"sial, dapet keberanian dari mana dia bisa menjawab semua perkataan ku seperti itu. Aku harus membuat mas hendra memarahinya, liat saja nanti" gumam sarah melihat kamila yang memasuki kamar tanpa memperdulikan dirinya.
"hei, ngapain kamu bengong disitu?" tanya bu ratih, ibu mertua kamila.
"mah, mamah udah pulang? Mamah tau gak sih, si kamila itu udah mulai berani sama aku mah" kata sarah mulai mengadu pada mamah nya ketika mamahnya baru saja sampai.
"iyaaa, mama cuma arisan doang kan di rt. Memangnya apalagi yang dia lakukan?" tanya bu ratih, duduk disebelah sang anak.
"aku cuma manggil dia loh mah, mau minta buatkan cemilan eehh dia malah marah-marah. Kayanya itu anak kesambet deh mah, biasanya juga diem aja kalau kita suruh-suruh" jawab sarah membuat bu ratih menyeritkan kening.
"masa sampe segitunya sih sar, ngga mungkin ah. Selama ini kan dia nurut banget sama kita, apalagi sama abang kamu" jawab bu ratih dengan tidak percaya.
"jadi, mamah gak percaya sama aku? Mamah nuduh aku bohong gitu?" jawab sarah.
"yaa ngga gitu maksud mamah sar, jelas mamah gak percaya. Orang selama ini dia kelihatan biasa aja kok kalau kita suruh-suruh, dia juga gak pernah ngebantah omongan kita. Masa iya secepat itu dia berubah, tadi pagi dia juga masih baik-baik aja kan?" jawab bu ratih.
"yaudah kalau mamah gak percaya sama sarah, mamah buktiin sendiri aja sana" jawab sarah.
"kamilaaaaaaaaaaaaa" kembali teriakan mamah mertua kamila menghiasi seluruh ruangan dirumah itu.
Kamila yang tengah bersantai diatas kasur kamarnya pun bangkit dab menghampiri mertuanya itu.
"ada apa?" tanyanya dengan wajah datar.
"cepat buat kan mamah minum, mamah haus panas-panas pulang arisan. Mamah mau yang dingin, tapi es batunya jangan terlalu banyak" kata bu ratih.
Kamila pun membuatkan apa yang diperintahkan mertuanya itu.
"nah, itu dia masih nurut sama mamah. Ah kamu ngada-ngada aja deh" kata bu ratih pada anak perempuannya yang terlihat melebarkan mulut.
"ta-tapi tadi bener loh mah, kamila itu gak mau aku suruh-suruh. Lagian coba mamah perhatikan wajahnya, masa iya datar begitu. biasanya kan gak pernah" jawab sarah kembali membuat bu ratih memperhatikan kamila yang berada didapur yang tentu saja bisa terlihat dari ruang keluarga. Karna tidak ada pembatas diantara ruangan tersebut.
"ini silahkan" kata kamila membawakan minuman untuk mertuanya.
"loh kok cuma satu sih, kamu gak lihat ada aku disini?" kata sarah.
"emang kamu bilang minta buatin juga?" tanya kamila dengan santai.
"yaa harusnya kamu tau lah kalo mamah disini berdua, masa buatnya cuma satu. Gak becus banget!" bentak sarah.
"kalau kamu mau, silahkan buat sendiri. Aku tadi sudah bilang kan, jika aku bukan pembantu dirumah ini. Aku bukan budak kamu!!!" balas kamila juga dengan nada dingin.
"kamila, apa-apaan kamu!! Jangan kurang ajar sama anak mamah, kamu itu iparnya. Kakak iparnya!! Harusnya kamu hargain mamah yang ada didepan kamu, jangan seenaknya bentak anak mamah seperti itu" kata bu ratih menatap kamila dengab tajam.
"kapan aku membentak sarah mah? justru sarah yang membentak aku, mamah mau aku menghargai mamah yang ada didepanku. Tapi apa mamah menghargai aku sebagai menantu mamah, bahkan anak mamah ini mamah benarkan membentak aku sebagai kakak iparnya!!!" jawab kamila kembali membuat bu ratih menganga.
