Tiba hari dimana kamila akan menghadiri sidang perdana perceraiannya dengan hendra.
dengan didampingi kedua orangtuanya dan seorang pengacara keluarga, kamila pun turun dengan anggun dari mobil yang dibawa oleh pak agus.
Enam pasang mata memandang dengan tatapan tajam penuh tanda tanya, ke enam pasang mata itu pun menghampiri kamila dan rombongannya.
"oohh jadi karna lelaki kaya kamu minta bercerai dariku kamila, dasar ya orang miskin. Udah dapat aku yang mau menikahi kamu malah mencari lelaki yang lebih kaya dari ku, cih! eh mas, hati-hati dengan wanita ini. Bisa-bisa habis hartamu diporotin sama perempuan ini" kata hendra membuat kamila memutar bola mata malas.
Tanpa menghiraukan perkataan hendra, kamila dan rombongannya pun melangkah memasuki kantor pengadilan agama, bu ratih yang melihat gaya kamila pun semakin heran apalagi melihat kamila yang turun dari mobil mewah seperti kala dijemput dari rumahnya waktu itu.
"hen, lihat kamila naik mobil mewah hen. Gila keren banget lagi gayanya, lihat tuh pak agus sama bu endang juga pakain mereka rapih layaknya orang berkelas, apalagi kamila dandanannya cantik banget hen" kata bu ratih memandang takjub kamila dan kedua orangtuanya.
"yailaah mah palingan juga itu hasil dari kamila morotin lelaki disampingnya tadi, hendra yakin itu. Secara selama sama hendra kan kamila gak bisa morotin kita, pastilah dia mencari mangsa baru. Udah ah, ayok kita masuk aja kayanya sebentar lagi bakalan mulai deh sidang antara aku sama kamila" kata hendra melangkah lebih dulu meninggalkan bu ratih dan juga sarah.
Bu ratih yang mendengar perkataan hendra pun mengikuti pemuda calon duda itu, namun sarah justru memanggilnya dan menghentikan langkahnya.
"ada apa sih sar? ayok nanti keburu mulai sidang mas mu" kata bu ratih.
"bentar mah, kok kayanya sarah gak yakin ya sama apa yang mas hendra bilang kalo yang sama kamila dan orangtuanya tadi lelaki yang udah diporotin sama kamila" kata sarah membuat bu ratih menyerit heran.
"maksud kamu apa?" tanya bu ratih.
"yaa mah secara gitu, masa iya kalau pub kamila punya lelaki lain akan dibawa kesidang perceraian kaya gini. Aneh gak sih mah, apalagi ngeliat pakaian bu endang sana pak agus tadi. Sarah yakin kalau itu semua tuh branded belum lagi perhiasan bu endang, mamah akah kalah loh" jawab sarah membuat bu ratih mendelik tak suka.
"apa maksud kamu bicara begitu? kamu mau membandingkan mamah kamu sendiri sama calon mantan besan mamah itu, jelas bagusan semua koleksi perhiasan mamah lah. Bu endang itu gak ada apa-apanya" jawab bu ratih dengan menggebu-gebu.
"tapi mamah liat dong, dari sini aja udah keliatan kan bling-bling kilauan perhiasan bu endang. Sarah yakin itu tuh pasti berlian, asli. Emang mamah punya?" tanya sarah.
"tapi mana mungkin bu endang punya berlian sarah, kamu jangan ngaco deh" jawab bu ratih dengan nada kesal.
"udah ah ayok kita susul mas mu, omonganmu itu ngaco semua" lanjut bu ratih membuat sarah menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Tibanya didalam kantor pengadilan agama, mereka pun duduk diruang tunggu sidang. Tentu saja kedua keluarga itu duduk saling berhadapan, orangtua kamila memandang hendra dengan tatapan tak suka sementara hendra dan bu ratih memandang kamila dan keluarganya dengan sinis. Sementara sarah lebih memilih dengan ponsel dan dunianya sendiri.
