"kalo memang sudah diperiksa, kenapa bisa sampai kacau kaya gini,hah!! Kamu jangan mempermainkan saya ya hendra, saya bisa aja langsung memecat kamu hari ini juga. Tapi karna kinerja kamu selama ini baik, maka saya hanya memberikan kamu surat peringatan. Jika nanti kamu melakukan kesalahan lagi, saya gak akan mentolerir lagi kesalahan itu. Faham kamu?!" kata direktur utama.
"baik pak, sekali lagi saya minta maaf. Saya akan memperbarui semua berkas ini, maaf kan saya pak" jawab hendra dengan menundukkan kepala.
"bagus, sekarang keluar dri ruangan saya. Ingat saya tinggu tiga hari, jika dalam tiga hari tidak ada laporan awas saja kamu!!" jawab direktur utama itu dengan bengis.
"baik pak, saya permisi" jawab hendra yang mulai berdiri meninggalkan ruangan direktur utama itu.
Sang direktur pun tersenyum tipis melihat hendra yang sudah keluar dari ruangannya, ia pun menelpon seseorang dengan ponsel mahalnya.
"assalamualaikum pak"
"waalaikumsalam, bagaimana?" tanya orang disebrang telpon.
"beres pak, sepertinya dia sangat frustasi" jawab sang direktur utama melaporkan.
"bagus, bagus pak andra. Saya sangat senang bekerja sama dengan anda, terimakasih sudah membantu saya dan putri saya" jawab orang disebrang telpon itu yang tak lain adalah pak agus.
"sama-sama pak agus, perusahaan ini milik anda. Jadi sudah sepantasnya saya mengikuti perintah anda, yaa walaupun hal ini sedikit melenceng hahaha" jawab pak andra.
"hahahaha itu sedikit pelajaran berharga untuknya pak andra, dia pantas mendapatkan hal itu. Bahkan ia melakukan hal yang lebih dari apa yang saya lakukan padanya" jawab pak agus membuat pak andra menganggukan kepala.
"baik pak, kalau begitu saya akhiri ya pak. Assalamualaikum" kata pak andra yang tak ingin ikut campur terlalu jauh apa yang dilakukan pak agus.
"hendra, hendra apa yang kamu lakukan pada putri pengusaha besar seperti pak agus. Kamu benar-benar cari masalah" gumam pak andra sambil membuka kembali dokumen dimeja kerjanya.
Dirumah kamila, suasana kekeluarga sangat terasa. Disana kamila diperlakukan bak putri oleh kedua orangtuanya, berbanding terbalik dengan apa yang dia dapatkan dirumah sang mertua yang dijadikan layaknya budak oleh bu ratih dan juga sarah.
"siapa yang menelpon tadi pah?" tanya kamila pada pak agus.
"pak andra, direktur utama diperusahan tempat dimana hendra bekerja" jawab pak agus dengan santai.
"jadi papah udah mulai menjalankan rencana kita?" tanya bu endang mendapat anggukan oleh pak agus.
"tentu saja, papah mau kepergian kamila adalah hal yang paling menyakitkan untuk mereka. Papah akan berikan balasan bertubi-tubi atas kelakuan mereka pada putri kita mah" jawab pak agus dengan santai.
"tapi apa gak sebaiknya kita sudahi saja pah, kok sepertinya jika seperti ini kita sama saja memupuk dendam pah" lata bu endang.
"tidak mah, ini semua pelajaran untuk hendra dan keluarha karna sudah semena-mena pada putri kita. Sebagai seorang ayah papah sangat sakit hati atas perlakuan mereka, biarkan mereka menerima hasil dari perbuatan mereka mah" jawab pak agus kembali membuat bu endang dan juga kamila terdiam.
"yasudah kalo memang mau papah seperti itu, yang penting mama sudah ingatkan. Karna buat mama sekarang putri kita sudah terbebas dari keluarga benalu itu saja mama sudah sangat bersyukur pah" jawab bu endang mengelus kepala kamila dengan sayang.
