Istri Sah Tapi Yang Kedua (4)
Haikal dan Azrina akhirnya memilih untuk langsung pulang. Rencana makan malam di luar pun gagal. Azrina sudah tidak mood untuk makan di luar.
Perjalanan terasa sangat hening. Dari awal masuk ke dalam mobil, tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari bibir istrinya itu.
Bahkan, untuk menghindari pembicaraan, Azrina sengaja memejamkan matanya. Walaupun ia tidak tidur.
Berbeda dengan balita mungil di pangkuan Azrina yang sudah tertidur lelap. Karena itu tidak ada celotehan dari bibir mungilnya. Tidak seperti perjalan mereka saat berangkat tadi .
Mobil mampir ke tempat makan untuk membeli makan malam yang akan di bawa pulang. Mereka tidak sempat kalau harus memasak terlebih dahulu.
Di saat sang suami keluar, Azrina menatap nanar punggung Haikal. Perasaannya campur aduk. Ia tak sanggup mendengar kenyataan bahwa apa yang ia dengar tadi benar. Bahwa suaminya beristri dua.
Perjalanan di lanjutkan kembali. Tetap dalam keheningan.
Brakkk
Pintu mobil di tutup dari luar. Tanpa kata, Azrina langsung keluar dari mobil dan meninggalkan Haikal seorang diri. Padahal, biasanya ia akan menunggu Haikal membukakan pintu mobilnya.
Sampai di kamar, Azrina meletakkan Zea perlahan. Ia hanya menghembuskan nafas kasar.
Di dapur, Haikal langsung menata makanan di atas meja sambil menunggu istrinya keluar. Ia lalu menutupnya dengan tuduh saji karena tidak ingin terlambat shalat Maghrib.
Azrina menatap makanan yang sudah tertata rapi di atas meja. Tinggal mengeluarkan nasi dari magic com saja.
Kalau bukan karena ingat ia punya tanggung jawab sebagai seorang istri tentu ia lebih memilih menghindar untuk sementara waktu.
Namun, menghindar tidak akan menyelesaikan masalah. Malah akan membuatnya berlarut-larut.
" Maaf sudah membuat mas mempersiapkan ini sendiri,"
Haikal hanya tersenyum,ia paham maksud sang istri.
" Tidak apa-apa. Kamu sedang repot dengan Zea. Apa salahnya kalau aku membantumu, Dek. Lagipula hanya menyiapkan saja. Bukan memasak,"
Azrina hanya mengangguk. Haikal bukanlah tipikal suami yang anti melakukan pekerjaan rumah.
Jika berbicara hak dan kewajiban, tugas suami itu berat. Pekerjaan rumah tangga pun bagian dari tugas suami. Namun, Haikal maupun Azrina tidak pernah meributkan hal itu
Bagi mereka, suami istri itu saling melengkapi. Bukti sayang mereka satu sama lain salah satunya adalah saling meringankan dalam masalah pekerjaan rumah.
Jika ia senggang, Haikal selalu menyempatkan membantu meringankan pekerjaan istrinya. Baik mencuci piring bahkan mencuci baju.
Dan itu, tidak sama sekali membuat harga diri seorang Haikal rendah sebagai suami.
Makan malam pun dilalui dengan suasana tak nyaman.
Selepas makan, Azrina sigap mencuci piring sementara Haikal menonton televisi. Padahal biasanya mereka memanfaatkan waktu berdua seperti ini salah satunya adalah dengan mencuci piring bersama.
Namun, lagi-lagi suasana tidak senyaman biasanya. Masih ada yang mengganjal dan itu harus di luruskan.
" Dek, sini duduk dulu. Kita harus bicara," ajak Haikal.
Tayangan televisi tidak benar-benar ia lihat. Ia justru mencuri pandang terus ke arah istrinya untuk mencari tahu sampai mana pekerjaan sang istri.
Azrina menurut. Ia duduk di sofa yang berbeda dengan suaminya.
" Duduk sini, dek," pinta Haikal.
Haikal tidak mau jauh-jauh dari sang istri sekalipun hanya posisi duduk.
Walaupun dengan terpaksa, Azrina pun menurut dan duduk di samping suaminya.
" Jadi, sudah berapa lama kalian menikah?," tanya Azrina akhirnya.
Masalah ini harus segera di selesaikan. Kalau berlarut-larut pastinya akan melebar kemana-mana. Apalagi tadi suaminya bercerita ia menikah tanpa restu kedua mertuanya.
" Enam bulan lalu,"
Deg
" Jadi ??,"
Haikal mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menggenggam tangan Azrina.
" Astaghfirullah, Mas. Sejak awal aku orang ketiga?," tanya Azrina lirih.
Tak pernah terpikirkan olehnya akan ada di posisi seperti itu.
" Tidak jangan katakan seperti itu," pinta Haikal.
" Lalu kenapa mas tidak bilang? Bukankah aku sebelumnya bertanya apa mas punya kekasih?,' tanya Azrina tak habis pikir.
" Tapi, mas memang tak punya kekasih, Dek," jawab Haikal.
