"mas lihat ini, kamila mengirimkan surat gugatan cerai untukmu" kata sarah dalam pesan untuk hendra yang disertai dengan foto amplop dari pengadilan agama itu.
"kamu serius itu dari kamila?" tanya hendra tak percaya membalas pesan sarah.
"yaa serius lah mas, ngapain sih aku bohong. Kalau kamu gak percaya kamu liat dan baca aja sendiri nanti saat udah dirumah, yang penting sekarang aku udah ngasih tau kamu" balas sarah lagi.
Hendra pun menggusak rambutnya dengan kasar, didalam ruangan itu hendra seperti orang bodoh. Hari ini dia memang sudah berhasil meyakinan direktur utama perusahaannya dengan membenahi laporan pemasaran yang kemarin kacau, namun sang direktur yang memang membantu pemilik perusahaan itu pun memberikan dia tugas baru yang sangat banyak. Bahkan saat ini sudah menumpuk bak gunung diatas meja nya.
"sial, aku mana bisa pulang cepat. Harus lembur untuk mengerjakan pekerjaan ini" gumamnya.
"ah bodo amat lah, bagus malahan kalau dia menggugat cerai. Toh memang dasarnya aku sudah gak cinta dengan kamila, mendingan aku fokus pada pekerjaanku supaya lebih baik. Dengan begitu siapa tau nanti aku bisa naik jabatan lagi, rumah tangga boleh hancur tapi karir jangan. Bukannya kata orang kalau kita punya karir yang bagus dan uang yang banyak perempuan pasti mendekat" katanya lagi dalam hati.
Ia pun mulai tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karna pesan yang dikirimkan oleh sarah.
Dirumah hendra bu ratih yang merasa harga diri anaknya diinjak-injak pun begitu marah pada kamila, ia fikir kamila tidak akan mampu membuat surat gugatan cerai untuk anaknya. Ternyata, surat gugatan cerai itu telah datang bahkan lebih cepat dari perkiraannya.
Pikiran bu ratih, kamila pasti akan kembali lagi kerumah itu dan memohon untuk diberi kehidupan yang layak. Namun, bu ratih salah. Kamila justru menggugat cerai hendra secara diam-diam.
"mah, kenapa ngelamun sih mah?" tanya sarah yang melihat wajah ibunya begitu tak enak dipandang.
"mamah tuh kesel banget sama si kamila, bisa-bisanya dia gugat cerai mas mu. Bener-bener gak tau diuntung wanita satu itu, memang dia siapa menginjak-injak harga diri hendra dengan mengirimkan gugatan cerai lebih dulu. Seharusnya hendra yang melakukan ini, dan ia mohon-mohon suapa tidak diceraikan" jawab bu ratih membuat sarah mengerutkan kening.
"mamah apaan sih, malah bagus lah kalo dia yang ngurus surat cerai. Mamah kira ngurus surat cerai itu gak pakai uang, hah! Udah bagus begini, jadi mas hendra gak ngeluarin uang sepeser pun untuk biaya cerai kepengadilan agama" jawab sarah mendapat pelototan tajam dari bu ratih.
"heh bodoh! Kamila itu anak seorang petani, dia orang miskin. Dengan dia mengirimkan gugatan cerai duluan untuk mas mu sama aja dia menginjak harga dirinya, masa seorang manager pemasaran digugat cerai oleh istrinya. Bikin malu aja" jawab bu ratih dengan nada kesal.
"ck, terserah mamah lah. Minta duit sini aku, mau jalan-jalan sama teman" kata sarah.
"ahk kamu itu taunya cuma minta aja, cari kerja sama. Kuliah gak mau, kerja ngga!! Mau jadi apa kamu" kata bu ratih kembali membuat sarah mengerucutkan bibir.
"buat apa kerja mah, kan udah ada mas hendra yang memenuhi kebutuhan kita. Lagian aku juga males lah kuliah capek otak aku disuruh ngisi pelajaran terus" jawab sarah dengan nada kesal.
