Bab 4: Tetesan Darah

Hari mulai gelap. Kayu bakar yang telah terkumpul di barat perkemahan. Kini diambil seperempat dari bagian untuk dibakar, dan digunakan sebagai api unggun. Ini adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh seseorang yang sedang berkemah. Selain bermanfaat sebagai penerangan, hal ini juga bisa mendapatkan sensasi hangat di sekitar api unggun nya.

Kayu di pindahkan secara bersama-sama oleh Tim pencari kayu di hutan yang telah diberi tugas tadi. Salah satunya adalah Irwan. Saat Irwan menggotong beberapa kayu untuk di pindahkan ke baratnya, seketika Dia merasa ada sosok yang memperhatikannya dari kejauhan. Saat Irwan mencari sosok itu, meski ekor matanya telah mengelilingi ke segala arah. Namun, Dia tidak menemukan seseorang yang mengamatinya di tengah-tengah perkemahan sana.

"Mungkin hanya perasaan ku saja" gumam Irwan.

...****************...

Api unggun telah dibakar. Tim yang mendapat bagian untuk menyiapkan bahan pangan, sekarang waktunya Mereka bertindak. Ada yang sedang membakar ikan di atasnya. Ada juga yang membuat sub, mie instant dan menanak nasi di atasnya.

"Bagaimana menurutmu Ir? Bukankah melakukan wisata alam seperti ini sangat menyenangkan?" kata Budi.

Dengan membersihkan mesin ketik kuno yang baru saja Dia temukan. Irwan menjawab percakapan temannya Budi.

"yah,,, tidak buruk juga" kata Irwan.

"Jawaban apa itu? Sungguh tidak memuaskan" kata Budi.

"Saya sangat menyukai hal seperti ini, tapi apa perasaan itu harus di gambar kan secara berlebihan?" kata Irwan.

"tentu saja, bisa saja kan? hal yang sederhana kamu lakukan itu bisa membuat orang yang berbicara dengan mu merasa senang" kata Budi.

"Baiklah, Saya sangat suka wisata alam ini, rasanya sangat natural dan menyenangkan. Bisa bersama-sama, bergotong royong, dan berkumpul seperti ini. Karena tidak dipungkiri manusia adalah makhluk sosial bukan?" kata Irwan.

"Iya memang. Tapi di waktu yang seharusnya kita bersenang- senang. Kenapa Kamu justru mengurus barang rosokan seperti itu?" kata Budi dengan menunjukkan mesin ketik kuno yang berkarat itu.

"menurutku di dunia ini hal yang paling membosankan adalah menunggu. Jadi Aku melakukannya agar tidak merasa bosan menunggu masakan matang" kata Irwan.

"Hah, dasar. Daripada mengurus hal semacam itu. Kalau Saya sih, mending mencari gadis yang bisa diajak ngobrol" kata Budi.

Ekor Budi mengarah ke semua tempat. Lalu terpaku dengan seorang gadis yang sedang duduk sendiri di antara perkemahan.

"nah, itu Dia! Aku tinggal dulu ya Ir" kata Budi.

"Siapa tahu pulang dari sini Aku bisa dapat ikan yang manis" kata Budi.

"Hah, dasar berandal!" jawab Irwan.

Saat Irwan sedang membersihkan mesin ketik kuno itu di depan tendanya sendirian, Lagi-lagi Dia merasa firasatnya ada sosok yang mengawasi nya dari jauh.

Mata Irwan mencari sosok yang mengawasi nya itu, namun lagi-lagi Dia tidak menemukan siapa pun yang sedang melihatnya.

"Kenapa rasanya seperti ada yang melihatku" gumam Irwan.

"Hah, mungkin firasatku saja yang terlalu overthinking" gumam Irwan.

Tangan Irwan terus menggesek-gesekkan kain perca di mesin ketik kuno itu secara berulang-ulang.

Saat Irwan membersihkan dengan menggesekkan perca ke alat mesin ketik kuno itu, tidak sengaja salah satu jarinya tergores sedikit oleh salah satu bagian besi di mesin ketik kuno itu. Hal ini menyebabkan jari telunjuknya tergores, dan mengeluarkan darah.

Darah yang keluar dari jari telunjuk itu menetes ke alat mesin ketik kuno itu.

"Aw" spontan Irwan.

Tes,

Tes,

Tes,

Irwan segera mengelap darahnya dengan kain perca yang sedang dipegangnya itu.

Tak ada satu menit, saat Irwan hendak mengelap Darah yang sudah menetes ke alat mesin ketik kuno tadi, niatnya terurungkan.

Karena anehnya Darah itu sudah tidak terlihat. Bercak nya saja tidak ada, apalagi darahnya telah hilang. Seperti tidak pernah ada Darah yang menetes ke mesinnya.

"loh, tadi jelas-jelas menetes di sini. Sekarang kok sudah bersih?" gumam Irwan kebingungan dan merasa aneh.

...----------------...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***