"Selamat datang kembali di acara kita hari ini, Talk With Tyler Spencer! Kali ini, kami memiliki tamu istimewa, perwakilan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Profesor Leonardo. Kita akan membahas tentang obat revolusioner mereka, Harmonix, yang diklaim dapat menyembuhkan HIV Aids. Selamat datang, Bapak Profesor."
"Terima kasih, Tyler. Senang bisa berada di sini," jawab Profesor Leonardo setelah mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari penonton.
"Pertama-tama, saya ingin berbicara tentang dampak yang luar biasa dari obat Harmonix ini. Kami mendengar bahwa banyak orang yang telah berebut untuk mendapatkan vaksinasi secara global. Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini?"
"Positif, sangat positif, Tyler."
"Apa yang Anda maksud dengan positif, Pak Profesor?" Tyler tersenyum melihat para penonton yang mulai bersorak dan bertepuk tangan.
"Kami, bersama BioNoct telah melakukan pengujian yang komprehensif. Karena itu, obat Harmonix telah terbukti aman dan siap untuk dipasarkan. Kami yakin akan potensi obat ini untuk menyembuhkan HIV Aids."
"Wah Bapak Profesor yakin sekali, jadi tanpa ada keraguan sedikit pun ya, Pak?"
"Ti-tidak, tidak sama sekali."
...[Breathless Dawn]...
Dia terbangun, matanya berat dan pandangannya kabur. Tidak ada yang familiar di sekitarnya. Kipas angin kotor di Langit-langit, dinding yang kusam, serta bau debu yang menyumbat pernapasan, tentu ini bukanlah rumah sakit.
Dia mencoba mengingat apa yang terjadi, tetapi semuanya seperti kabut, bahkan saat dimana tongkat baseball itu menghantam pelipisnya begitu keras. Dia juga merasakan sebuah tabung di tenggorokannya, membuatnya sulit menelan ludah.
Dalam posisi berbaring, matanya yang berair mulai berkeliling. Dia melihat berbagai selang yang terhubung ke tubuhnya, mengalirkan cairan ke dalam pembuluh darah.
Tidak ada jendela, tidak ada jam dinding, tidak ada televisi, hanya sebuah pintu besi yang berdiri disisi ruangan, membuatnya frustasi.
Napasnya mulai tidak karuan, tubuhnya basah akan keringat. Kraken, mencabut semua selang ditubuhnya dengan paksa. Kakinya turun ke lantai, berdiri sedetik, lalu jatuh. Seluruh bagian tubuhnya terasa kaku dan panas.
Wajahnya tegang memerah, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Hingga sebuah botol air mineral yang tergeletak di bawah meja, mencuri perhatiannya. Dia mengambilnya cepat, meninggalkan garis debu dilantai.
Kraken meminum air itu sampai habis. Jika saja dia dalam keadaan sehat, dia pasti akan muntah karena rasanya yang seperti plastik bercampur dengan lumut.
Perlahan pemuda itu bangkit, meraba pintu besi yang entah bagaimana cara membukannya. Itu lebih seperti terkunci dari luar.
Dia berjalan kesana-kemari, mencari cara untuk keluar, atau setidaknya, dia ingin tahu dimana dirinya sekarang. Namun semuanya tampak percuma.
Dia duduk merenung, menyeka keringat yang membasahi tubuhnya. "Oke, apa yang sebenarnya terjadi?" katanya sambil mendesah kesal.
Menatap beberapa botol yang berserakan membuat dirinya kacau. Dia tidak mungkin terus berada disini dalam posisi haus dan lapar. Sedangkan air dalam botol-botol itu jangan dipikirkan, Kraken tidak akan meminumnya lagi.
Bantal, selimut, lampu meja, tumpukan kertas kosong, semua barang disana berhamburan jatuh ke lantai. Dia bingung, kacau, dan frustrasi. Menendang dan memukul pintu itu, sampai kiamat pun tidak mungkin terbuka.
"Ini?"
Di dalam sebuah loker besi, terdapat perlengkapan yang sepertinya memang ditujukan untuknya.
Kraken meletakkan semuanya diatas kasur. Kemeja, jeans, jaket hangat, rompi pelindung, sebuah tas dan perlengkapan lainnya seperti senter hingga pistol.
Saat dia memakai pakaian barunya, secarik kertas jatuh ke lantai.
Ekspresi diwajahnya berubah, makin suram. Wajahnya kian memerah, matanya berkaca-kaca. "Tidak. Tidak mungkin," bibirnya bergetar, bersamaan dengan kedua tangannya.
"Tidak mungkin semuanya berakhir seperti ini. Tidak. Tidak mungkin!" suaranya pecah, penuh keputusasaan. Loker di dekatnya sampai ambruk karena pukulan keras.
Keadaan yang sungguh membuatnya gila, disudutkan untuk memilih antara marah atau menangis, karena untuk menjadi kuat, bukanlah pilihan, itu lebih seperti berbohong kepada diri sendiri.
Dia memakai semua perlengkapan yang telah disiapkan, menatap kearah lubang di dinding yang ditambal oleh kayu. Jalan pintas yang tidak sengaja dia temukan di balik loker besi yang ambruk.
Kraken menarik napas dalam-dalam, menghembuskannya perlahan, mencoba menstabilkan kondisi kejiwaannya. Air matanya terus ingin keluar, diikuti mulutnya yang ingin berkata kasar sampai berteriak.
Pistol dalam genggaman, juga dapat menjadi jalan pintas, meninggalkan dunia sebagai pecundang.
...[Breathless Dawn]...
Aku masih mengingat bagaimana hidupku berjalan sebelum semua ini terjadi. Aku ingat bagaimana kita harus bersaing untuk dapat hidup yang layak, mencoba berbagai hal yang berbeda, hanya semata untuk merebut posisi terbaik.
Harus menjadi master dari semua pekerjaan yang kita miliki. Kita hidup di sebuah habitat dimana teknologi menjadi pedoman kehidupan. Gedung tinggi, kendaraan, ponsel, internet dan semua hal yang membuat waktu seolah berjalan lebih cepat.
Kita bahkan menguasai darat, laut dan udara. Manusia, menguasai semuanya, seperti seorang raja, raja yang rakus.
Walaupun aku manusia, namun aku bukanlah seorang raja, bahkan aku juga tidak layak memberikan pelajaran tentang kehidupan. Karena sejak lahir, yang dulu dan sekarang tidak jauh berbeda. Tapi, tapi tetap saja, apakah kehidupan diibaratkan sebuah roda yang selalu berputar? Lalu mengapa aku selalu berada di bawah?
Kraken, menyimpan catatannya. Kayu penghalang telah dibuka, dirinya telah siap untuk keluar.
Tidak lupa, secarik kertas yang sebelumnya dia temukan, juga dia simpan. Tulisan yang menandai berakhirnya kontrak kerjanya dengan organisasi Artemis, sekaligus memberitahu tentang perubahan dunia yang akan segera dia lihat langsung.
"Mereka telah bangkit, keadilan mereka telah ditegakkan. Maafkan aku jika semuanya tidak berjalan sesuai rencana kita. Sekarang semuanya terserah padamu, terimakasih, Adam."
...[Karya ini merupakan karya jalur kreatif]...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Kavirajasena
apakah ini HIV yang menjadi bencana umat manusua sehingga mereka meneliti untuk menemukan obatnya
2024-02-25
1