Bab 6: Tuan dan Nona

"Irwan" panggil Budi dengan menghampiri tempat dimana Irwan berdiri.

Setelah Mengetahui gadis yang akan diajak nya mengobrol menghilangkan jejak, Budi langsung membalikkan langkahnya kembali kepada Irwan.

Namun siapa sangka jika gadis yang akan Dia hampiri beberapa detik lalu kini sudah berdiri di samping Irwan.

"Ah, langkah kaki nona ternyata cepat sekali ya?" sapa Budi.

"tadi Saya mau menghampiri nona saat nona duduk di sana. Ternyata nona sudah berada di sini" kata Budi.

Saat Budi mengajak bicara kepada gadis itu, gadis itu tidak mengekspresikan wajahnya apa pun. Datar dan acuh. Sikapnya sangat berbalik dibandingkan kepada Irwan tadi.

Melihat expresi gadis itu yang datar dan acuh kepada Budi, membuat Budi merasa canggung telah datang ditengah-tengah percakapan Mereka.

"Sepertinya Saya telah mengganggu percakapan kalian. Hah, Kamu memang menyebalkan Irwan. Bisa-bisanya Kamu memiliki kekasih gadis secantik itu tapi tidak pernah menceritakan nya padaku" kata Budi.

"Eh, tu, tunggu. Aku tidak mengerti maksud ucapan mu!" kata Irwan.

"Hei, kembali lah,,, Budi" kata Irwan.

Tanpa memperdulikan ucapan Irwan. Budi sengaja meninggalkan Mereka berdua.

"Maaf nona, temanku memang suka sekali bicara asal. Jadi jangan mendengarkan nya" kata Irwan.

"baik Tuan" jawab gadis itu.

Mendengar kata Tuan dari gadis itu membuat Irwan tidak nyaman. Karena Irwan menyadari jika Dia hanya lah seorang anak dari keluarga yang sederhana.

"Apa mungkin karena Dia belum tahu Namaku? makanya Dia memanggilku demikian?" pikir Irwan.

"nona bisa memanggil Saya Irwan" kata Irwan.

"baik Tuan Irwan" jawab gadis itu.

"maksud Saya, tidak perlu ada Tuannya, cukup Irwan saja" kata Irwan.

"Anda telah melakukan perjanjian, dan karena itulah Anda adalah Tuan Saya mulai sekarang" ucap gadis itu.

"perjanjian apa maksudmu?" tanya Irwan.

"perjanjian Tetesan darah" jawab gadis itu.

"Saya tidak mengerti Maksudmu nona. Sepertinya nona sedang sakit. Jadi nona bisa kembali ke tenda nona. Di dekat sini adalah tenda kelompok laki-laki" kata Irwan.

Tanpa menjawab perkataan Irwan. Irwan yang berjalan melangkah kembali ke tenda terus saja diikuti oleh gadis itu.

Merasa diikuti, membuat Irwan membatalkan niatnya untuk masuk ke tenda. Akhirnya Irwan kembali ke api unggun. Dimana Budi juga berada di sana.

Dan gadis itu selalu mengikuti Irwan kemana pun Dia melangkah.

Hal ini membuat Irwan merasa tidak nyaman, apalagi saat itu adalah malam hari.

"siapa namamu nona?" tanya Budi yang sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya sahabatnya yang tidak biasa itu.

"awalnya Saya tidak memiliki nama. Tapi sekarang, sepertinya Tuanku suka memanggilku dengan nama itu" jawab gadis itu.

"Tuan? Nona punya Tuan siapa?" tanya Budi.

"Tuan Irwan" jawab gadis itu.

Mendengar jawaban gadis yang menurut Budi sangat polos itu. Membuat Budi berfikir jika gadis itu sangat siap untuk di nikahi oleh Irwan. Hingga menganggap Irwan adalah Tuannya.

"Wan, Kamu benar-benar beruntung telah ikut perjalanan wisata ini. Lihat, Dia telah menganggap mu Tuan" bisik Budi kepada Irwan.

"menurutku Dia gadis yang aneh" jawab Irwan.

"Kamu itu sangat tidak peka sekali sih, jika wanita telah menganggap laki-laki adalah Tuannya, berarti Dia siap untuk Kamu nikahi bodoh" kata Budi.

Setelah saling berisik dengan sahabatnya, Budi bertanya lagi kepada gadis itu.

"Kalau boleh tahu, nama apa yang diberikan oleh Tuan Irwan?" tanya Budi.

"Tuan sering memanggilku dengan nama nona" jawab gadis itu.

"owh ma'afkan Saya jika ternyata panggilan nona itu adalah panggilan kesayangan kalian" kata Budi.

"maaf ya Irwan" kata Budi.

Karena merasa jawaban gadis itu dari tadi sangatlah tidak jelas. Membuat Irwan ingin meluruskan dan menjelaskan semuanya.

Irwan menarik tangan gadis itu dan menarik nya ke tempat yang lebih sepi. Dan nyaman untuk berbicara untuk dua orang.

"nona dari tadi nona selalu mengikuti, dan menganggapku sebagai Tuan. Jujur saja, Saya benar-benar tidak mengerti dengan sikap nona yang demikian" kata Irwan.

"Tuan, bukankah Tuan telah membuat perjanjian? Dan Tuan lah yang membuka segelku? " kata gadis itu.

"perjanjian? Segel? Apa maksud ucapan nona?" tanya Irwan kebingungan.

"Tetesan darah Tuan yang membuat Saya bisa bebas dari segel dan saat itulah perjanjian juga akan dimulai" jawab gadis itu.

"Saya akan mengingat-ingat ucapan apa yang Kamu maksud itu terlebih dahulu. Jadi sekarang kembalilah ke tempat mu terlebih dahulu!" kata Irwan.

"baik Tuan" jawab gadis itu.

"Tuan lagi, bisakah nona tidak memanggilku dengan sebutan itu?" kata Irwan.

Irwan yang pandangannya tadi menoleh sebentar saat bercakap, saat Dia melihat ke arah gadis tadi berdiri. Tiba-tiba Dia telah menghilang.

"loh? Sudah kedua kali nona itu menghilang dengan cepat" pikir Irwan.

"Jangan bilang Dia adalah gadis gila yang ingin mempermainkanku" pikir Irwan.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Rose Yura🌹

Rose Yura🌹

irwan masih bingung 🤭

2024-04-30

0

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ🍁🦂⃟τᷤяᷤιᷫαꪶꫝ𝓐𝔂⃝❥❣️

sepertinya Irwan masih belom ngeuh klo itu adalah penunggu mesin ketik kuno 😁🤭

2024-04-12

3

wkwkwkw kaya jin lampu ajaib dong cuma yg ini dr mesin tik

2024-04-08

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!