Azrina memandang horor suaminya. " Bukan kekasih. Tapi, istri," Azrina mencebik. Kesal dengan sang suami
Haikal menghela nafas.Ia semakin menggenggam tangan Azrina. Merasa khawatir jika ia melepaskan genggaman itu, Azrina akan pergi darinya.
" Apa kalau mas jujur, kamu masih mau menikah dengan mas?,"
" Todak. Tentu saja aku tidak mau. Bagaimana pun posisiku tetaplah yang kedua,"
Ah, hati Azrina rasanya sakit mendapati kenyataan ini.
" Maaf. Maaf sudah membuat posisimu tak nyaman, Dek." diam sejenak. " Tapi, mas benar-benar tidak ingin kehilangan kesempatan ini," lirihnya.
Azrina mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti.
" jujur, mas menyukaimu saat kamu masih berstatus kakak ipar, mas,"
Jeduarrr
Kenyataan apa lagi ini? Azrina mematung mendengar pengakuan laki-laki yang kini berstatus suaminya.
" Tapi, mas sadar posisi mas siapa. Mas juga sadar perasaan ini salah. Karena itu, agar mas bisa meredam perasaan ini, mas selalu menghindar dari acar keluarga dimana kita bisa saja bertemu.."
Benar, mas Haikal selalu saja tidak ada di acara keluarga dengan alasan berbeda. Batin Azrina
" Namun, saat Bunda menyarankan mas menikahimu, tentu mas senang. Walaupun mas tidak terlalu menunjukkannya."
"Jadi,menurut mas, mas lebih baik menyembunyikan kenyataan itu. Lagi pula pernikahan ini terjadi hanya sebatas tanggung jawab. Jika bukan karena dipaksa keadaan, mas tidak akan menikahinya."
Deg
" Mas menghamilinya?," tanya Azrina terkejut. Benarkah laki-laki yang ia tahu sangat menjaga pergaulannya itu bisa melakukan hal b3jat seperti itu.
" Percayalah. Mas yakin mas tidak melakukannya. Mas tidak sadar saat itu. Mas sendiri bingung. Mas tak minum minuman b3ralk0hol tapi, tiba-tiba semua bukti menunjukkan hal sebaliknya saat mas sadar"
Akhirnya, mengalir lah cerita versi Haikal yang membuat akhirnya ia harus berada di posisi saat ini.
...******...
" Kamu di abaikan lagi olehnya? Tanya seorang laki-laki yang melihat wanita di hadapannya uring-uringan sejak kedatangannya.
Wanita itu hanya mendelik. Kata 'Lagi' menekankan bahwa ia bukan sekali ini di abaikan. Namun, rasanya ia tak suka jika diingatkan akan kenyataan itu.
" Kenapa harus repot-repot menjebaknya sedangkan aku mau bertanggung jawab atas janin itu?," sang laki-laki berdecih sambil mematikan r0k0k di atas asbak yang awalnya ia hisap itu.
" Kalau kamu bukan pengangguran, aku tidak akan jauh-jauh melakukan ini," ucapnya sinis. " Dia berpenghasilan. Bisa menjamin hidupku dan anakku nantinya sedangkan kamu? Selalu bergantung padaku," jelasnya emosi.
Sang laki-laki mengepalkan tangannya. Ia marah. Harga dirinya serasa di injak-injak. Padahal ia tidak sepenuhnya menganggur. Hanya saja perkerjaannya memang serabutan.
" Jika ia melakukan tes DNA pada anak itu bagaimana? Kamu pikir dia b0d0h, Din?,"
Ya, perempuan itu adalah Dinda.
" Aku akan mele_nyapkannya sebelum itu terjadi. Sebelum ia lahir," jawabnya tanpa rasa bersalah.
Tak bisa lagi menahan emosinya, Dagi Dinda di cengkram kuat-kuat.
" Jika kamu berani melakukan itu. Maka kamu sendiri yang akan menerima akibatnya. Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal buruk padanya."
Laki-laki itu langsung melepaskan cengkraman pada dagu Dinda saat ia semakin menyakiti wanita yang ia cintai itu.
" Aku akan membiarkanmu dengan rencanamu. Namun, jika kamu menyakitinya, ingat kata-kata ku. Aku akan membongkar semua rencanamu itu,"
Brakk
Pintu kontrakan di banting dengan keras.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
sherly
kasian si haikal
2024-12-30
0
Endang Supriati
haikal msh perjaka! jd dia tdk tahu bsgaimsna rasanya..tp dia laki2 dewasa! laki2 klu keluar mani, lemasssssa. tulang punggung lemass.
juniornya lengket,sampai ke rambut2nya baunya juga langu.percampuran cairan perempuan dan laki2. dan lengketnya sampai kedaerah anus belakang.
hilang klu kekamar mandi disiram dan disabun.
klu cuna di lap doang msh lengket dan rambutnya jadi kaku kaya ijuk sapu.
jd bodoh banget jd laki2 dewasa tdk faham.
ngesex bagaimana tdk ingat dan sadar. klu tdk ingat apa2 artinya tidur pulas.
2024-05-04
2
Neulis Saja
azrina, you should survive because Haikal is not wrong
2024-04-22
0