Istri Sah Tapi Yang Kedua (13)
Haikal menatap sang istri yang sedang menunggu jawabannya.
Tertarik kah ia pada Dinda? Haikal hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil.
Azrina yang melihat hal itu malah berfikir apa mungkin hati suaminya sudah mulai condong pada Dinda sekalipun Dinda bermain curang untuk bisa menikah dengan suaminya itu?
" Mas!!! Ih malah senyum-senyum. Mikirin Dinda ya?" Azrina tampak kesal.
Cemburu kah ia? Ya, Azrina cemburu. Tapi, salahkan ia jika cemburu pada istri lain suaminya?
Sedang selevel Bunda Aisyah saja suka mencemburui istri Rasul yang lain?
Haikal malah tertawa melihat rengekan sang istri. Tanpa segan ia menciumi pipi bahkan bibir sang istri yang mengerucut.
" Kamu menggemaskan kalau cemburu," Haikal terkekeh.
Ia tak marah. Justru bahagia. Untuk pertama kalinya ia melihat sang istri cemburu padanya.
Ternyata itu sangat menggemaskan. Sikap merajuknya tak pernah ia lihat sebelumnya.
" Aku serius, mas. Dinda kan cantik, masih muda. Apalagi kini dia sedang hamil. Orang bilang wanita hamil lebih menarik,"
Mendengar penjelasan sang istri Haikal justru mengerutkan keningnya.
" Sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan Dinda? Memangnya kamu sudah pernah melihat dia sampai bisa mendeskripsikan seperti itu?,"
Nama wanita yang tak ingin ia sebut akhirnya terucap juga oleh lisannya karena sang istri mengungkitnya.
Haikal memang pernah menunjukkan foto Dinda sekali. Itu pun ia tahu istrinya tidak terlalu berminat. Namun, ia hanya khawatir suatu saat tanpa sengaja bertemu dan Dinda membuat kekacauan.
Kekacauan? Entahlah. Jika melihat semua rencana Dinda, mungkin saja ia akan mencari tahu tentangnya bukan?
" Tadi dia datang kesini," jawab Azrina
" Dia datang? Ke rumah ini?," tanya Haikal terkejut.
Azrina mengangguk.
" Bagaimana bisa? Mas tidak pernah memberi tahu rumah ini!!,"
Azrina mengedikkan bahunya.
" Apa dia tahu kamu siapa?," Haikal malah penasaran.
" Iya.Bahkan dia minta aku untuk minta mas mensahkan pernikahannya?,"
" Benarkah?,"
" Ya," jawab Azrina singkat.
" Apa mungkin dia mulai curiga kalau mas mencari tahu keberadaannya?," Haikal menduga-duga.
" aku rasa begitu. Dia sangat ingin pernikahan kalian di sahkan."
" Kita harus hati-hati. Mungkin dia meminta seseorang membuntuti mas sampai rumah ini. Juga mencari tahu status kamu,"
Haikal hanya menghela nafas. Dinda lama-lama meresahkan juga.
" Apa hasil tesnya tidak bisa di percepat saja?,"
" Mas juga maunya begitu. Tapi, mau bagaimana lagi?,"
Keduanya diam.
" Apa kamu cemburu pada Dinda?," tanya Haikal lagi.
Di tanya seperti itu, Azrina jadi gelagapan. Ia salah tingkah. Wajahnya memerah.
" Siapa yang cemburu?," Azrina memalingkan wajahnya. Malu.
" Kenapa tidak mau mengaku?," Goda Haikal.
Azrina hanya bungkam. Malu jika harus mengakui. Apalagi wanita yang ia cemburui pun adalah istri dari sang suami sendiri.
Istri? Benar. karena status Dinda sebagai istri lain dari suaminya lah, makanya Azrina cemburu. Suaminya bisa saja menyentuh bahkan lebih dari sekedar itu.
Tapi, kondisinya kan berbeda? Alasan mereka menikah pun bukan karena cinta.
Haikal menarik pinggang sang istri ke arahnya. Mengikis jarak di antara mereka.
" Mas senang kamu cemburu," bisiknya di telinga Azrina membuat sang pemilik meremang.
" Tapi, kamu cemburu pada orang yang salah. Sekalipun dia mas nikahi, bukan berarti mas mencintainya. Kami menikah pun alasannya kamu tahu sendiri."
Azrina menatap suaminya. Haikal yang gemas mencubit hitung sang istri.
" Mas, Ih," kesal Azrina menekan suaranya agar tidak mengganggu tidur putri kecilnya.
Haikal hanya terkekeh. Merasa lucu.
" Dari awal mas menikahinya karena terpaksa. Kalau mas memang melakukan apa yang dia tuduhkan, mungkin mas akan ikhlas menerimanya sebagai istri mas. Mungkin juga, kita tidak akan menjadi sepasang suami istri.
