Gadis Pujaan Sang Mafia
Entah sudah berapa kali Alana meneguk tequila yang ada di hadapannya. Ia sudah setengah tak sadar, namun masih saja meneguk minuman beralkohol itu lagi dan lagi. Suara bising dari musik dj di club malam pun bahkan ia hiraukan. Pikirannya kacau dan kalut. Alana masih tak terima dengan keputusan Jonathan yang memilih mengakhiri hubungan mereka.
Alana Edeline Harrison, gadis yang baru menginjak usia 20 tahun dan merupakan seorang anak tunggal dari pemilik Harrison grup kaya raya bernama David Harrison.
Sudah 1 tahun lamanya Alana menjalin asmara dengan Jonathan Alexander, senior paling terkenal di kampusnya. Ia sangat menyukai Jonathan, bahkan Alana begitu mencintai lelaki berparas tampan itu. Namun Jonathan tiba-tiba bersikap dingin dengannya, lalu akhirnya memutuskan hubungan mereka begitu saja. Usut punya usut ternyata Jonathan yang terkenal playboy itu sudah berselingkuh dengan teman satu kelas Alana.
Hancur lah sudah hati Alana saat kemarin secara tak sengaja menangkap basah Jonathan bersama Bella, teman satu kelasnya yang memang sejak dulu sudah menyukai Jonathan.Bukannya meminta maaf, lelaki tak berperasaan itu malah menaruh kesal kepada Alana dan langsung memutus hubungan mereka.
Sialan !!!" umpat Alana saat perselingkuhan Jonathan kembali terngiang di kepalanya.
Alana pun kembali menuang tequila ke dalam gelas sloki dan langsung menghabiskannya dengan sekali teguk. Ia pikir ia mampu melupakan tentang Jonathan sejenak. Namun nyatanya kebenciannya terhadap Jonathan masih begitu melekat di hatinya.
Merasa percuma dan membuang-buang waktu, Alana pun memutuskan untuk pulang. Ia bangkit dari kursi dengan sempoyongan lalu meninggalkan meja bartender begitu saja.
Pandangan Alana kini berkunang-kunang dan kepalanya terasa sangat berat. Secara tak sengaja ia menabrak seorang waiters yang sedang membawa nampan berisi minuman hingga nampan itu pun terjatuh dan mengenai salah satu pengunjung club malam tersebut.
Waiters wanita itu menunduk. "Maaf tuan.." lirihnya sembari menyeka jas seorang pria dengan sapu tangan yang di bawanya.
Dengan kasar dan cepat pria itu langsung menghempas tangan waiters yang berani menyentuhnya.
"Pergi !!" pintahnya datar.
"Ta..ta..tapi tuan..."
"Pergi kata ku !!!" bentak pria tampan dan berwajah tegas itu. Kontan saja waiters wanita tersebut pergi sembari menahan rasa takut di hatinya. Bukan hanya karna tatapan tajam dari pria yang mengintimidasinya, tetapi karna pria itu juga di kawal oleh beberapa pria berbadan kekar yang berdiri di belakangnya.
Sementara Alana yang berdiri tepat di depan pria itu berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang hampir terjatuh. Bersamaan dengan itu, entah mengapa Alana merasa sangat mual dan ia yang sudah tidak bisa menahannya lagi seketika memuntahkan seluruh minuman yang ia tenggak tadi tepat di jas pria bertubuh tinggi dan tegap itu.
Dengan sisa-sisa kesadarannya, Alana berusaha membersihkan jas pria tersebut. Kepalanya terasa semakin sakit dan berat.Ia mulai menyenderkan kepalanya pada dada bidang pria itu tanpa merasa canggung sedikit pun, lalu dalam sekejap Alana sudah tak sadarkan diri.
Pria bernama Sean itu tak bereaksi apapun bahkan wajahnya terlihat begitu datar dan dingin. Hingga beberapa anak buah yang sejak tadi berdiri di belakang Sean dengan cepat bergerak dan bergegas menarik tubuh Alana yang bersender pada tubuh bos mereka.
