Ancient Typewriter (Mesin Ketik Kuno)
Tik, tik, tik, tik, tik, tik,
Terlihat semua orang sedang focus pada layar laptop di depan mata Mereka masing-masing.
Di sebuah ruangan salah satu universitas Madianarga. Ada sebuah Komunitas yang berdiri sejak tahun 1998. Sebut saja nama organisasinya adalah PP singkatan dari Panglima Penulis. Komunitas ini dulu didirikan oleh kelompok mahasiswa jurusan Sastra.
Meski berdiri pada puluhan tahun lalu. Hebatnya hingga sampai saat ini, Komunitas ini terus berjalan dan masih aktif hingga sekarang.
Hal ini tidak jauh berkat dari senior yang selalu menyuport Komunitas. Meski telah menjadi seorang Alumni dari Universitas.
Beberapa senior dari Mereka juga telah berkeluarga dan bekerja. Namun, Merekka tetap memiliki waktu untuk berkumpul di pertemuan Komunitas itu. Inilah salah satu sebab Komunitas itu tetap hidup dan aktif hingga sekarang.
Dan salah satu alasan yang kuat, banyak rumor mengatakan bahwa semua anggota yang masuk di Komunitas itu akan terjamin sukses menjadi seorang penulis.
Karena di dalamnya ada salah seorang produser yang memiliki koneksi banyak sponsor hebat yang terkadang memang membutuhkan sebuah Naskah Novel. Untuk produksi film, drama atau Sinetron.
Namun, dari sekian Anggota tersebut. Meski sebagian dari Mereka naskahnya pernah dipublikasikan. Ada seorang penulis yang tidak ada seorang pun mengenalnya. Beda dengan Anggota yang lain. Anggota lain yang Naskahnya telah dipublikasikan. Nama penulis seketika akan melejit. Mengundang produser lain dan banyak yang berdatangan untuk meminta karya Novel lainnya padanya. Namun, hal ini tidak berlaku kepada salah satu Anggota. Namanya adalah Irwan.
Irwan besar dari keluarga yang sederhana.
Keluarga yang berkecukupan ini membuat Irwan memiliki ambisi dan impian yang besar. Impian Irwan ingin menjadi orang sukses suatu saat nanti.
Irwan memiliki jiwa yang semangat dalam hal bekerja. Karena salah satu alasannya adalah ingin menjadi orang sukses hingga dapat mengangkat derajat keluarganya di pandangan manusia.
Ambisinya ini membuat semangatnya berapi-api. Meski kadang jalannya tidak selalu mulus dan sering terjadi tidak seperti apa yang Dia harapkan.
Mengingat nama keluarganya yang telah bersusah payah membesarkannya dari kecil. Ambisi Irwan kembali setelah mengalami kegagalan.
Irwan terus bangkit. Meski gagal berulang-ulang kali. Dia tetap teguh atas pendiriannya. Dan satu kalimat yang Dia genggam. "Aku harus menjadi Orang Sukses". Kalimat itulah yang Dia pegang selama ini.
Hingga suatu saat, Komunitas penulis itu mengadakan jadwal Tamasya ke suatu tempat.
Sebagian besar Penulis memiliki sifat Introvert. Mereka juga tidak terlalu suka dengan keramaian. Jadi, tamasya kali ini dilakukan di tempat yang jarang terjamah manusia.
Sebut saja rencana liburan ini adalah ke Pulau Sempu Kota Malang Jawa Timur, Indonesia. Pulau Sempu ini merupakan salah satu kawasan Pulau Cagar Alam yang dilindungi oleh Pemerintah. Untuk mengunjunginya, bisa melewati Pantai Sendang Biru, lalu membutuhkan perahu serta surat perizinan.
Tempat yang masih asri, tidak ramai, tentu juga tidak banyak sampah di sana. Inilah yang membuat para Anggota Komunitas tertantang untuk datang ke sana.
Meski tidak 100% Anggota akan ikut. Tapi sudah lebih dari setengah menyetujui dan ikut serta dalam perjalanan ini. Dan tentu Ketua kelompok mengurus surat perizinan terlebih dahulu.
Irwan yang sudah mengalami 100 Kali kegagalan dalam hidupnya. Saat ini mentalnya benar-benar berada di titik paling bawah. Dia merasa putus asa dalam hidupnya. Karena usahanya selama ini selalu gagal.
"maaf! Aku tidak ingin ikut" kata Irwan dengan suara rendah.
"kenapa?" tanya Budi salah satu sahabat sekarib Irwan yang termasuk Anggota Komunitas dari Panglima Penulis.
