Bab 13

"Abang mau kemana?" tanya Salsabila saat melihat Kashafa yang sudah terlihat rapi. Pria itu menoleh ke arah Salsabila sekilas lalu kembali memakai sepatunya.

"Abang mau malam mingguan dulu. Di rumah ya sama Mamah dan Papah," jawab Shafa.

"Aku ikut," sahut Salsabila membuat Mamah Kaira yang duduk di sofa bersama suaminya mengulum senyum. Terlebih saat melihat ekspresi putranya yang diam menganga menatap Sabil.

"Nggak semua yang gue lakuin terus loe harus ikut, Neng!" ujar Shafa frustasi.

"Ajak saja, Fa. Kasihan di rumah. Biar healing," ujar Mamah memberi saran.

"Mau jalan sama Ratu, Mah. Yang ada mereka ribut," tolak Shafa. Dia segera beranjak lalu melangkah menuju pintu. Namun seakan tuli Salsabila segera berlari dan melangkah mendahului Shafa menuju garasi. Gadis itu bergegas naik ke atas jok motor menunggu Kashafa yang melangkah mendekat. Namun bukan ke arahnya, melainkan Shafa masuk ke dalam mobil.

"Abang," rengek Salsabila dengan tatapan pias.

Shafa terkekeh melihat wajah pias Salsabila. Dia meraih ponselnya untuk lebih dulu menghubungi Ratu yang kini masih menyelesaikan pemotretan.

"Aku tunggu di cafe tempat biasa."

"..."

"Oke.." Shafa mematikan panggilan itu lalu melihat ke arah motornya. Sudah tak ada lagi Salsabila di sana. Dia tersenyum miring lalu bergegas pergi menuju cafe tempat mereka janjian.

...****************...

Sampai di cafe Shafa segera masuk dan mencari tempat duduk. Terlihat ramai karena malam minggu. Ratu pun belum sampai membuatnya harus bersabar menunggu. Shafa memilih duduk di sisi pojok ruangan. Namun saat dia berbalik ingin memesan minuman, tatapannya berpusat pada gadis cantik yang berjalan menghampiri. Entah bagaimana caranya gadis itu bisa mengikuti.

"Hachie? Loe naik apa kok bisa sampai sini?" tanya Kashafa tetapi Salsabila tak menjawab dan tiba-tiba duduk di pangkuannya. Shafa terkejut lalu menoleh ke sekitar. Ada beberapa orang yang memperhatikan. Shafa kembali menoleh ke arah Salsabila dan meminta gadis itu untuk duduk sendiri.

"Duduk sini!" titah Shafa. Pria itu mengalah. Dia meminta Salsabila beranjak sebentar lalu melepaskan diri dari gadis itu. Shafa membiarkan Salsabila untuk duduk di kursinya. Setelah itu ia melangkah untuk duduk di seberang Salsabila. Masih terheran-heran, Shafa kembali menatap Salsabila yang saat ini terlihat seperti orang kesakitan.

"Neng loe kenapa? Heh, loe belum jawab pertanyaan gue dari tadi. Loe naik apa kesini?" cecar Shafa yang begitu penasaran.

"Bagasi mobil Abang kan belum tertutup rapat. Aku naik di sana. Aku kan bilang mau ikut. Sekarang aku haus, Bang. Dada aku sesak. Pesankan aku  minum," rengek Salsabila lalu merengut menatap Kashafa yang diam menganga mendengar penjelasannya. Pria itu mengusap kasar wajahnya lalu menggelengkan kepala.

"Sumpah ini momongan gue nggak bisa ditinggal. Gue mau pacaran aja nggak bisa." Kashafa memanggil waiters lalu memesan dua gelas minuman untuk mereka. Pria itu pun melihat ke arah ponselnya yang berdering. Ratu menghubungi, dapat Shafa lihat kekasihnya sudah datang dan mencari.

Shafa mengangkat tangannya dan Ratu tersenyum melihatnya. Wanita itu segera melangkah mendekat lalu mengecup kedua pipi Shafa.

"Sayang udah lama?" tanya Ratu dengan manja.

"Lumayan, duduk!" jawab Shafa lalu mempersilahkan Ratu untuk duduk.

Ratu mengangguk, dia berbalik dan hendak duduk tetapi begitu terkejutnya dia melihat keberadaan Salsabila yang memasang wajah imut menatapnya. Ratu kembali menoleh ke arah Shafa kemudian menunjuk ke arah Salsabila.

"Yang bener aja, Sayang. Kita ini mau malming loh. Kenapa kamu ngajak dia? Segitunya kamu sama dia?" tanya Ratu dengan hati yang menggebu.

Shafa menarik nafas dalam. Dia tau Ratu pasti tak akan terima ada wanita lain bersamanya. Terlebih Ratu tau jika Salsabila orang lain. Namun Shafa tidak mungkin menyuruh Salsabila untuk pergi. Sementara gadis itu tak tau jalan pulang.

