ISTYK 11 Salah Orang

Istri Sah Tapi Yang Kedua (11)

" Aku bukan Haidar. Kamu salah orang," tegas Haikal berulang kali.

" Aku yakin kamu Haidar. Jangan mengelak hanya agar kamu lepas dari tanggung jawab." sinisnya.

Perempuan yang tampak sedang hamil besar itu tidak percaya. Ia menolak untuk percaya sekalipun ia sendiri merasa ada yang berbeda dari sosok didepannya dengan Haidar yang ia kenal.

Namun, keberadaan Azrina membuatnya yakin jika sosok di depannya ini adalah Haidar. Lelaki yang dikabarkan meninggal sembilan bulan yang lalu.

Azrina menatap perempuan di depannya. Namun,kekerasan kepalaan wanita itu membuat Azrina yakin bahwa mereka akan sulit untuk membuatnya percaya.

" Mbak,kita duduk dulu." Ajak Azrina

Azrina merasa kasihan melihatnya. Dilihat sekilas saja, ia yakin perempuan tersebut sedang menunggu waktu kelahiran anaknya.

Merekapun duduk di sudut ruangan. Menjauh dari orang-orang.

" Jadi,nama mbak siapa?," tanya Azrina ramah.

Melihat suaminya yang acuh bahkan malah menyibukkan diri dengan menyuapi putri mereka,Azrina memilih mengambil kendali.

" Aku Juli. Sama sepertimu aku juga istri Haidar,"

Jeduarr

Azrina terkejut bukan main. Haikal yang awalnya cuek pun mengalihkan perhatiannya pada wanita yang mengaku istrinya Haidar.

Haikal dan Azrina saling pandang. Mereka seolah berbicara lewat tatapan mata.

" Walaupun siri, aku juga istrinya,"

" Jadi, kamu jangan pura-pura tidak mengenalku, Haidar. Mungkin kebersamaan kita hanya sebentar. Namun,aku yakin kamu itu Haidar.

Apalagi kamu ( Juli menunjuk Azrina). Aku sangat ingat wajahmu. Karena kamu lah Haidar hanya menikahiku secara siri," Mata Juli memerah. Suaranya yang meninggi membuat beberapa orang melihat ke arah mereka.

" Turunkan telunjukmu dari istriku." Haikal menatap nyalang pada perempuan yang mengaku sebagai istri dari saudaranya.

Haikal yang malas meladeni langsung menunjukkan foto yang ada di ponselnya.

" Aku Haikal. Bukan. Haidar." Diam sejenak.

Juli memandai layar ponsel yang menunjukkan foto dua orang laki-laki yang sangat mirip.

" Haidar adalah saudara kembar ku. Dia sudah meninggal sembilan bulan yang lalu."

Juli diam. Haidar tidak pernah mengatakan ia memiliki saudara kembar.

Tentu saja tidak. Mereka tidak memiliki waktu banyak untuk bercerita. Apalagi Haidar adalah orang yang cukup pendiam juga.

" Mustahil kamu tidak tahu. Jika kamu istrinya, seharusnya kamu tahu bahwa suamimu punya saudara kembar,"

Juli merasa terpojok. Tapi, ia akui ia memang tidak tahu apapun.

" Kami memang belum lama mengenal. Kami menikah karena aku memintanya bertanggung jawab setelah melakukan one night stand." jelasnya tanpa malu

Jeduarr

Lagi-lagi Haikal dan Azrina saling pandang. Kejutan apa lagi ini?

Keduanya ingin tidak percaya karena mereka tahu Haidar tidak mungkin melakukan hal seperti itu.

" Jangan memfitnah saudaraku. Dia bukan laki-laki yang suka melakukan hal seperti itu."

Juli menatap tajam Haikal.

" Lihatlah!," kini giliran Juli menunjukkan sebuah video yang ada di ponselnya.

Video Haidar yang sedang melakukan ijab qobul.

"Saya terima nikah dan kawinnya....."

Keduanya mematung. Itu memang Haidar yang sedang melakukan ijab qobul dan di sampingnya ada sosok perempuan yang tidak lain adalah Juli.

" Bagaimana?,"

Azrina terdiam. Ini cukup mengejutkan. Jadi, saat ia berstatus istri Haidar, ia pun di duakan? Apa ia yang menjadi orang ketiga atau justru Juli yang menjadi orang ketiga?

Namun, mengingat betapa marahnya Juli yang mengatakan bahwa karena dia Juli hanya bisa berstatus istri siri,Azrina yakin dia istri pertama.