Tapi, mas dari awal yakin kalau mas tidak melakukan apa yang dia tuduhkan.
Setelah tahu karakternya seperti apa, mana mungkin mas tertarik padanya dan ingin menjadikannya ibu untuk anak-anak mas kelak"
Karena wanita bagaikan batu bata, ia adalah pembangun generasi manusia. Maka jika kaum wanita baik, maka baiklah suatu generasi. Namun sebaliknya, jika kaum wanita itu rusak, maka akan rusak pulalah generasi tersebut.
Benar. Azrina jadi malu sendiri. Tapi,..
" Dia kan cantik. Memanjakan mata yang melihat,"
Inilah perempuan. Tabiatnya cemburuan.
Ath Thabari dan lainnya dari kalangan ulama mengatakan bahwa cemburu adalah hal yang begitu mudah tersulut bagi kaum wanita, mereka tidak ada sanksi atas hal itu di saat sedang cemburu.
Haikal hanya menggelengkan kepalanya karena istrinya masih memperpanjang pembicaraan tentang Dinda.
" Karena dia perempuan, tentu dia cantik,"
Azrina tak puas dengan jawaban sang suami.
" Cup. Jangan cemburu lagi. Cukup ok," Haikal merasa sang istri akan membahas kemana-mana
" Kamu cantik. Kamu juga memanjakan mata dan itu hanya untuk mas, suamimu. Bukan untuk semua laki-laki."
" Dan yang hari kamu ingat, mas hanya melakukan ini padamu," Haikal merebahkan tubuh istrinya dan mulai melakukan sesuatu yang membuatnya ketagihan.
Haikal tak terlalu menanggapi kecemburuan Azrina. Ia menganggap itu wajar karena cemburu adalah sifat alamiah manusia.
Selama masih di batas kewajaran, ia takkan mempermasalahkannya.
Cemburunya Azrina justru menambah keyakinannya bahwa sang istri memang mencintainya. Itu malah membuatnya bahagia.
...******...
Menjelang pagi, seorang perempuan di larikan ke rumah sakit. Dari tengah malam, ia mengalami kontraksi yang semakin lama semakin menjadi.
Kedua orangtuanya langsung melarikannya ke rumah sakit.
" Bagaimana ini, Pak? Kasihan anak kita. Melahirkan seorang diri," tangis wanita paruh baya itu pecah di pelukan sang suami.
" Do'akan saja supaya anak dan cucu kita selamat," sang suami menepuk pundak istrinya.
Ia sendiri merasa kasihan atas nasib anaknya. Di tinggal suami saat hamil. Bahkan pernikahannya hanya siri karena suaminya sudah beristri.
Tak bisa sepenuhnya menyalahkan menantunya, karena anaknya sendiri yang tidak bisa di beri nasihat. Tetap pergi tanpa izin ke pesta temannya.
Jika saja malam itu sang anak mau menurut, maka ia tak akan pernah di timpa kemalangan.
" Bagaimana , Dok?," sepasang suami istri itu langsung berdiri saat melihat dokter keluar.
" Pasien tidak bisa melahirkan dengan normal . Demi menyelamatkan ibu dan bayinya, kami harus melakukan operasi,"
Deg
" Bagaimana ini, Pak?,"
Sang suami menghela nafas. " Lakukan yang terbaik, dok,"
" Kalau begitu silahkan ikuti suster untuk menyelesaikan administrasinya,"
" Baik, dok," Dokter pun kembali ke dalam ruangan
" Ibu tunggu disini. Bapak mau menyelesaikan administrasinya,"
Sang istri mengangguk pasrah. ia kembali duduk di atas kursi besi yang ada di depan ruangan. Sementara suaminya mengikuti langkah suster untuk menyelesaikan administrasinya.
" Ya Allah, ampunilah dosa anak hamba. Selamatkanlah anak dan cucu hamba," Do'a seorang ibu bagi anak dan cucunya.
Sekalipun sang anak selalu saja membantahnya. Bahkan tak pernah mendengar nasehatnya, tetap saja sebagai seorang ibu ia mendoakan yang terbaik untuk anaknya.
Di dalam ruang operasi, dokter melakukan yang terbaik. Hingga terdengar tangisan bayi yang membuat mereka senang karena akhirnya bayi mungil itu mengeluarkan suara tangisnya.
" Dok, denyut jantung pasien melemah,"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Neulis Saja
meninggalkah?
2024-04-22
1
kaylla salsabella
kasian banget si azrina sll ada madu di pernikahan nya
2024-02-11
0
Aisyah farhana
kalo yg ini isteri siri s Haidar yahh elehhh
2024-02-11
1