"panggilan untuk sidang nomer 017 atas nama kamila mulyanto dan hendra susilo silahkan memasuki ruang sidang"
Terdengar suara panggilan yang mengharuskan kedua keluarga itu memasuki ruang sidang.
Sidang berjalan sangat alot, semua bukti disangkal oleh hendra. Belum lagi bu ratih yang justru ikut berbicara didalam ruang sidang, bu ratih menyangkal semua perlakuannya kepada kamila sebagai menantunya.
Bu ratih justru membalikkan fakta seolah kamila adalah menantu yang buruk, tapi tentu saja pengacara kamila menyangkal tuduhan itu dengan bukti yang sangat akurat.
Dari situ hendra dan keluarga nya tau jika kamila memakai jasa pengacara untuk sidang perceraian ini, hendra pun pasrah jika memang mereka harus bercerai. Sebetulnya hendra dan bu ratih menyangkal semua itu karna ingin kamila kembali kerumah mereka, sebagai menantu sekaligus pembantu gratisan tentu saja.
"baik, setelah menimbang dan pada akhirnya hakim memutuskan untuk menunda sidang dua minggu lagi. Silahkan bawa saksi dari kedua belah pihak pada sidang berikutnya" kata hakim ketua pada persidangan perdana ini.
Dengan diketuknya palu tiga kali, sidang pun ditutup. Kamila melangkah keluar dari ruangan sidang didampingi oleh kedua orangtuanya serta pengacara keluarganya.
"sok banget pakai pengacara segala, kaya banyak duit aja. Cuma orang kampung, orang miskin aja belagu" kata bu ratih yang juga diangguki oleh sarah.
"iyaa ya mah, padahal mah urus aja sendiri. Oh pasti takut kalah kalo urus perceraian sendiri makanya pakai pengacara, pasti jual sawah ya buat sewa pengacara hahaha" kata sarah menimpali perkataan bu ratih.
"kayanya bukan urusan kalian deh ya, toh uang uang kami bukan uang kalian. Kenapa kalian yang repot? Memang anak saya minta uang kalian untuk sewa pengacara, ngga kan?" jawab bu endang dengan kesalnya.
"mending tuh uang nya buat makan, sayang sayang uang buat bayar pengacara padahal makan aja masih senin kamis" jawab hendra dengan gaya angkuhnya.
"hei, bahkan uang saya bisa membeli harga diri kamu. Berapa sih gaji kamu sebagai manager, baru belasan juta aja sudah sombong" kata pak agus menatap tajam hendra.
Hendra yang ditatap seperti itu oleh pak agus justru tertawa.
"jelas saya bangga pak, saya gaji sebulan mencapai belasan juta itu belum tunjangan dan lain-lain sementara bapak. Berapa sih penghasilan bapak sebagai petani hah? Palingan cukup untuk makan hahahaha" jawab hendra. Mereka pun tertawa dengan puasnya.
"hahahaha kamu mau tau? Baik saya kasih tau ya. sebulan saya bisa empat sampai lima kali panen, sekali panen anggaplah saya dapat penghasilan bersih lima juta rupiah. Dalan sebulan berarti saya dapat dua puluh juta, itu baru disatu kebun. Belum empat kebun saya yang lain, bayangkan berapa pendapatan saya perbulan. Kalo cuma soal bayar pengacara doang kecil buat saya, bahkan harga diri mu dan ibu mu ini bisa saya beli dan jaya jual dengan murah!!" jawab pak agus.
Kamila, kedua orangtuanya dan sang pengacara pun meninggalkan hendra dan keluarganya yang masih terbengong setelah mendengar kenyataan penghasilan orangtua kamila.
Ketiganya saling pandang, mereka merasa bodoh karna menghina kamila dan menjadikannya budak. Padahal bagi mereka bisa saja kamila dijadikan sapi peras dengan penghasilan orangtuanya yang sangat besar itu.
"pantesan aja kamila bisa punya pakaian dan mobil sebagus itu, ternyata penghasilan pak agus begitu besar sebagai petani. aku salah mengira" gumam bu ratih dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Frando Kanan
HA! jgn MIMPI TINGGI!
2024-02-16
0