Bab 3

"Siapa gadis itu? kenapa dia tampak berbeda dari wanita - wanita penghibur mu?" bisik Kelvin namun tetap terdengar di telinga Alana.

Jelas saja Alana tampak berbeda dari wanita-wanita yang sering Kelvin temui baik di club malam atau pun yang sering Sean sewa untuk memuaskannya saat di kantor. Dari mulai cara berpakaian Alana yang tampak sederhana dan sopan,Alana juga tak bersikap agresif seperti wanita Sean lainnya.

"Oh...dia sedang magang di sini." jawab Sean dengan santai.

Magang katanya..?!

"Hei tuan! kau pikir aku mau menjadi wanita penghibur di tempat ini!!" pekik Alana yang tak terima dengan ucapan Sean.

Alana pun memutuskan untuk pergi dari hadapan pria berwajah tegas itu.

"Mulai besok jangan kenakan kaos dan celana jeans lagi saat menemui ku. Aku tak suka!" ujar Sean.

Namun Alana sama sekali tak memperdulikan ucapan Sean. Ia terus melangkahkan kakinya tanpa sedikit pun menoleh ke arah pria itu.

Sekali ini Sean tak melarang Alana lagi untuk pergi. Apalagi setelah ia menyadari jika Kelvin sama sekali tak berkedip saat menatap Alana.

"Siapa nama gadis itu?" tanya Kelvin penasaran.

"Entah lah. Aku tak peduli siapa pun namanya." jawab Sean datar.

"Lalu kenapa dia bisa di sini? kau sengaja menjebaknya kan agar kau bisa memiliki mainan baru?!" Kelvin menaruh curiga pada sahabatnya.

"Ck..untuk apa aku menjebaknya. Gadis itu sama sekali bukan tipe ku. Kau lihat saja caranya berpakaian.Aku tak suka gadis berpakaian maskulin sepertinya."

"Bagus lah kalau gadis itu bukan tipe mu." sahut Kelvin yang seolah merasa lega.

Sean mengerutkan dahinya seketika. "Maksud mu?!"

"Sepertinya aku menyukai gadis itu!" ujar Kelvin tanpa basa-basi.

Nafas Sean tiba-tiba tercekat mendengar ucapan Kelvin. Seolah ada sesuatu di hatinya yang tidak terima dari pernyataan sahabatnya itu.

**

Malam semakin larut, namun Sean masih bergelut dengan pikirannya sendiri. Entah mengapa ucapan Kelvin sore tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya. Hati Sean pun menjadi resah karna sahabatnya itu malah menaruh rasa pada gadis yang akan ia jadikan sebagai tempat pelampiasan dendamnya terhadap David.

Beberapa tahun lalu, Sean dan David sempat membuat kerjasama demi kemajuan perusahaan keduanya. Namun di saat Sean sudah begitu percaya kepada David, secara diam-diam papa Alana itu justru mengkhianati Sean.Hingga perusahaan dan bisnis Sean pun sempat terpuruk dan hancur di buatnya.

Dari situ lah Sean begitu membenci David. Bahkan ia berencana membalas perbuatan jahat pria kaya itu. Semenjak di khianati oleh David, orang yang pernah ia percaya, Sean pun mulai berubah.

Tak ada lagi kehangatan di hatinya. Rasa empatinya terhadap orang lain juga sudah hilang entah kemana. Kini tinggal lah sosok Sean yang dingin, kejam dan egois.

Sean yang tak mau pikirannya semakin kalut, dengan cepat bangkit dari kasur. Lalu mengambil secara acak jaket untuk ia kenakan. Tanpa di temani salah satu anak buahnya, Sean pun melajukan mobilnya menuju ke club malam. Berharap di tempat itu Sean bisa menemukan ketenangan yang di carinya.

Tak berselang lama,Sean tiba di sebuah club malam mewah miliknya. Ia pun langsung di sambut hangat oleh para wanita malam yang bekerja di tempat itu.

"Kenapa bos sangat lesu malam ini? Ayo bercinta dengan ku. Akan ku kembalikan semangat bos yang hilang itu" celetuk salah satu wanita penghibur sambil membelai dada bidang Sean.