"Kita apakan gadis ini bos?" tanya salah satu pengawal Sean sembari memegang salah satu lengan Alana agar gadis itu tak terjatuh.
"Bawa dia ke mansion" jawab Sean datar lalu pergi dan mengabaikan gadis yang kini tengah di bawa oleh beberapa anak buahnya.
Sean Ashraf Austin, seorang CEO di sebuah perusahaan X dan merangkap sebagai seorang mafia kejam yang tak segan melakukan apapun demi kepuasaan egonya. Bukan hanya itu saja, pria matang berusia 30-an itu juga seorang maniak se ks dan penggila wanita. Hanya saja Sean suka memilih mana mangsa yang tepat untuk ia jadikan pemuas nafsu liarnya.
Dan tampaknya Alana akan menjadi mangsa berikutnya bagi Sean. Alana yang sudah tak sadarkan diri itu pun tak tau kemana ia akan di bawa. Sementara Sean dengan beberapa anak buahnya sedang menikmati pesta minuman di temani beberapa wanita penghibur berpakaian minim kesukaan Sean.
Sean menghabiskan malam panas dengan wanita-wanita itu. Setelah merasa puas,baru lah ia kembali ke mansionnya.
"Bagaimana gadis itu?apa dia sudah sadar?" tanya Sean begitu tiba di mansion.
"Belum bos.Tampaknya gadis itu benar-benar mabuk parah" jawab anak buah Sean.
Sean tak bertanya lagi. Sembari melepas beberapa kancing kemejanya, Sean menapaki anak tangga menuju sebuah kamar di mana Alana di tahan di kamar itu.
Bukannya merasa iba, Sean malah menyunggingkan senyum sinis saat melihat wajah Alana yang memerah akibat efek dari minuman alkohol yang sempat Alana tenggak tadi.
"Kau harus bertanggung jawab atas perbuatan mu!!" monolog Sean sembari merapikan rambut Alana yang sempat menutupi sebagian wajah gadis tersebut.
Sean lalu pergi dari kamar itu. Ia merasa sangat lelah. Kalau saja tadi ia tak menghabiskan seluruh tenaganya dengan wanita-wanita penghibur di club malam,mungkin ia akan menjadikan Alana sebagai pemuas hasratnya.
**
Pagi pun tiba dengan cahaya jingganya yang memaksa masuk melalui celah jendela kamar dan mengenai wajah Alana yang masih tertidur pulas. Hingga salah seorang anak buah Sean masuk ke kamar itu dan membangunkan Alana secara kasar.
Alana tak kunjung bangun, anak buah Sean yang kesal pun langsung menyiram wajah Alana dengan segelas air yang tersedia di nakas. Alana jelas saja tersentak, ia terbangun dan seketika menyeka wajahnya.
"Aku di mana?" Alana tampak heran saat mengedarkan pandangan ke seisi ruangan sembari memegang kepalanya yang masih terasa sakit.
"Anda siapa?!" tanya Alana ketika menyadari ada seorang pria tegap berdiri di depan kasur.
"Cepat turun!. Bos ingin bertemu dengan mu" ujar pria tegap itu tanpa menjawab pertanyaan Alana.
"Bos?!" Alana mengerutkan kedua alisnya.
"Cepat!!!" bentak pria itu.
Alana yang merasa takut dengan perangai pria besar itu seketika menuruti pintahnya. Ia bangkit dari kasur dan langsung berjalan di belakang pria tersebut, mengikutinya hingga menuruni anak tangga. Langkah pria itu tiba-tiba berhenti saat berada beberapa meter dari sebuah meja makan dimana Sean sedang menikmati sarapan mewahnya.
Pria itu lalu mengisyaratkan kepada Alana agar menghampiri Sean. Alana yang masih bingung hanya menurut. Dengan pelan ia berjalan ke arah Sean. Setelah cukup dekat, Alana menghentikan langkahnya sembari menatap Sean yang sama sekali tak menggubris kehadirannya.
"Kau pikir orang tua ku akan peduli jika kau menculik ku? jangan harap kau bisa mendapat tebusan besar dari orang tua ku" ujar Alana yang berasumsi bahwa ia sedang di culik oleh Sean.