"Aku benar-benar tidak ingin hidup rasanya" kata Irwan lemas.
"Hei, Kamu baru saja berumur 25 tahun saja sudah mengatakan hal yang tidak berguna sama sekali. Waktumu masih panjang Irwen" kata Budi tegas menyemangati.
"Iya, iya, Penulis yang sudah memiliki nama sepertimu. Tidak tahu rasanya gagal hingga puluhan kali. Tidak, tapi ratusan kali. Kamu tahu? Rasanya, Aku benar-benar ingin mati saja" kata Irwen.
"Hei, itu berarti Kamu wajib ikut rencana liburan ini. Aku takut Kamu sudah tinggal nama saat Aku kembali dari liburan nanti" kata Budi.
"Aku menolak" jawab Irwen.
"tidak, Kamu tidak bisa menolak. Dengar Irwen, saat ini Kamu paling butuh tempat yang bisa mendinginkan pikiran. Dan liburan ini yang paling tepat. Jadi, Kamu wajib ikut" kata Budi memaksa.
Tanpa menggubris rengekan Irwen yang tetap menolak, Budi tetap mendaftarkan Irwen.
"hei Kamu, bagaimana bisa memaksa orang berlibur" kata Irwen.
"karena Kita adalah belahan jiwa" kata Budi.
Seketika, anggota lain yang tidak sengaja mendengar percakapan Mereka menoleh ke arah Mereka berdua yang sama-sama berkelamin laki-laki.
Dan Dia berfikir,,,,
"apa Mereka seorang Gay?" batin salah satu anggotanya.
...****************...
"Em,, maksudku,,," kata Budi ingin menjelaskan, namun dipotong oleh Irwan.
"Yah,,,, terserah Kamu saja sudah" kata Irwan pasrah dengan keputusan Budi.
Setelah itu Irwan berkemas untuk segera pulang.
"Kamu mau pulang?" tanya Budi.
"Iya, Aku ingin istirahat lebih awal" kata Irwan.
"Baiklah, jangan lewat tengah jalan ya!!!" kata Budi.
"Kamu pikir Aku akan bunuh diri?" jawab Irwan.
"Siapa tahu? Apalagi 15 menit yang lalu telingaku telah mendengar seseorang berbicara ingin mati" kata Budi.
"cih" jawab Irwan dengan tersenyum tipis.
Dengan tubuhnya yang rasanya mengambang seperti kapas. Dalam rasa putus asanya Irwan hanya pasrah menyusuri jalan pulangnya.
Tatapannya kosong. Banyak hal yang Irwan pikirkan.
Tersirat, ada sebuah kenangan buruk yang Dia ingat saat Irwan masih kecil.
"prang...!!!"
Piring yang berada di rak dipecahkan oleh Ibu Irwan karena sedang marah.
"selama ini Aku sudah bersabar meski keadaan Kita selalu miskin. Aku berusaha sabar menghadapi ego dan harga dirimu yang tinggi, Aku juga bersabar mengurus anak dan keluarga ini tanpa imbalan.Tapi apa yang Aku dapat? Hinaan dari keluargamu. Aku sudah tidak kuat. Sabarku sudah diujung batas. Lebih baik Kita pisah Mas" kata Ibu Irwan.
"Plakkk"
Tamparan itu melayang di pipi Ibu Irwan.
"selama ini justru Kamu yang tidak mau bersyukur" kata bapak Irwan.
"Kamu selalu saja merasa kurang dan kurang. Kita sudah bisa menyekolahkan Irwan saja sudah sebuah nikmat. Kita bisa makan sehari-hari juga sudah nikmat. Apalagi yang membuatmu kurang ha?" kata bapak Irwan.
"meski Irwan sekarang anak yang menghabiskan uang paling banyak karena sekolah. Bisa jadi Irwan akan menjadi anak yang bisa mengangkat derajat orang tuanya suatu hari nanti. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan. Jadi, bersabarlah" kata bapak Irwan emosinya mereda.
"hah" kata Ibu Irwan dengan senyum miringnya.
"lagi-lagi ucapan sabar yang Aku dengar" gumam Ibu Irwan.
Karena telah ditampar, Ibu Irwan melampiaskan emosinya dengan membanting bantal.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Rose Yura🌹
aku udan mampir thor
2024-04-25
1
cell
ku kira ibunya mau nampar irwan
2024-04-19
1
cell
aku ngebayangin nih adengan
trs teringat sama temn laki-laki ku
2024-04-19
1