Bab 15

"Bagaimana keadaan Hachie, Mah?" tanya Shafa melalui panggilan ponselnya. Dia tak dapat langsung pulang karena ingin lebih dulu menemui Ratu. Namun karena kepikiran dengan Salsabila yang sakit maka Shafa menyempatkan diri menghubungi sang Mamah untuk menanyakan kabar gadis itu.

"Sudah lebih baik. Kamu pulang jam berapa, Nak? Sudah mau magrib kok belum sampai rumah?"

"Ada perlu dulu, Mah. Alhamdulillah jika dia sudah lebih baik. Nanti jika urusan Shafa sudah selesai, aku langsung pulang. Tolong tanyakan pada Hachie mau dibawakan apa. Martabak mau nggak, Mah?"

"Tanya sendiri saja dengan orangnya ya, Nak." Mamah Kaira pun memberikan ponselnya pada Salasabila. Kebetulan gadis itu sedang duduk bersamanya menyaksikan acara televisi.

"Dari Abang," ucap Mamah Kaira lirih lalu beranjak dari duduknya untuk bersiap sholat magrib.

"Halo Abang."

"Udah sembuh, Neng?" tanya Shafa basa basi.

"Sudah, Bang." Salsabila tak menjawab banyak. Namun terlihat ukiran senyum tipis di wajahnya saat mendengar suara Shafa.

"Mau martabak nggak? Nanti pulang Abang bawain."

"Boleh, Abang dimana? Masih lama?"

"Berasa lagi telepon bini. Nanyanya detail bener. Nanti Abang pulang. Kalau ngantuk tidur aja. Abang bangunin kalau martabaknya udah ada," sahut Shafa disisipi dengan kekehan.

"Ya udah Abang ada urusan dulu. Assalamualaikum."

"Waallaikumsalam.

"Perhatian kamu tuh bikin hati aku patah tau nggak? Kamu minta ketemuan disini. Aku pikir mau minta maaf. Nggak ada dia pun kamu tetap aja sama. Sekarang gimana aku nggak curiga kalau sikap kamu aja begini?"

Sontak Shafa menoleh ke belakang. Dia melihat Ratu yang entah sejak kapan datang dan berdiri di belakangnya. Terlihat Ratu benar-benar kesal. Shafa pun bergegas beranjak lalu mendekati Ratu.

"Apa sih yang buat kamu cemburu? Status kita jelas, lalu apa yang buat kamu iri sama dia? Wajar aku begitu. Dia lagi sakit. Seandainya udah bisa balik ke rumahnya juga nggak akan kasih perhatian begini. Manusiawi aku yang nolong dia, aku yang bawa dia pulang dan aku juga yang harus tanggung jawab. Jangan seperti anak kecil, Ratu!"

"Aku seperti anak kecil? Sebenarnya aku atau kamu yang seperti anak kecil? Tujuan kita ketemu tuh untuk apa sich? Semenjak ada dia kita jadi sering berantem. Kamu tuh sadar nggak akan itu?" cecar Ratu dengan begitu emosi.

Shafa menarik nafas dalam memperhatikan kekasihnya. Mungkin benar kata Ratu jika dia yang berlebihan atau benar dia yang terlalu perhatian pada Gadis amnesia yang ia tolong. Namun itu semua bentuk tanggung jawab. Lagi pula dia masih punya hati dan rasa manusiawi yang menggerakkannya bersikap demikian. Dia kasihan dengan nasib Salsabila yang lupa akan jati diri dan keluarga.

"Bisa nggak kalau ngomong tuh nggak usah pakai urat? Malu di dengerin orang! Gue kasihan sama dia. Apa itu salah? Andai loe diposisi dia pun akan gue perlakukan dengan cara yang sama. Loe masih punya hati kan?"

"Tapi dari rasa kasihan bisa aja timbul rasa suka, Shafa!"

"Loe nggak pede? Loe takut kalah saing sama dia? Loe lagi insecure sama diri loe sendiri? Kenapa? Ada gue lihat fisik seseorang?" cacar Shafa untuk menyadarkan Ratu. Seharusnya Ratu paham karena sebelum mereka jadian. Ratu sudah lama menjadi sahabatnya.

Ratu bungkam, dia membuang muka mendapatkan pertanyaan demikian dari Shafa. Namun tak lama dia kembali menoleh saat Shafa meraih tasnya hendak pergi.

"Mau kemana?" tanya Ratu pada Shafa yang sudah meraih kunci mobil.

"Balik, percuma juga ketemu. Lebih baik instrospeksi diri sendiri dulu. Kalau menurut loe gue salah, gue minta maaf."

Shafa bergegas melangkah pergi dari sana dan Ratu pun buru-buru mengejarnya.

"Sayang!"

"Shafa jangan pergi!" seru Ratu tetapi Shafa tak menggubrisnya.

Shafa memasukkan tasnya di jok belakang lalu beralih membuka pintu depan.

"Aku nggak mau kamu pergi! Kita nggak bisa begini," ucap Ratu kekeh. Dia menahan tangan Shafa dan tak membiarkan pria itu masuk mobil.

