucap Rania

Setelah selesai, mereka langsung keluar dari ruangan tersebut.

Bersamaan dengan masuknya dokter Salman ke ruangan ICU Ezra, wajah panik pun kembali terlihat di wajah semua orang.

"Ada apa?

...****************...

Tadinya ga akan double, karena ada yang bikin ambyar😒😒😒

Tapi.... ga apa deh😁😁😁

...Happy Reading all💓💓💓💓...

Terpopuler

Comments

mama_im

mama_im

😘😘😘😘😘😘😘 chayank emaaakk..
salahin ambu mak, aq mah cuma ngetawain ambu 🤣🤣🤣

2024-02-01

12

Zahra

Zahra

kenapa tu dengn ayah ezra,semoga ayah ezra cepet siuman juga ya

2024-03-13

1

Zahra

Zahra

tenang bunda anak bunda selamat

2024-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Senior Belagu
3 Senior yang Ngeyel
4 Lost Contact
5 Kondisi Ezra dan Ros
6 Pindah Rumah Sakit
7 Hukuman
8 Amarah Naina
9 Kabar Baik
10 Kabar Baik Lagi
11 Hadiah untuk 3 Dokter
12 Felicia
13 Cery
14 Hadeeehhhh
15 Kekesalan Langit
16 Tak berkutik
17 Murid Baru
18 Pertemuan Tak Terduga
19 Kepala Sekolah Berulah
20 Adu Mulut
21 Keterkejutan Tania dan Ara
22 Akhir dari Tania dan Arabella
23 Perlombaan di Mulai
24 Perlombaan
25 Netan, Setan, Necan
26 Key Marah
27 Kondisi Nenek
28 Guntur namanya
29 Keterkejutan Baskoro
30 DUKA
31 Berita Kematian
32 Duka yang Mendalam
33 Keributan
34 Keturunan Reinhard
35 Tranding topik
36 Baskoro dan Dina 1
37 Baskoro dan Dina 2
38 Cieeee.... Charlie Angel!!!
39 Jalan-jalan ke mall
40 Judulin sendiri, ok!!
41 Kedatangan Ayah Satria
42 Akhir dari Damar dan Sakti
43 Naomi.... Naomi....
44 Penyerangan
45 Ada Apa Dengan Hari ini?
46 Salah Cari Lawan
47 Part 47
48 Hari Bercocok tanam bersama NomNom
49 Lamaran Dadakan
50 Pernikahan Baskoro dan Hana
51 Nggak Level
52 Chat an
53 Mulai Bergerak
54 Pertarungan
55 Yura Terluka
56 Kondisi Yura
57 Pembalasan
58 Yura Bangun
59 Yura dan Ros
60 Happy Birthday Love
61 Danu
62 Danu 2
63 Operasi Berjalan Lancar
64 Part 64
65 Feli
66 Part 66
67 Ibu Danu Siuman
68 Rita calon Masalah
69 Fitnah
70 Waaahhhh
71 Part 71
72 Masa Lalu Menyakitkan
73 Cerita Cery
74 Masih tentang Cery dan Kalingga
75 Dinar dalam Bahaya
76 Amarah Yura
77 Kepanikan Langit
78 Dinar Koma
79 Hukuman yang Pantas
80 Kondisi Ibu Kandung Dinar
81 Operasi
82 Dinar Siuman
83 Kepulangan Danu dan Arum
84 Tentang Dela
85 Dinar kembali drop
86 Tentang Aylin
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Awal Mula
2
Senior Belagu
3
Senior yang Ngeyel
4
Lost Contact
5
Kondisi Ezra dan Ros
6
Pindah Rumah Sakit
7
Hukuman
8
Amarah Naina
9
Kabar Baik
10
Kabar Baik Lagi
11
Hadiah untuk 3 Dokter
12
Felicia
13
Cery
14
Hadeeehhhh
15
Kekesalan Langit
16
Tak berkutik
17
Murid Baru
18
Pertemuan Tak Terduga
19
Kepala Sekolah Berulah
20
Adu Mulut
21
Keterkejutan Tania dan Ara
22
Akhir dari Tania dan Arabella
23
Perlombaan di Mulai
24
Perlombaan
25
Netan, Setan, Necan
26
Key Marah
27
Kondisi Nenek
28
Guntur namanya
29
Keterkejutan Baskoro
30
DUKA
31
Berita Kematian
32
Duka yang Mendalam
33
Keributan
34
Keturunan Reinhard
35
Tranding topik
36
Baskoro dan Dina 1
37
Baskoro dan Dina 2
38
Cieeee.... Charlie Angel!!!
39
Jalan-jalan ke mall
40
Judulin sendiri, ok!!
41
Kedatangan Ayah Satria
42
Akhir dari Damar dan Sakti
43
Naomi.... Naomi....
44
Penyerangan
45
Ada Apa Dengan Hari ini?
46
Salah Cari Lawan
47
Part 47
48
Hari Bercocok tanam bersama NomNom
49
Lamaran Dadakan
50
Pernikahan Baskoro dan Hana
51
Nggak Level
52
Chat an
53
Mulai Bergerak
54
Pertarungan
55
Yura Terluka
56
Kondisi Yura
57
Pembalasan
58
Yura Bangun
59
Yura dan Ros
60
Happy Birthday Love
61
Danu
62
Danu 2
63
Operasi Berjalan Lancar
64
Part 64
65
Feli
66
Part 66
67
Ibu Danu Siuman
68
Rita calon Masalah
69
Fitnah
70
Waaahhhh
71
Part 71
72
Masa Lalu Menyakitkan
73
Cerita Cery
74
Masih tentang Cery dan Kalingga
75
Dinar dalam Bahaya
76
Amarah Yura
77
Kepanikan Langit
78
Dinar Koma
79
Hukuman yang Pantas
80
Kondisi Ibu Kandung Dinar
81
Operasi
82
Dinar Siuman
83
Kepulangan Danu dan Arum
84
Tentang Dela
85
Dinar kembali drop
86
Tentang Aylin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!