Bagaimana tidak, kejadian seperti ini pernah Alana alami saat ia masih SMP. Waktu itu ia di culik oleh sekomplotan orang yang ingin mencari keuntungan dari kekayaan David, papanya yang seorang konglomerat itu.
Sean hanya menyeringai dan masih fokus menatap makanan di hadapannya.
"Gadis seperti mu memang pantas di beri pelajaran." gumamnya datar.
"Ma..maksud mu apa?"
Seketika Sean meletakkan pisau dan garpu yang di pegangnya ke atas piring. Ia menoleh ke arah Alana dan menatap gadis itu dengan tajam.
"Kau lupa apa yang telah kau lakukan semalam?"
Alana terdiam sejenak berusaha mengingat apa yang sebenarnya terjadi hingga ia harus terjebak di mansion ini bersama para pria berwajah sangar dan berbadan tegap.
"Mau ku bantu mengingatnya?" Sean bangkit dari kursinya dan berdiri tepat di depan Alana.
Alana tergugup dan hanya mampu menelan salivanya saat tubuh Sean yang hanya berbalut bathrobe kini begitu dekat dengan dirinya.
Sean seketika menarik tengkuk Alana hingga kepala gadis itu menempel pada dada bidangnya.
"Ini yang kau lakukan semalam,setelah kau mengotori jas mahal ku dengan muntahan mu yang menjijikan itu." ucap Sean lalu mendorong tubuh Alana dengan kasar.
"Astaga!!!benar,apa yang ku lakukan semalam?"
Kejadian tak terduga itu pun melintas sesaat di kepala Alana.
"Sudah ingat sekarang?!" pekik Sean sembari bersedekap dada di hadapan Alana.
Alana yang merasa bersalah pun menunduk. "Maaf..tapi aku gak sengaja..."
"Sengaja atau tidak,bukan urusan ku. Kau harus tetap bertanggung jawab."
"Apa yang harus aku lakukan? mengganti jas mahal itu? atau kau mau mendapat ganti rugi dengan jumlah yang besar?!"
Lagi-lagi Sean menyunggikan senyum sinis.
"Sekaya apa orang tua mu? hah?! kau pikir kau mampu membayar ganti rugi jas mahal ku itu?!"
"Jadi apa yang harus aku lakukan? aku ingin segera keluar dari tempat ini!" lirih Alana yang seolah memelas.
"Mulai besok kau harus bekerja di club malam ku."
"What..?! kau gila!! kau pikir aku mau menjadi wanita penghibur di tempat itu."
"Siapa bilang aku menyuruh mu menjadi wanita penghibur?!"
"Jadi...aku..."
"Tugas mu cukup mengantarkan dan menuangkan minuman untuk ku setiap kali aku datang ke club malam. Dan satu lagi, lakukan hal itu sampai 3 bulan."
"3 bulan?! wah...kau benar-benar sinting." Alana menggelengkan kepala.
"Jaga bicara mu!!!" pekik salah satu anah buah Sean yang tak terima.
"Tenang!! gadis ini hanya perlu di beri pelajaran agar tak semakin lancang.." ujar Sean santai.
"Aku mohon... jangan 3 bulan. Lagi pula kan kesalahan ku hanya sederhana. Kenapa kau malah membesar-besarkannya sih?" Alana menatap Sean dengan kesal. Betapa beraninya gadis itu menatap sang bos mafia.
"Ya terserah, kalau kau ingin tetap tinggal di mansion ini, kau boleh kok menolak niat baik ku."
"Niat baik?! terlalu percaya diri sekali dia." gumam Alana pelan.
"Apa kata mu?!"
"Tidak ada."
"Cepat katakan!!!"
"Ya..akan aku lakukan. Aku akan bekerja di club malam mu selama 3 bulan. Tapi aku mohon...biarkan aku pergi sekarang."
"Pergi lah...Dan ingat!!! jangan pernah berpikir kau akan lolos begitu saja.Karna mulai sekarang anak buah ku akan mengawasi mu."
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments