Bab 8: Berkeliling menikmati Pemandangan Alam

Hoz, hoz, hoz, hoz, hoz, nafas Budi terlihat ngos-ngosan dan seluruh badannya tengah dilumuri oleh keringat.

"hah, Kamu benar-benar keterlaluan Irwan" omel Budi.

"Bagaimana Kamu bisa setega ini padaku?" omel Budi.

"Emang apa yang telah Aku lakukan padamu?" tanya Irwan tidak mengerti.

"Kau!!!!" kata Budi dengan menunjuk Irwan di depannya.

"Kau sengaja menyuruhku untuk membakar kayu yang masih basah. Dan saat Aku menggunakan minyak untuk membakarnya, Aku di marahi habis-habisan sama para penyihir" kata Budi.

"Para penyihir?" tanya Irwan dengan mengernyitkan kedua alisnya.

"I, iya penyihir, siapa lagi kalau bukan kaum hawa" jawab Budi.

"Kenapa Kamu justru dimarahi? Apa karena apinya tidak menyala?" tanya Budi.

"Bukan itu, tapi karena apinya sulit menyala, jadi Aku menghabiskan minyak 1 botol untuk menyalakannya" kata Budi.

"Seharusnya kan Mereka berterimakasih padaku karena berkatku apinya juga menyala" tambah Budi membela diri.

"Iya sih, Kamu benar. Tapi caramu juga tidak harus 1 botol minyak Kamu habiskan Budi, karena ketersediaan bahan di sini sangat terbatas dan di sini tidak ada yang jualan" kata Irwan.

"Iya pokoknya ini semua gara-gara perintahmu. Aku jadi dipukuli oleh para penyihir itu" kata Irwan.

"Ah sudahlah, besok-besok lagi Aku tidak mau melakukan hal seperti ini lagi. Sangat merepotkan" kata Budi.

"pfffftt,,, ya,,, seperti itulah rasanya hidup jika tidak memiliki uang. Ya,,, Aku maklumi sih Kamu memang tidak pernah hidup dengan kekurangan uang. Hidup itu terasa susah, saat Kita tidak memiliki uang" kata Irwan.

Deg

Budi paham betul dengan perkataan Irwan adalah penggambaran bagaimana keadaan hidupnya. Membuat Budi tidak enak untuk menanggapinya dan memilih mengalihkan topik pembicaraan.

"Tapi, dari tadi Aku datang ke perkemahan perempuan. Kenapa Aku tidak melihat nonamu yang tadi malam ya Irwan? Dimana Dia?" kata Budi.

"Kenapa Kamu bertanya padaku? Tanyakan saja pada teman-temannya" kata Irwan.

"Hah, percuma saja bertanya padamu" kata Budi.

"Wah, wah, pemandangan di sini sangat indah dari tadi, Aku baru sadar sekarang. Cepat fotokan Aku di sini Irwan. Aku akan menganggapnya sebagai permintaan maafmu" kata Budi.

"Ya, baiklah" kata Irwan.

Cekrekkk, Cekreek, cekreeek.

...****************...

Siang itu banyak dari anggota mulai beraktifitas.

Ada anggota yang membawa gitar dan memainkannya di sebelah api unggun. Ada juga yang mulai mendaki daerah bukit sekitar. Ada juga yang memanggang jagung untuk dijadikan camilan.

Sedangkan Budi dan Irwan seperti kesepakatan Mereka saat hendak berangkat, Mereka berjalan mengelilingi semua tempat lalu berfoto saat pemandangannya indah.

Hingga tak terasa hari mulai sore. Budi dan Irwan yang telah menelusuri 4 bukit, kini Mereka memutuskan kembali ke perkemahan.

"hari sudah mulai sore, sebaiknya Kita kembali sekarang Bud" kata Irwan.

"Iya Kamu benar. Ayo kembali!" kata Budi.

Sambil berjalan pulang, Mereka saling bercakap.

"kira-kira rencananya Kita sampai berapa hari berkemah di sini?" tanya Irwan.

"kalau kata Pak ketua sih, sekitar 1 minggu" jawab Budi.

"Tapi, jika kondisi bahan pangannya sudah menipis, mungkin Kita akan kembali saat itu" tambah Budi.

"Yah, kalau kembali belum merasa puas, sangat disayangkan. Karena belum tentu Kita bisa kembali di sini lagi kan suatu saat?" kata Irwan.

"Iya, itu maksud Saya. Jadi selama liburan. Mari Kita berkeliling sepuasnya, dan menjelajahi setiap sudut pulau ini" kata Budi.

"Hemm,,,, Saya harap tekadmu sama dengan rencanamu tadi ya Budi, jangan oleng ditengah-tengah jalan seperti tadi" kata Irwan mengingatkan.

Irwan mengingat bagaimana rekannya saat menempuh perjalanan hingga 4 bukit ini tadi, Budi tidak berhenti mengomel dan mengeluh kata capek saat berjalan. Budi juga beberapa kali meminta waktu istirahat untuk duduk. Hingga membuat waktunya terulur panjang.

"Ha, ha, ha, kan Saya masih belajar hidup sederhana Irwan" kata Budi.

Ya,,, orang sekelas Budi yang kemana-mana selalu diantar sopir hanya duduk manis di belakang kursi mobil. Kini saat Dia menjelajah alam harus mendaki dan berjalan dengan kedua kakinya sendiri. Tentu saja ini adalah sebuah hal yang baru bagi Budi.

Sedangkan Irwan sudah terbiasa hidup berjalan di bawah panas, kerja keras, dan banting tulang. Jadi melakukan demikian adalah hal yang biasa baginya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Dasar Budi ank manja yaa..

2024-04-13

2

Dewi Payang

Dewi Payang

5 🌹buat kak author

2024-02-29

2

Dewi Payang

Dewi Payang

Udah makanan sehari2 ya bang Irwan😁

2024-02-29

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!