"yaa gak gitu sar, mas mu pasti memenuhi kebutuhan kita cuma kan setidaknya kamu gak dirumah terus bisa sosialisasi diluar rumah siapa tau dengan kamu kerja atau kuliah kan bisa bikin kamu deket sama orang-orang kaya diluar sana" jawab bu ratih.
Sarah pun terdiam mendengar perkataan mamahnya, sedikit membenarkan perkataan bu ratih.
"tapi sarah harus kerja apaan mah, lagian mana ada perusahaan yang nerima karyawan lulusan SMA kaya aku gini" jawabnya lesu.
"yaa kamu minta aja cariin sama mas mu itu, gampang lah" jawab bu ratih membuat mata sarah sedikit berbinar.
"benar juga apa kata mamah, mas hendra kan manager pasti bisalah masukin aku keperusahaannya" kata sarah dengan nada riang.
"iyaalah, lagian kamu itu bodoh banget dulu gak mau kuliah jelas-jelas mas mu udah nawarin kamu buat kuliah di universitas favorit" jawab bu ratih dengan nada kesal.
"otakku tuh gak kaya mas hendra mah, mas hendra kan ketauan pinter sedangkan aku cuma pas-pasan" jawab sarah mencebikkan bibir.
"yaa makanya kamu tuh punya otak digunain dikit, biar gak bodoh-bodoh banget jadi perempuan. Bagus kamu belum ketemu lelaki yang mau jadi pacar mu, kalo udah bisa-bisa kamu cuma dimanfaatin aja sama dia" kata bu ratih lagi.
"mama nih begitu terus ngomongnya kalo sama sarah, udah ah sini mana minta uang nya sarah mau main sama temen-temen sarah" jawabnya.
Mau tak mau bu ratih pun memberikan uang yang diminta oleh anak perempuannya itu, dengan sedikit terpaksa bu ratih memberikan dua lembar pecahan ratusan ribu pada sarah.
"masa cuma segini mah, ini mah cukup buat makan doang. Sarah kan mau belanja juga mah barang sepotong baju, gimana sih" jawab sarah yang tak mau diberikan uang dua ratus ribu itu.
"kamu mau apa ngga, kalau gak mau yaudah gak jadi mamah kasih. Sini balikin uangnya, kamu minta aja sana sama mas mu!" jawab bu ratih dengan nada kesal.
Dengan terpaksa sarah pun menerima uang pemberian mamahnya, dengan menghentakkan kaki sarah pun kembali memasuki kamarnya untuk bersiap menemui teman-temannya disebuah cafe.
Sebelum pergi tentu saja sarah tetap meminta uang pada hendra, melalui pesan sarah pun meminta hendra mengirimkan sejumlah uang pada rekeningnya.
"mas, sarah minta uang dong. Sarah mau jalan sama temen sarah" katanya dalam pesan itu.
tanpa menunggu balasan dari hendra, sarah pun melangkahkan kaki keluar dari kamarnya. Ia sengaja tak menunggu balasan karna pasti mas nya itu masih sibuk bekerja dan akan tetap membalas pesannya saat sudah tak sibuk nanti.
"sarah pamit dulu mah" katanya seraya melewati bu ratih begitu saja.
"huh dasar, pamitnya cuma begitu doang emang dasar anak gak tau diri" gumam bu ratih.
Tanpa menghiraukan ibunya, sarah pun menghampiri ojek online yang sudah dipesannya. Tentu saja untuk menghemat uang yag diberikan ibu nya itu, walaupun ia masih ada uang pemberian hendra setiap bulannya tapi sarah tetap meminta uang pada bu ratih dan juga hendra setiap ingin keluar bersama teman nya. Katanya biar keuangannya bisa tetap stabil walaupun diberikan sedikit uang oleh mamahnya, dia tak mau jika harus repot meminta jika berada dirumah. sarah lebih baik meminta ketika dia akan keluar bersama teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Frando Kanan
dsr idiot.....jika keluarga Kamila Dan Kamila Tau apa yg lo blg...mka yg ada mereka ketawa keras 🤣🤣🤣
2024-02-15
0
Frando Kanan
Dan Dr situlh....neraka sdg menunggu lo
2024-02-15
0