" Apa mau mu sekarang? Haidar sudah meninggal." Haikal menahan emosinya.

Juli diam. Awalnya ia kira berita kematian Haidar hanya sebuah kebohongan karena ia bisa melihatnya hari ini.

Namun, ternyata berita itu benar.

" Kalau begitu seharusnya saya berhak mendapatkan uang santunan kematiannya kan?,". Tanya Juli

" Kamu tahu, jika saudaraku ketahuan menikah lagi justru dia yang akan di pecat. Bukankah jelas kenapa akhirnya kamu hanya dijadikan istri siri?,"

Timpal Haikal yang tak suka melihat sikap Juli.

" Jadi,hanya aku yang berbeda?,'

" Tidak perlu bertanya kalau kamu tahu jawabannya." jawab Haikal ketus.

Berbeda dengan Azrina yang akhirnya hanya memiliki bungkam.

" Dengar,aku tidak tahu apa kejadian itu karena kalian saling menginginkan atau karena sesuatu. Namun, yang pasti aku katakan. Haidar sudah meninggal.

Azrina mungkin pernah menjadi istrinya. Namun, kini ia adalah istriku. Jadi, jangan ganggu istriku lagi,"

Haikal pergi meninggalkan Juli yang hanya bisa diam. Namun, pikirannya sedang menyusun rencana.

" Apa dia menikahi janda saudaranya karena anak itu?," Juli melihat Haikal yang menggendong balita mungil yang pastinya bukan anak kandungnya.

...******...

Azrina melamun mengingat pertemuannya dengan Juli tadi.

Azrina pun akhirnya menghela nafas berat.

Cobaan apa lagi ini? Batin Azrina.

" Kenapa? Masih memikirkan masalah tadi?," tanya Haikal yang mendekati Azrina dengan membawa dua cangkir coklat panas dengan sepiring kue bolu yang tadi Azrina buat

" Aku tidak menyangka aku pun pernah dimadu saat berstatus suami Bang Haidar," lirihnya pelan.

Haikal melihat ke arah istrinya. "Apa kita juga harus memberitahu ayah dan Bunda?," tanya Azrina melihat ke arah suaminya yang sedang melihat ke arahnya.

" Kita harus memberitahu mereka," jawab Haikal yakin. " Aku yakin cepat atau lambat dia akan mendatangi kita. Apalagi jika benar dia mengandung anak almarhum Haidar. Ia akan memanfaatkan anaknya."

Melihat Juli, ia merasa seperti melihat Dinda. Tidak menutup kemungkinan apa yang dilakukan Dinda juga akan dilakukan Juli.

" Mas benar." Azrina membenarkan.

Apalagi ia ingat bagaimana tadi Juli meminta 'Haknya'.

Sebenarnya apa yang terjadi, Dar? Batin Haikal.

Cerita Juli yang tidak terlalu detail membuat Haikal dan Azrina bertanya-tanya apa yang membuat Haidar bisa menikah dengan Juli.

Haidar yang mereka kenal tak pernah mengenal khamr yang membuatnya tidak sadar dan melakukan ons seperti yang dikatakan Juli.

Namun, tak mungkin pula itu terjadi dengan penuh kesadaran.

" Kuenya enak," Haidar memakan kue dan sengaja membuat Azrina mendengar pujiannya tentang kue itu

Ia tak ingin istrinya terlalu larut dalam pikirannya.

Biarlah esok ia akan mendatangi kedua orang tuanya untuk menceritakan kejadian ini sepulang kerja.

" Benarkah?," tanya Azrina antusias.

Ini percobaan pertama Azrina membuat kue. Ia tak terlalu berekspektasi terlalu tinggi karena ia hanya mengikuti langkah demi langkah sesuai video yang ia tonton.

" Alhamdulillah kalau mas suka." Pikiran Azrina sedikit teralihkan.

" Iya, besok buat lagi ya?" pinta Haikal. "Rasa strawberry," request Haikal.

Kue hari ini rasanya coklat. Rasa kesukaan Azrina. Sementara Strawberry rasa kesukaan Haikal dan Zea. Keduanya memang menyukai buah yang sama.

...******...

Ting... Tong...

Azrina yang ada di kamar segera memakai kerudung dan cadarnya. Ia yang baru menidurkan Zea langsung melangkahkan kakinya ke arah pintu.

Ceklek

Deg

TBC

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***