Tak seperti biasanya, kali ini Sean tampak tak bergairah untuk bercinta dengan salah satu wanita penghiburnya. Meski pun begitu, ia hanya diam saja dan tak menolak ketika wanita berpakaian minim itu mengandeng tangannya dan membawanya ke sebuah ruangan VIP yang biasa ia gunakan untuk melampiaskan hasratnya.

"Bos.. aku sudah sangat merindukan mu. Sudah seminggu ini aku tak merasakan milik mu yang perkasa itu." lirih wanita bernama Lili yang merupakan wanita tercantik dan terse ksi di club malam milik Sean.

Sean masih tak merespon apapun, wajahnya yang tampan hanya terlihat datar.Sedangkan Lili yang sangat begitu menyukai Sean, tanpa meminta izin, ia langsung membuka resleting jaket yang Sean kenakan.

"Singkirkan tangan kotor mu itu!!!" pekik Sean tiba-tiba.

"Ta..ta..tapi bos.."

Dengan cepat Sean langsung menghempas tangan Lili dengan kasar hingga membuat wanita itu tercengang.

"Puaskan aku dengan mulut mu saja." pintah Sean dengan ketus sembari duduk di pinggiran kasur.

"Ba..baik bos." sahut Lili dengan gemetar. Ia pun langsung menuruti kemauan Sean.

Dengan perlahan wanita malam itu bertekuk lutut di hadapan pria dingin bernafsu liar tersebut. Dan tanpa di suruh lagi, Lili yang memang sudah menyimpan hasratnya sejak bertemu dengan Sean tadi, dengan rakusnya langsung mengulum, menyesap dan sesekali menjilati milik Sean yang besar dan panjang itu.

Lili yang sudah berpengalaman berusaha keras membuat Sean mencapai klimaksnya. Namun setelah cukup lama, entah kenapa Sean sama sekali tak memberikan reaksi apapun.

"Shittt !" pekik Sean marah sekaligus mendorong tubuh Lili yang gagal memberikan kepuasan untuknya.

"Maaf..bos.." Lili tertunduk dengan masih posisi bertekuk lutut.

"Dasar wanita jalang. Apa yang sebenarnya kau lakukan ?!hah?! kenapa kau tak mampu memuaskan ku?!" Amarah Sean kian meledak saat sesuatu yang seharusnya ia keluarkan kini malah tertahan.

"Aku..melakukannya seperti biasa kok bos. Aku juga heran kenapa bos...."

"Diam...! Pergi! sebelum amarah ini ku lampiaskan kepada mu." bentak Sean.

Lili yang tak pernah melihat Sean marah sebelumnya hanya mengangguk ketakutan. Lalu ia pun segera keluar dari ruangan VIP itu.

"Sialan! ada apa dengan ku?! kenapa aku malah memikirkan gadis banyak bicara itu?! kenapa aku malah menginginkan dia untuk memuaskan nafsu ku?! aakhhh!!!!".

**

Keesokannya saat Alana sedang berjalan di koridor kampus, tiba-tiba ponselnya bergetar.Ia segera mengeluarkan benda itu dari dalam tasnya. Alana seketika mengerutkan kedua alisnya saat membuka sebuah pesan dari nomor tak di kenal. Isi pesan itu memerintahkan Alana agar segera datang ke mansion Sean tepat setelah jam makan siang.

"Dari mana mereka mendapatkan nomor ku?!" monolog Alana heran.

Bersamaan dengan itu, Alana yang masih sibuk menatap layar ponselnya secara tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan tepat di hadapannya.

"Sorry..!!" ujar Alana sembari menyimpan ponselnya ke dalam tas tanpa sedikit pun menoleh ke arah orang itu.

"Al...?!"

Alana membeku sejenak, ia hapal betul siapa pemilik suara yang memanggilnya.Dengan ragu, Alana pun mulai menoleh.

"Maaf Al,aku gak sengaja..".

Kenapa aku harus bertemu cowok berengsek ini lagi sih?!

Tanpa membalas ucapan maaf yang ternyata terlontar dari mulut Jonathan, Alana langsung melengos pergi dari hadapan mantan kekasihnya itu.