"kamu, kamu berani membantah mamah? mau kamu mamah adukan pada hendra, hah?" jawab bu ratih mengeluarkan kata-kata andalannya.
"silahkan mah, kamila tidak takut. Silahkan mamah adukan apapun menyangkut kamila, mulai saat ini kamila tekatkan tidak akan mengikuti apa yang kalian perintahkan. Kamila menantu dirumah ini, bukan pembantu. selama ini kamila sudah diam saja atas apa yang kalian semua lakukan pada kamila, atm kamila, uang gaji mas hendra yang kalian kuasai. Bahkan kamila harus berjualan untuk mengisi perut kamila sendiri agar tetap kenyang! Tapi, tidak kali ini!!" kata kamila dengan nada tegas.
"kamila, jangan kurang ajar kamu ya!!!" bentak bu ratih hendak melayangkan tangannya pada wajah kamila.
Kamila yang memang sudah berniat memberontak pada keluarga suaminya pun menahan tangan itu sebelum sampai pada pipi nya.
"sekali saja tangan mamah mendarat dipipiku, aku pastikan mamah berada dalam kantor polisi" kata kamila menatap tajam sang mertua.
"lepas!!" kata bu ratih dengan bersunggut.
"benar, kamila sudah mulai melawan. Aku tidak akan tinggal diam" kata bu ratih dalam hatinya.
"lihat saja, mamah benar-benar akan mengadukan kamu pada hendra tentang semua ini kamila. lihat saja, dasar udik, dekil, miskin!!!" bentak bu ratih menatap kamila dengan bengis.
Kamila tidak memperdulikan apa yang dikatakan mertuanya, ia memilih kembali memasuki kamar dan mengurung diri didalam kamar sempit itu. Bahkan kamar itu tidak ada separuhnya dari kamarnya dirumahnya yang berada dijakarta.
"aku harus membalas apa yang mereka lakukan. Tapi, mulai dari mana?" gumamnya dengan bingung.
Beberapa menit kemudian, ia pun mendapatkan ide.
"ah ya. lebih baik aku minta mamah dan juga papah memblokir atm ku yang untuk mereka kirim jatah bulanan itu, lalu aku akan menguji mas hendra dengan hadirnya seorang perempuan yang cantik, kaya, dan juga royal, lalu aku akan menyuruh orang untuk mengacaukan pekerjaan mas hendra dikantor. Hahaha benar-benar, sepertinya semua itu langkah yang tepat untuk membalas semuanya" gumam kamila berbisik dalam hati.
Ia pun mulai mengirim pesan pada orangtuanya secara diam-diam menggunakan pemberian anak buah ayahnya beberapa waktu lalu.
"pah, aku punya rencana yang bagus untuk memberikan balasan pada mereka semua" kata ratih dalam pesan tersebut.
Tak butuh waktu lama, pak agus dan bu endang pun menelpon kamila
"assalamualaikum nak" kata keduanya.
"waalaikumsalam mah, pah. Apa kabar kalian?" tanya kamila dengan lembut dan pelan.
"alhamdulillah mamah dan papah baik-baik saja, gimana keadaan disana? Apa rencana kamu?" tanya pak agus cepat.
"aku ingin atm ku yang saat ini berada ditangan mereka terblokir pah, aku juga akan mengecoh mas hendra dengan perempuan sekaligus menguji kesetiaannya, setelah itu aku pun akan meminta seseorang untuk mengacaukan pekerjaan mas hendra dikantor. Gimana menurut papah?" tanya kamila membuat kedua orangtuanya disebrang sana tersenyum.
"bagus, sangat bagus. Papah setuju, papah juga sudah menyuruh anak buah papah untuk mencari tau semua aset dan kekayaan mereka. Jadi itu bisa kita gunakan untuk membalik keadaan, kamu tenang saja. Papah akan berikan balasan yang setimpal untuk setiap perlakuan mereka sama kamu nak" jawab pak agus yang juga dibenarkan bu endang.
"terimakasih pah, kalian memang yang terbaik. Kalau begitu, kamila tutup dulu telponnya karna sebentar lagi mas hendra pasti pulang" kata kamila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Anonymous
baru dh seru meh cerita…ga goblok jd perempuan..lanjut thor
2024-09-26
1