Bab 17

Bibirnya bergerak lincah, saat dirinya memberikan suapan besar sebuah roti isi di genggamannya terus-menerus hingga mulutnya penuh. Wajah pria itu terlihat kotor, beberapa plat besi tampak memodifikasi pakaian serba hitam kebiruan yang menyerupai jubah. Topi caping diatasnya juga tidak berwarna coklat, namun berwarna hitam berkilau seperti telah dilapisi besi yang sama pada bagian pinggirnya.

Suara kecapan mulutnya benar-benar membuat Adam kehabisan kesabaran. Suara senapan yang dikokang memecah irama kecapan itu. "Kembalikan atau mati?" katanya dalam posisi jari telunjuk melekat di pelatuk shotgun.

"Ouh, enertab."

Pria itu tidak menghiraukan Adam samasekali. Beliau malah mengambil sebuah biskuit keras ransum itu lalu memakannya tanpa basa-basi. Kelakuan orang itu membuat Adam dan Aura saling menatap.

"Sat, dengarkan aku. Kami tidak masalah berbagi makanan denganmu tapi—"

"Hei, hei, hei... Jaga ucapanmu anak muda," kata pria itu mengerucutkan bibir dan melambaikan jari telunjuknya. "Namaku bukan Satria, tapi Erig."

Wajah Adam makin bingung.

Adam kembali membidik wajah orang itu. "Kembalikan tas kami, dan pergilah! Tidak ada yang perlu terluka disini," dengan nada tegas.

Pria dewasa bernama Erig itu malah asik mengemut bekas coklat di ujung jemarinya satu persatu. Adam tidak habis pikir, menggeleng kepalanya perlahan.

"Pak Erig, bisa tolong kembalikan tas kami. Maafkan kami jika telah masuk ke tempat Anda tanpa izin."

Mata pria itu melotot melesat terjun dari meja dan mengembalikan tas ransel itu kepada Aura. "Nona!" Serpihan roti terlempar dari mulutnya. "Aku menghargai kesopananmu, bagaimana jika aku mengajakmu berkeliling tempat ini, sebagai permohonan maafku karena telah memakan sebagian persediaanmu?"

Dibalik balutan perban di wajahnya, Aura tersenyum santai seperti biasanya. "Apa saja yang akan kita lihat di gedung ini?"

"Guild ku."

"Apakah yang Anda maksud, perkumpulan para penyintas?"

"Kau tidak hanya cantik, tapi juga pintar dan sopan." Erig mengulurkan tangan kanannya. "Namaku Erig, tidak perlu pakai Pak."

"Aura Rebecca," jawab wanita itu dengan menyambut tangannya.

Dengan shotgun yang mulai diturunkan perlahan, Adam menatap mereka dengan ekspresi datar. Sebatang rokok masih menggantung di sudut bibirnya. "Terimakasih atas kebaikanmu, tapi kami harus segera pergi."

"Hei!" Erig menatap Adam. "Aku tidak sedang berbicara padamu, jika kau ingin pergi, maka pergilah kawan."

"Ayo Nona Aura, mari kita berkeliling."

Adam menggeleng pelan kearah Aura, namun wanita itu hanya melepas senyum psikopat seperti biasanya. Melihat Aura mengikuti pria itu dari belakang, Adam memiliki inisiatif lain.

Suara langkah sepatunya senyap. Berlari mengendap-endap mendekati Erig dari belakang ternyata bukanlah ide yang bagus. Adam berencana mengunci leher pria itu dengan shotgunnya, namun siku Erig lebih dulu menghantam pinggang kanannya hingga sebatang rokok jatuh diikuti cairan yang terpaksa keluar dari mulutnya.

Adam membungkuk menahan sakit sebelum akhirnya popor shotgun yang direbut Erig dengan sangat cepat mencium dagunya dengan keras. Seketika pemuda itu terjungkal kebelakang, menahan sakit di pinggang dan dagunya.

"Kau pikir aku akan kalah semudah itu?" Erig berjongkok menarik kerah kemeja Adam. "Kau tidak lebih dari seekor anjing penjaga."

"Anjing ini, anjing itu, sepertinya kalian sangat membenci anjing atau bagaimana?"

Senyuman miring muncul di wajah Erig saat melihat Adam perlahan bangkit. Dia memantapkan posisi capingnya, membuang shotgun itu jauh, lalu berdiri tegap menunggu kedatangan pemuda didepannya. "Ambil capingku bila kau memang bukanlah seekor anjing."

Adam mengusap sudut bibirnya dengan punggung tangan. "Kau terlalu meremehkanku orang tua."

Beberapa langkah diambil untuk meninju wajah Erig, namun lagi-lagi gerakannya terbaca. Pria itu menghindar dengan santainya, namun Adam tidak berhenti sampai disitu, dia memutar tubuhnya untuk melakukan tentangan putar.

Kakinya menjuntai ke wajah Erig sebelum akhirnya mendarat di tangkapan tangan kanan pria itu. Dengan cepat, Erig menarik kaki kanan Adam dengan kedua tangan lalu melemparnya ke sebuah meja yang berisi tumpukan kertas dan laptop.

Barang-barang itu porak-poranda, berhamburan jatuh kelantai bersamaan dengan Adam.

"Hanya merebut capingku saja kau tidak bisa."

"Bukankah dirimu yang sekarang terasa begitu sombong?" lanjut pria itu dengan berdiri angkuh. "Kau menatapku dari atas kebawah seakan diriku adalah seorang gelandangan."

Tatapan Aura dan Adam saling bertemu, napas Adam tersengal, beberapa goresan kecil berwarna merah mulai menghiasi wajahnya, sedangkan Aura hanya membalas tatapannya tanpa ekspresi.

Terhuyung Adam bangkit dengan wajah tertunduk. Dia membersihkan kemejanya yang kotor karena debu. "Aku rebut capingmu, dan biarkan kami pergi."

"Kami? Kau masih mempedulikan wanita ini?" tanya pria itu, saat dia mengeluarkan sebuah tempat minum berbentuk kotak lalu meminumnya sambil menahan tawa. "Bahkan dia samasekali tidak terlihat cemas, saat melihat perjuangan yang kau lakukan." Aroma alkohol segera tercium saat dirinya berbicara.

Adam mengepalkan tangannya kuat, lalu kembali maju dengan melompati meja. Dia memukuli Erig tanpa ampun, walaupun setiap serangannya dapat ditangkis dengan sangat mudah oleh pria itu.

"Hei kawan, tenanglah," kata pria itu ditengah serbuan membabi buta dari Adam. "Aku rasa sudah cukup."

Dengan cepat pria itu memukul tenggorokan Adam dengan satu kali pukulan telak, Adam kembali terbaring di lantai dengan menekan lehernya yang begitu sesak.

Erig kembali minum, menghela napas panjang dengan gelengan kekecewaan diwajahnya. "Aku ini hanyalah pemabuk yang suka wanita," kata pria itu mendekati Adam. "Bisa-bisanya kau kalah dengan—"

Pria itu jatuh kedepan, dagunya mencium lantai dan topi capingnya bergerak menggelinding menuju Adam, lalu berhenti tepat di tangkapan tangannya.

"Bagaimana jika kau kenalkan teman-teman guild mu selagi kami disini?" Aura tersenyum ramah setelah berhasil membuat pria itu terjatuh karena tersandung kakinya.

"Baiklah, apapun untukmu, Mumi cantik."

...[Karya ini merupakan karya jalur kreatif]...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!