Shafa terdiam sejenak. Dia melihat ke sekitar dengan meredam emosinya. Shafa tak suka Sikap Ratu yang tak tau aturan. Mereka di tempat umum tetapi Ratu tak bisa mengontrol emosinya dan bersuara lantang hingga mengundang tatapan orang lain.

"Shafa!"

"Loe ngerti nggak kenapa gue balik? Gue capek pulang gawe. Gue mau nemuin loe buat memperbaiki kesalahan yang kemarin, tapi suara loe ngundang Bunda-bunda FB pada kepo. Loe mau muka loe viral? Biae gue dikira cowok dajal, gitu? " oceh Shafa.

Shafa menatap Ratu yang kini diam menunduk mendengar ocehannya. Sejenak diam hingga dia tak tega saat teringat sejak kemarin Ratu kecewa dan marah-marah.

"Masuk!" titah Shafa meminta Ratu masuk ke dalam mobilnya.

Ratu mengulum senyum lalu mengangkat kepalanya menatap Shafa. Dia menganggukkan kepala lalu bergegas masuk ke dalam mobil Shafa. Pria itu pun hanya bisa menghela nafas berat kemudian segera masuk mobil.

"Kita mau kemana?" tanya Ratu dengan wajah yang sudah kembali ceria.

"Gue antar loe balik," jawab Shafa singkat lalu melajukan mobilnya. Namun jawabannya membuat senyum di wajah Ratu menghilang.

"Kok balik? Nggak ada ganti malam mingguan kita?" tanya Ratu lagi. Dia kecewa karena Shafa sama sekali tak ada waktu dengannya.

"Harusnya kita lagi makan tadi, tapi gara-gara loe datang langsung marah-marah akhirnya gagal. Lain kali aja."

"Kamu tuh nggak romantis lagi sekarang. Loe gue, nggak bisa halus gitu?"

"Tergantung seperti apa sikap loe. Udah jangan cemberut terus! Loe nggak capek marah-marah melulu? Nggak takut tuh urat putus? Kendor nggak jadi cakep lagi di kamera," sahut Shafa santai tetapi sukses membuat Ratu semakin kesal.

Shafa tak lagi menggubris kekesalan Ratu. Dia sudah berniat baik tetapi Ratu datang mengacaukannya lagi. Shafa memilih untuk pulang agar mereka sama-sama bisa berpikir jernih.

"Nggak mampir dulu?" tanya Ratu saat mobil Shafa sudah sampai di depan gerbang rumahnya.

"Lain kali aja. Gue pergi dari pagi. Kasihan Mamah nyariin," jawab Shafa beralasan. "Istirahat! Besok masih ada pemotretan kan?" Shafa mendekat lalu mengecup kening Ratu.

"Nggak usah ngambek! Sana masuk! Aku pulang ya," pamit Shafa dengan lembut agar Ratu tak terus merajuk.

"Hhmm... Hati- hati ya."

Shafa mengangguk, lalu memperhatikan Ratu yang turun dari mobilnya. Setelah Ratu turun dan berlari ke dalam pagar. Dia pun segera pergi dari sana untuk pulang.

Sebelum sampai rumah Shafa tak lupa membelikan martabak untuk Salsabila. Dia memesan martabak manis dan telur karena tak tau selera gadis itu.

Usai menerima pesanannya yang sudah lengkap. Shafa pun kembali melanjutkan perjalanan pulang.

Sampai di rumah dia melihat Salsabila masih menunggunya. Shafa tersenyum melihat gadis itu duduk sendirian di meja makan.

"Ngapain, Neng?" tanya Shafa sontak membuat Salsabila menoleh ke arahnya.

"Abang..." Salsabila beranjak dari duduknya lalu melangkah mendekati Shafa dengan kedua mata berbinar.

"Nunggu martabak, katanya mau bawain martabak. Udah nggak sabar makan yang seger-seger, Bang. Ada sambelnya kan?"

Shafa mengerutkan keningnya. Dia menatap Salsabila dengan intens dan mencerna apa yang gadis itu ucapkan.

"Ayo mana, Bang? Ikh Abang lama. Ada mangganya kan, Bang? Pas banget mulut aku pahit abis minum obat." Salsabila meraih kantong keresek yang ada dalam genggaman Shafa sedangkan pria itu menghela nafas lalu menggelengkan kepala setelah paham apa yang Salsabila maksud.

"Ini tuh martabak, Neng. Bukan..."

"Abang kok panas?" tanya Salsabila saat menyentuh bagian bawah plastik.

Terpopuler

Comments

Rini Musrini

Rini Musrini

rujak x sabil yg ada mangganya bukan martabak amnesia jd martabak rasa mangga dech 🤭

2024-03-09

2

Tri Handayani

Tri Handayani

neng sabil gimana'mana ada martabak rasa mangga'emang amnesianya smpe lupa bentuk martabak kya gimana'wkwkwkwkkk

2024-02-03

1

ari sachio

ari sachio

asal abang jgn jd bang toyib y bang....lama g pulang2....😁😁😁

2024-02-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!