"iyaa mah, papah tau. Tapi rasanya papah tidak rela atas apa yang mereka lakukan pada anak kita selama tinggal disana mah, sakit hati papah. Oiya mila, mereka gak tau kan kalau kamu punya rumah disini? Ingat loh mila, dari sini ke rumah hendra tidak terlalu jauh. Hanya dua jam setengah kan" kata pak agus membuat kamila tersenyum.
"tenang aja pah, mah mereka sama sekali gak tau soal rumah ini. Lagian dulu kan kita juga ngadain pernikahan dirumah kontrakan kamila, bukan disini" jawab kamila dengan mantap.
"bagus kalau begitu, tapi papah masih penasaran kenapa kamu bisa sampai keluar dari rumah itu? Kamu kan belum cerita sama papah" jawab pak agus yang juga diangguki oleh bu endang.
"jadi gini pah...."
Kamila pun menceritakan pada kedua orangtuanya tentang apa yang terjadi pada hari itu sehingga ia sampai keluar dari rumah neraka itu.
"ternyata mereka itu benar-benar biadab ya, papah gak nyangka mereka berbuat seperti itu sama kamu. Tapi kamu tenang aja, toga hari lagi waktunya papah transfer kekamu kan harusnya. Nah papah gak akan transfer lagi, pasti mereka akan kalang kabut" kata pak agus dengan seringai kecil.
"betul tuh pah, lagian mamah juga udah telpon orang bank buat blokir atm kamila yang lama itu. Kartu kredit kamu semua aman kan mil?" tanya bu endang pada kamila.
"ada satu yang dipegang mas hendra mah, tapi kayanya gak pernah dipake karna gak pernah ada tagihan" jawab kamila dengan dahi menyerit.
"gimana mau ada tagihan mila, kartu kredit yang dibawa hendra itu masuk dalam perusahaan pusat. Otomatis dibayar dari sana, dan kamu tau tagihannya sangat sangat membengkak" jawab pak agus membuat kamila membulatkan mulut.
Pantasan selama ini ia selalu melihat hendra mengenakan barang branded dan membeli mobil lumayan mahal ternyata dari sana uangnya, mila pikir selama ini suaminya tak pernah memakai kartu kredit miliknya.
"pantesan mas hendra selalu membeli pakain bermerek, berapa tagihan tiap bulannya pah?" tanya kamila.
"setiap bulan selalu diatas seratus juta rupiah, padahal selama kamu pegang kartu kredit itu hampir tidak pernah ada tagihan dari sana. Tiga tahun ini sangat sangat banyak, gila si hendra itu. Dia sama saja sudah menggelapkan dana perusahaan tanpa dia sadari, dan sebetulnya bisa dipidanakan. Gimana menurut kamu?" kata pak agus pada kamila dan istrinya.
"boleh pah, kumpulkan buktinya. Jadi dengan gitu kita bisa sita juga semua barang yang dia beli menggunakan uang perusahaan termasuk mobil itu" jawab kamila dengan senyum misterius.
"cerdas kamu, ini baru kamila nya papah" jawab pak agus dengan tersenyum lebar.
"huh kalian ini emang sama saja" kata bu endang membuat nafas pelan.
"sudahlah mah, kita nikmatin aja permainan ini. lagian ini bentuk rasa sakit hati kita pada manusia-manusia itu" jawab pak agus.
"ah sudahlah mamah mau masak untuk makan siang, kalian mau makan apa nih?" tanya bu endang pada anak dan suaminya.
"kita makan di mall aja yuk mah, pah kita kan udah lama gak quality time." kata kamila dengan senyum mengembang dan mata berbinar.
"baik lah kalo begitu, sekalian aja kita shopping. Udah lama banget mamah gak shopping barang branded, palingan cuma sayur aja kepasar hahaha" kata bu endang membuat pak agus memutar bola mata malas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments