Bab 11: Pohon Besar

Senjata tembak itu disasarkan tepat kepada sebuah batu di daerah perbukitan.

Cekreeekkkkk

"Doorrrr!"

Duarrrr

Batu itu terpecah hancur dan berserakan dimana-mana.

"Hem,,,!" seorang lelaki tersenyum miring melihat alat tembaknya masih berfungsi dengan normal.

...*****************...

Irwan berjalan sendiri kembali ke perkemahan. Seperti biasanya, firasatnya atas sekelilingnya terasa lekat.

Saat Irwan berjalan akan menuju perkemahan, Dia merasa ada sosok yang memperhatikannya dari jauh. Seperti hari pertama Dia mendapatkan mesin ketik kuno lalu. Namun, ada yang berbeda kali ini. Dia lebih merasa merinding dibandingkan yang dulu.

Meski mata telah menyapu ke seluruh arah, namun lagi-lagi, kali ini Irwan tidak menemukan sosok yang memperhatikannya saat itu.

"Kenapa bulu kudukku terasa merinding?" gumam Irwan.

Dari jarak jauh, seorang lelaki yang terlihat memakai seragam tentara serta dilengkapi dengan topinya.

Dia berdiri di balik salah satu pohon yang berada di dalam hutan.

Pohon yang paling besar diantara pohon di sana, auranya sangat lekat saat melihat pohonnya. Dengan banyak akar yang menjalar ke bawah. Daun yang bergerombol serta batang yang kokoh terlihat tegak dan menjulang dengan sombong.

Dalam pertengahan perjalanannya, Irwan sempat memandang pohon itu sejenak.

Wooooshh

Tanpa sopan santun lagi-lagi angin menerjangnya.

Rasanya sungguh dejavu dan horor.

Melihatnya saja, Irwan mengerti. Ada sesuatu di pohon itu. Membuat Irwan memutuskan ingin segera kembali ke perkemahan agar berkumpul dengan anggotanya yang lain.

...****************...

Sudah 5 hari sejak berlalu perkemahan dilakukan. Ketersediaan bahan pangan sudah menipis.

Karena melihat keadaan demikian, Pak ketua memutuskan bahwa liburan di pulau Sempu kali ini telah selesai.

"Semua anggota, karena ketersediaan bahan pangan Kita telah habis, Saya memutuskan bahwa sore ini. Silahkan kemasi barang kalian masing-masing. Dan jangan sampai ada yang ketinggalan. Kita akhiri liburan ini sore ini. Dan kembali ke rumah. Semoga dalam perjalanan Kita nanti tidak ada kendala dan Kita selamat semua" kata Pak Ketua.

"Baik" jawab serentak anggota semua.

Dengan segera Mereka semua sibuk mengemasi tenda dan barang Mereka masing-masing.

...****************...

"Wan, Aku berharap Kita lebih lama di sini. Karena wilayah sana belum sempat Kita telusuri" kata Budi dengan menunjuk wilayah pohon besar di selatan perkemahan tepatnya di tengah-tengah hutan.

"Lebih baik jangan ke sana" kata Irwan.

"Kenapa?" tanya Budi.

"Di sana adalah wilayah terlarang" kata Irwan.

"Benarkah? Kamu kata siapa? Bagaimana Kamu bisa tahu? Kenapa bisa menjadi wilayah terlarang?" tanya Budi penasaran.

"Banyak sekali pertanyaanmu Bud, Aku bingung mau menjawab yang mana" kata Irwan.

"Namanya pertanyaan ya dijawab semua lah Wan, lalu Kamu kata siapa jika area itu terlarang?" tanya Budi.

Mereka saling bercakap dengan sibuk mengemasi tenda-tenda Mereka.

"Kataku" jawab Irwan.

"Hah, Kamu tahu? Padahal Aku sudah serius mendengarnya belahan jiwaku" kata Budi dengan tersenyum jengkel kepada temannya.

"Ha, ha, ha, lalu apa bedanya Kamu serius dan bercanda?" goda Irwan.

"Tentu saja beda. Aku pikir Kamu serius mengatakan hal itu tadi" kata Irwan.

"Aku serius, memang wajahku seperti bercanda?" kata Irwan.

"Hah, ruwet sekali sih bicara denganmu" kata Budi.

"Hi, hi, hi, hi," kata Irwan terkekeh melihat expresi Budi yang menggambarkan kekesalan. Karena tidak bisa melawan perkataan Irwan.

Semua sudah beberes dan siap untuk perjalanan pulang.

Tentu saja Irwan juga mengemasi mesin ketik kuno yang telah Dia temukan di pulau itu.

Budi yang mengenal Irwan sejak 10 tahun yang tidak pernah dekat dengan gadis. Karena alasan Dia yang miskin dan lebih tertarik sibuk mencari uang daripada berkencan. Secara tiba-tiba di perkemahan Irwan telah dekat dengan seorang gadis. Membuat gadis itu menjadi wanita yang paling berkesan dalam hidup Budi.

Pandangan Budi menyapu ke semua anggota yang sedang berjalan untuk menuju kapal penumpang.

Budi mencari gadis itu diantara kerumunan anggota.

Namun, Budi tidak menemukan sosoknya diantara Mereka.

"Wan, dimana nona?" kata Budi.

"Nona maksudmu gadis itu?" tanya Irwan memastikan.

"Iya lah, siapa lagi gadis yang mau dekat denganmu selama ini selain Dia?" kata Budi.

"Aku sudah bilang padanya tidak ingin melihatnya selamanya" jawab Irwan.

"Apa? Kamu sudah gila ya? bagaimana mungkin gadis secantik nona Kamu usir dengan kasar seperti itu?" kata Budi.

"Aku tidak ingin berurusan dengan perempuan. Hidupku selalu menjadi rumit jika dekat dengan Mereka" kata Irwan.

"Iya tapi, bagaimana jika Dia benar-benar melakukan perintahmu. Dengan perintah Kamu yang tidak ingin bertemu dengannya, bahkan Aku tidak melihatnya naik kapal bersama Kita" kata Budi.

"Mungkin Kamu hanya tidak melihatnya Budi" kata Irwan.

"Tidak Irwan, Aku yakin melihat semua orang yang masuk ke kapal, dan nonamu itu tidak ada diantara Mereka" kata Budi.

"Bagaimana jika Dia masih bersembunyi demi melakukan perintahmu. Dan Dia tidak naik kapal karena demi perintahmu juga" kata Budi.

"Hah, kalau memang itu benar. Berarti Dia memang gadis yang bodoh" kata Irwan.

"tapi Irwan" kata Budi.

"Dia sudah besar Budi, Dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Dan mengerti bagaimana seharusnya Dia bersikap" tegas Irwan.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Gadis itu hantu Budi, prginya tinggal ngilang aja gk usah naik kpal 🤭

2024-04-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!