"Sini duduk di samping aku!" Shafa meraih tangan Ratu dengan lembut agar duduk di sebelahnya tetapi Salsabila segera beranjak lalu menempati kursi yang Shafa berikan untuk Ratu.

Ratu tercengang melihat itu. Wanita itu mendengus kesal melihat sikap Salsabila yang begitu ingin menempel pada kekasihnya. Begitupun dengan Shafa yang dibuat semakin frustasi.

"Neng jangan gini! Biarain Ratu duduk," tegur Shafa pada Salsabila.

"Itu tempat duduk, Bang. Tadi kan Kak Ratu mau duduk di situ." Salsabila menunjuk tempat duduk bekasnya tadi. Shafa pun menoleh ke arah Ratu lalu mengangguk meminta Ratu untuk duduk di sana.

"Aku pesankan minum ya." Kashafa memesankan minum saat waiters datang meletakkan minuman untuk Shafa dan Salsabila. Namun miliknya ia berikan pada Ratu terlebih dahulu.

"Mbak satu lagi ya, samain aja!" ucap Shafa pada waiters tersebut.

" Baik Kak."

Ratu terlihat bete sekali. wanita itu membuang muka. Shafa pun yang mengerti segera meraih tangan Ratu untuk agar lebih tenang.

"Jangan bete gitu!" ucap Shafa lirih.

"Kamu pikir aja sendiri," sahut Ratu lalu melirik ke arah Salsabila. Dia menatap gadis amnesia itu dengan tatapan tak suka. Terlebih Salsabila yang terlihat santai menikmati minumannya di samping Shafa.

Shafa mengikuti arah pandang Ratu. Dia pun menoleh ke arah Salsabila lalu menatap gemas gadis itu. Seakan tak terpengaruh dengan tatapan Ratu yang menatap sengit. Salsabila justru tersenyum ke arahnya.

"Kenapa? Udah nggak sesak lagi?" tanya Shafa teringat akan Salsabila yang tadi datang begitu payah. Bahkan saat datang wajah gadis itu merona hingga seperti tomat. Sekarang sudah kembali terlihat ceria.

Namun pertanyaan Shafa justru membuat Ratu tambah ilfil dengan Salsabila dan kesal pada Shafa yang terlihat perhatian. Ratu pun protes tak terima dengan sikap Shafa.

"Sayang kamu kok malah perhatian banget sich sama dia? Pacar kamu itu aku loh bukan dia. Kamu tuh anggap aku apa sich sebenarnya? Atau Gadis Amnesia ini hanya alasan kamu aja yang sebenarnya ingin selingkuh?" cecar Ratu membuat Shafa malu. Pasalnya suara Ratu yang tinggi menarik perhatian pelanggan lain.

"Kamu tuh apa-apaan sich? Jangan begini! Malu didengar yang lain! Ribut banget tau nggak! Jangan bar-bar, Ratu!" sahut Shafa lirih dengan menahan kesal. Dirinya yang dibuat geregetan dengan Salsabila sejak tadi. Kini ditambah dengan sikap Ratu yang tak bisa menahan emosi di depan umum.

Sementara Salsabila hanya diam menyaksikan dengan menggigit sedotan. Melihat kekesalan Shafa dan Ratu bergantian karena ulahnya.

"Apa? Bar-bar kamu bilang? Karena dia kamu bilang aku bar-bar? Mana ada yang terima cowoknya selalu dekat dengan cewek lain, Shafa? Kamu mikir donk! Jangan egois!" sahut Ratu lalu menoleh ke arah Salsabila. "Dan loe, loe itu ngerusak!" sentak Ratu lalu beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.

Salsabila menggigit bibir bawahnya. Dia menoleh ke arah Shafa yang terlihat frustasi. Pria itu mengusap kasar wajahnya lalu menoleh ke arah Salsabila dengan tatapan datar.

"Maaf, Bang."

"Pulang!"

Terpopuler

Comments

Tri Handayani

Tri Handayani

pesonamu lho bang shafa bikin gregetan mkanya sabil sbentar aja udah merasa nyaman g mau d tinggal apalagi ratu yg pcarnya pngin'nya berduaan.

2024-01-31

1

🍁⒋ⷨ͢⚤ 🧡УШИ🧡Hiatцs𝆯⃟ ଓε

🍁⒋ⷨ͢⚤ 🧡УШИ🧡Hiatцs𝆯⃟ ଓε

😅😅😅🤣😁...
neng Hachie ...
lama2 babang Khasafa pasti jatuh hati dan Ratu ...🤔
gimana ya mundur kah alon2 🤔
.......
makasih up nya thor..
lanjut..💪🙏

2024-01-31

1

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

kira2 dgn sikap sabil aq harap dpt mengungkap kebrokan ratu kira2 aq pikir bgtu deh bir safa puus ma cewek itu jadian aja ma sabil

2024-01-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!