Bab 17: Sibuk

Sudah sejak 5 kali pertemuan Komunitas, Irwan tidak pernah hadir dalam perkumpulan.

Hal ini membuat Budi penasaran, sesibuk apa Irwan hingga tidak ada waktu untuk melakukan salah satu hobinya itu.

Triiiingggg

Triiiinggggg

Triiiinggggg

"ada apa?" jawab Irwan.

"hei cecunguk, Kamu dimana saja? Aku merindukanmu tahu" kata Budi.

"haz,,,, Aku sekarang menjadi orang sibuk. Jadi jangan ganggu Aku lagi" kata Irwan.

"eh, tunggu jangan ditutup dulu. Kamu sibuk apa emangnya? jangan-jangan Kamu sibuk selingkuh di belakangku ya?" kata Budi.

"dasar cemburuan. Sekarang Aku masih bekerja di toko kain sebelah rumah. Jadi, Aku sering bolos kuliah dan tidak ada waktu untuk perkumpulan karena ini. Sudah dulu ya? Atasan sedang mantau nih" kata Irwan.

Tiiiiit.

"dasar Irwan, Aku suruh kerja ikut denganku Dia tolak" gumam Budi.

"kasihan sekali keadaan anak itu. Harus bekerja keras di saat anak lain masih ber haha hihi" gumam Budi.

...****************...

"kenapa sendiri? Dimana pacarmu?" tanya seorang perempuan anggota penulis yang namanya telah terkenal.

Perempuan itu bernama Mayga. Semua anggota Komunitas tidak ada yang tidak mengenalnya. Dia adalah senior penulis yang karyanya sudah melejit hingga sampai ke manca negara. Naskahnya tidak pernah ditolak satu kali pun oleh editor serta pihak producer. Jadi dari sekian anggota. Mayga termasuk anggota yang sukses jadi penulis yang asli lahir dari Komunitas itu.

"Saya tidak memiliki pacar. Darimana Kamu bilang demikian?" jawab Budi.

"ha ha ha semua anggota Komunitas sudah tahu seperti apa hubungan kalian berdua. Bukankah tidur di ranjang yang sama suatu hal yang biasa bagi kalian?" kata perempuan penulis terkenal itu yang bernama Mayga.

Ciiitttt

Budi seketika memegangi kedua alisnya dengan kedua jari tangannya.

"Tunggu, sepertinya ada kesalahpahaman" kata Budi.

"kesalahpahaman apa maksud Tuan Budi?" tanya Mayga.

"Kami memang pernah melakukannya, tapi Kami masih normal" kata Budi.

"benarkah kalian pernah melakukan hal itu dengan sesama lelaki?" tanya Mayga terkejut.

"bukan itu maksudku. Maksudku melakukan tidur seranjang seperti yang pernah Kamu katakan tadi. Tapi Kami melakukan hal itu saat waktu benar- benar mendesak" Budi membela diri.

Tapi cara pembelaan Budi justru terdengar jika Mereka benar-benar gay.

"maksudnya, Kami tidur sekamar waktu itu karena Irwan diikuti oleh hantu perempuan. Yang mengaku sebagai kekasihnya" kata Budi menjelaskan.

"hantu perempuan?" tanya Mayga.

"iya, karena itu Irwan ketakutan dan menempel padaku. Jadi jangan salah paham hubungan Kami sebatas pertemanan tidak lebih dari itu" kata Budi.

"ah iya, sangat langka melihat pertemanan antara laki-laki seperti kalian" kata Mayga.

"ha, ha, ha, Kami sering bilang belahan jiwa itu hanya bercanda semata. Jadi jangan disimpulkan dengan serius" kata Budi.

"baiklah. Aku juga senang mendengarnya" kata Mayga.

"kenapa Kamu merasa senang?" tanya Bud.

"setidaknya tidak ada anggota yang kurang waras saja di Komunitas penulis ini" kata Mayga dengan tersenyum tipis.

Mayga berjalan meninggalkan kursi tempat Budi duduk.

"Aku kenal betul Mayga seperti apa" kata Teo.

Kebetulan saat itu tempat duduk Teo berada di dekat Budi.

"emang seperti apa?" tanya Budi.

"jika Dia menanyakan sesuatu, berarti ada sesuatu yang ingin Dia dapatkan. Entah itu Kamu atau Irwan" kata Teo.

"benarkah?" tanya Budi.

"iya berhati-hatilah. Sekali Dia punya target. Dia akan mencapai targetnya entah itu bagaimana caranya. Dan jika Dia sekali menggenggam, Dia akan mengikatnya erat-erat. Seperti halnya karir dengan ambisinya" bisik Teo.

Gleeeeek

"hari ini, mari Kita mencoba membuat sinopsis suatu karangan cerita. Siapa yang berhasil membuat sinopsis terbaik. Akan ada hadiah yang akan diberikan oleh Pak ketua sebagai wujud penghargaan dari Komunitas" kata Mayga.

...----------------...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***