"Tunggu Al.." cegah Jonathan.

Alana seketika menghentikan langkahnya namun ia tak membalikkan badannya.

"Al..kita perlu bicara.." sambung Jonathan.

Mendengar itu Alana hanya menyunggingkan senyum sinis. Kemudian ia langsung pergi dan tak menghiraukan Jonathan lagi walau lelaki itu berkali-kali memanggil namanya.

Setiba di kelas, Bella yang sudah lebih dulu datang dari Alana hanya menunduk ketika Alana melewati mejanya. Bella tau kesalahan apa yang telah ia lakukan kepada Alana. Mengingat bahwa papanya bekerja di perusahan milik David, papa Alana, Bella pun merasa menyesal telah menghancurkan hubungan Alana dengan Jonathan.

Bella takut dan merasa was-was akan Alana yang sewaktu-waktu mungkin akan mengadukan tingkahnya kepada David. Karna bisa aja karir papanya akan terancam jika Alana berniat membalas perbuatannya.

Namun Alana bukanlah tipe gadis seperti itu. Walau ia seorang anak tunggal dari keluarga konglomerat, Alana tak mau mencampur adukkan antara urusan pribadinya dengan kekuasaan David. Lagi pula Alana tak sedekat itu dengan papanya untuk bercerita tentang masalah yang menimpanya.

"Al..kau baru tiba?" tanya Cindy yang langsung mencari tempat di samping Alana.

Alana hanya mengangguk sembari mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya.

"Setelah selesai kuliah nanti, kita hang out yuk!" ajak Cindy.

"Aku gak bisa,Cin.."

"Yah..kenapa Al? belakang ini kau seperti menjauh dari ku." Cindy tampak cemberut.

"Bukan begitu Cin,...."

"Atau jangan-jangan kau udah punya gebetan baru lagi." potong Cindy.

"ih.. apaan sih Cin. Aku lagi gak tertarik sama hal-hal yang kayak gitu."

"Bilang aja kau belum bisa move on dari Jonathan.!!"

Alana mendengus kesal. "Cindy, bisa gak, kita gak usah membahas Jonathan lagi. Nanti kekasih barunya marah gimana?!" celetuk Alana sembari melirik ke arah Bella yang duduk tak jauh darinya.

"Uppss.. iya juga ya Al" sahut Cindy sembari tertawa kecil.

Bella yang mendengar percakapan Alana dan Cindy, hanya mati kutu tak berani merespon apalagi melawan. Lagi pula siapa yang berani melawan Alana. Selain karna kekuasaan orang tuanya, Alana juga seorang gadis yang kerap kali melawan ketika ada yang menindasnya.

Sewaktu SMA dulu, Alana sering sekali melakukan perkelahian entah itu dengan senior atau pun teman sekelasnya. Baik sesama perempuan atau pun dengan lawan jenisnya, Alana tak peduli. Jika ada yang menganggunya, atau pun ada yang mengusik Cindy, sahabatnya, maka Alana akan langsung turun tangan.

**

Jam kuliah Alana berakhir tepat sebelum jam makan siang. Setelah mencari alasan untuk menolak ajakan Cindy, Alana pun bergegas melajukan motornya menuju ke mansion Sean. Padahal Alana tau betul bahwa ia sedang mendekatkan dirinya pada bahaya. Namun Alana yang tampaknya sangat bosan dengan rasa sepinya memutuskan untuk tetap mendatangi bahaya itu.

Yang ada di pikiran Alana hanya satu. Jika ia menghilang dari dunia ini, apa papanya akan mencarinya? atau David justu tetap akan mengabaikannya?!

Tak lama berselang, motor sport Alana tiba di pelataran mansion Sean yang luas. Ia segera turun dan langsung masuk ke mansion itu dengan mengabaikan anak buah Sean yang menatapnya dengan tajam.

Duuarrr....

Suara tembakan pun menyambut kedatangan Alana. Ia seketika menghentikan langkahnya. Dadanya berdebar hebat. Matanya membulat sempurna saat mendapati Sean telah menghabisi nyawa seorang pria paruh baya. Lantai berbahan granit putih itu kini berubah akibat terkena percikan darah.

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!