Dikantor, hendra yang masih sibuk berkutat dengan pekerjaan nya pun menyeritkan kening ketika melihat ponselnya menyala.
Ia segera membuka ponsel itu dan terlihat ada pesan dari sarah, ia pun membuka pesan tersebut kemudian berdecak kesal.
"sarah ini selalu aja minta uang, padahal aku sudah memberikan jatah tiap bulannya. Ck, kalau begini caranya gimana aku bisa nabung" gumam hendra.
Ia pun memutuskan tak mengirimkan uang yang diminta oleh sang adik, tak lama ia menyimpan ponselnya. Tertera nama sarah menelpon, mungkin karna tau pesan yang dikirimkan nya sudah dibaca.
Hendra pun mengangkat panggilan telpon itu.
"ada apa?" tanya langsung pada intinya.
"kami kok gak kirimin aku uang sih mas, aku lagi diuar nih sama temen-temen aku" kara sarah disebrang telpon.
"aku kan udah kasih kamu jatah bulanan sar, masa masih minta lagi sih. Lagian kamu kan pasti dikasih uang juga sama mamah, ngga mungkin banget kalau ngga" jawab hendra membuat sarah menggerutu kesal.
"ahk mas ini sama kaya mamah banget pelit banget sana adik sendiri, mamah juga tadi cuma ngasih aku dua ratus ribu sekarang mas juga mau pelit sama aku. Keterlaluan banget sih kalian" kata sarah disebrang telpon.
"pelit gimana sih sar, mas kan udah kasih kamu uang setiap bulannya. Kalo kamu mau uang lebih ya kerja sendiri, mas gak hanya nurutin apa yang kamu mau mas juga punya kebutuhan" jawab hendra yang merasa kesal dengan perkataan sarah.
Sementara disana sarah merasa kesal dengan hendra yang tak memberikan apa yang dia mau, sarah merasa apa yang hendra dapatkan sekarang lebih dari cukup untuk hidupnya sendiri dan juga sarah sebagai adiknya.
"heh, kenapa sih lo sar?" tanya teman sarah, nita.
"ini abang gue pelit nya pake banget, cuma minta duit aja ceramah panjang lebar. Mana nyokap cuma ngasih dua ratus ribu lagi" jawab sarah dengan wajah ditekuk.
"dua ratus ribu juga udah bersyukur kali sar, masih mending dikasih dengan cuma-cuma kan gak harus kerja dulu" jawab nita dibenarkan oleh teman nya yang lain.
"benar tuh kata nita, coba kaya kita ya nit. Mau nongkrong kaya gini aja harus nunggu uang gajian, itu juga kalo ada lebihan buat bayar kos sama makan satu bulan" jawab ajeng, teman sarah yang satu lagi.
"iyaalah benar itu, seharusnya lo bersyukur sar. Selesai sekolah kuliah ngga, kerja juga ngga. Padahal keluarga lo kan tergolong mampu, gak kaya kita gini yang terpaksa harus gak kuliah demi membantu perekonomian keluarga" jawab nita.
"yaa itu sih resiko kalian, kenapa lahir dikeluarga gak mampu dan miskin" jawab sarah dengan sedikit sinis.
Keempat teman sarah itu pun saling pandang mendengar jawaban sarah.
"kok lo ngomongnya gitu sar? Kita mana bisa milih lahir dari mana, mau itu keluarga kaya atau keluarga miskin." jawab ajeng diangguki yang lainnya.
"suka-suka gue lah, mulut-mulut gue kok. Apa masalahnya sama kalian" jawab sarah lagi dengan enaknya tanpa memikirkan perasaan keempat temannya.
"kita gak nyangka sar mulut lo tajem banget kaya gitu, gue meskipun lahir dari keluarga kaya bahkan lebih kaya dari nyokap lo aja gak segitunya. Lo udah terlalu sombong sar" kata naima.
"yailaah nai, apa yang gue omongin itu kan semuanya kenyataan nai. Kenapa mereka harus sakit hati, lagian gue juga gak ngolok-ngolok mereka kan. Dri awal gue juga udah bilang sama lo, kalo kita itu gak selevel sama mereka. Lo aja yang terus maksa gue buat gabung sama mereka" jawab sarah lagi dengan mulut pedasnya.
"kayanya gue juga gak pernah sama sekali deh ngajak lo buat gabung sama mereka, gue berteman sama siapa aja. Terserah lo mau temenan sama gue apa ngga, itu hak lo. Dan sekarang lo bilang terpaksa temenan sama mereka karna gue, lo sehat sar?" balas naima sedikit kesal dengan jawaban sarah.
"yaa ngga gitu juga nai, tapi kan emang kenyataannya begitu. Kita sama mereka itu gak selevel nai, mereka itu cuma anak orang miskin sementara kita itu dari lahir udah kaya. Harusnya mereka tau diri lah" jawab sarah membuat nita dan juga ajeng kesal.
"kalau emang lo gak mau main sama kita yaudah sana pulang, ngapain masih disini. Lagian kita juga gak butuh temen kaya lo tau gak" kata ajeng yang mulai emosi pada sarah.
"eh lo biasa aja dong jeng, gue cuma ngomong sesuai fakta kalo kalian itu emang miskin. Terus dimana salah gue? Liat tuh naima, dari atas sampai bawah branded. Liat gue, dari atas sampai bawah barang mahal punya. Sementara kalian, liat sendiri deh diri kalian" jawab sarah membuat indah yang sedari tadi diam pun mulai terpancing amarahnya.
"sekaya apa sih keluarga lo, hah? Sekaya apa orangtua lo sampai lo sebegitu memandang rendah kami? Lo gak ada apa-apanya dibanding naima, bahkan nyokap lo cuma seorang janda dan kakak lo itu cuma manager. Lo sendiri? Lo tuh pengangguran, masih mending kita kerja dan menghasilkan uang sendiri sendiri. Sementara lo? Lo liat diri lo? Kerja ngga, kuliah ngga. Ngarepin apa lo? Warisan? Hahaha kasian banget sih lo" kata indah membuat sarah membelalakan mata.
"jangan kurang ajar lo ya ndah! Biar pun nyokap gue janda setidaknya masih ada kaka gue yang bisa memenuhi kebutuhan hidup kita, gak harus banting tulang sendiri kaya kalian" jawab sarah membuat ketiganua menggebrak meja.
Naima pun berjingkrak kaget, ketiganya marah secara bersamaan pada sarah. Bisa kacau nih;-batinnya.
"mulut lo bener-bener gak bisa dijaga ya, lo udah bener-bener kebangetan sar, kita emang miskin tapi kita bukan orang yang nyusahin kaya lo. Inget ini baik-baik sar, suatu saat lo bakalan butuh bantuan kita. Dan saat itu juga jangan harap lo bakalan dapat bantuan dri kita yang lo anggap miskin ini" kata nita menatap nyalang wajah sarah.
"gue butuh bantuan lo bertiga? Ngga akan lah, gue tau mana yang bisa gue mintain tolong mana yang ngga. Kalian jangan kepedean" jawab sarah.
Nita, ajeng, dan indah pun pergi dari hadapan naima dan juga sarah. Mereka mereka kesal karna sudah direndah kan oleh sarah didepan umum.
Naima yang melihat sikap keterlaluan sarah pun beranjak pergi dari hadapan wanita itu.
"loh nai, mau kemana?" tanya sarah.
"pulang" jawab naima singkat.
"loh kita gak jadi belanja dulu nai?" tanya sarah membuat naima menghentikan langkahnya.
"sorry, lo bukan level gue. Masih banyak anak orang kalangan atas yang gak sombong yang bisa gue jadiin teman! Lo orang kaya kan? Bayar semua makanan ini!!!" kata naima dengab tersenyum kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Frando Kanan
gk selvl? ckckck 😏....nanti giliran lo tiba...gw mw lht sampai kpn bs bertahan hinaan yg mereka berikn pda lo 😏
2024-02-16
0