Kepulangan Carl disambut dingin oleh Laneige yang menunggu dengan cemas. Ia bilang Helios telah mendapatkan kabar mengejutkan di tengah malam, di mana sebuah mansion milik salah satu bangsawan di wilayahnya tiba-tiba meledak dan terbakar.
Berdekatan dengan itu, laporan tentang pengeluaran yang sangat besar juga datang. Laneige meminta mereka untuk segera merawat semua luka mereka dan beristirahat karena Helios sangat menantikan sebuah alasan masuk akal terkait kejadian malam ini.
Keesokan paginya, setelah sarapan Carl sendirian segera menghadap Duke untuk memberikan penjelasan.
...***...
Carl mencoba menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Ia merasa sangat gugup. Di kehidupannya sebelumnya ia tidak pernah mengalami situasi di mana ia harus berhadapan atau menjelaskan apa yang ia alami kepada seorang yang disebut orang tua.
Setelah berdiri cukup lama di depan pintunya ruang kerja Duke. Carl putuskan untuk segera masuk. Ia membuat wajah sedatar mungkin agar Duke Helios tidak mampu membaca pikirannya.
"Kau benar-benar memberikanku kejutan yang besar."
Belum apa-apa, Duke Helios sudah membuat Carl berkeringat dingin. Lelaki paruh baya dengan wajah yang masih tampan, meskipun memiliki kerutan pada wajahnya itu sama sekali tidak membuat kewibawaannya hilang.
Ia menautkan kedua tangannya dengan kedua siku yang bertumpu pada meja kayu yang dipenuhi oleh lembar-lembar dokumen penting.
Ia menatap mata Carl tajam. "Apakah alasanmu menolak Justin sebagai ksatria pribadimu karena hal ini?" Suara Duke Helios begitu dingin dan menusuk.
Carl benar-benar ingin kabur rasanya. Ia bertahan mati-matian menjaga ekspresi dinginnya.
"Saya hanya kurang suka karena dia berisik," jawab Carl sekenanya.
"Lalu lelang kemarin malam apakah kau sudah mengetahui jauh sebelum lelang itu dimulai. Sebagai seorang Varmelion, bukankah kau tahu kalau lelang ilegal itu dilarang, terlebih mereka malah menjual hewan magis di sana."
Carl kemudian menjelaskan semuanya kepada Duke. Tentang bagaimana ia tidak sengaja mendengar rumor tersebut dari orang di jalan dan alasan kenapa ia memilih merahasiakannya karena sangat ingin mendapatkan hewan magis tersebut. Karena kalau ia memberitahukannya, maka hewan magis yang diinginkannya belum tentu akan di dapatkannya. Tentu saja tidak ada kebenaran dari perkataannya.
Carl tidak ingin kerepotan ditanya bagaimana ia bisa mengetahui semua itu, jika ia menjawab dengan jujur.
Duke Helios mengusap kepalanya kasar. Helaaan napas kasar keluar darinya. Tidak menyangka dengan alasan kekanak-kanakan Carl.
Namun, hal tersebut juga ada benarnya. Jual-beli makhluk magis merupakan hal yang ilegal di negara ini, terlebih mengingat betapa langkanya keberadaan mereka.
"Meski begitu, kau tidak bisa mempertahankan mereka di sisimu kalau kau tidak membuat mereka menjadi makhluk kontrakmu."
Carl tahu benar tentang hal itu. Makhluk magis hanya bisa berada di sisi manusia kalau mereka membuat kontrak dengan manusia. Kalau tidak, mereka harus dikembalikan ke alam liar untuk hidup bebas. Itu adalah perjanjian yang telah manusia dan makhluk magis buat di masa lalu.
Dari awal, Carl juga memang tidak berniat untuk menjadikan kedua anak burung itu sebagai hewan kontrak. Ia hanya berniat menyelamatkan mereka agar tidak balas dendam kepada wilayahnya.
"Kalau begitu kau bisa keluar. Malam ini adikmu akan kembali. Istirahatlah karena kita harus makan malam bersama," tukas Duke Helios.
Tanpa memberikan hormat, Carl segera berjalan keluar. Ia sudah tidak kuat terlalu lama berada di sana. Saat di luar, Carl telah disambut oleh Laneige yang dengan setia menunggunya.
"Apakah Anda ingin melihat hewan magis tersebut?" tawar Laneige.
Carl mengangguk dan memintanya untuk segera menunjukkan jalannya. Di lorong, Carl tidak sengaja bertemu dengan Justin dan Raiga yang menuju ke sisi yang berlawanan.
Sepertinya mereka juga akan bertemu dengan Duke Helios dengan alasan yang berbeda.
Ketika pandang mereka bertemu, Justin dan Raiga membungkuk memberikan salam.
Fokus Carl tertuju ke arah luka Raiga yang tertutup perban.
"Apakah kau baik-baik saja?"
Raiga mengikuti arah pandang Carl. Ia mengangguk sebagai jawaban. "Saya baik-baik saja. Luka kecil seperti ini akan segera sembuh dan juga Master menara sihir sudah memberikan saya sihir penyembuhan."
Carl mengangguk paham. Yang Raiga maksud si master menara sihir pastilah si Gigolo alias Galileo itu. Ia sangat narsis, padahal sebenarnya belum dilantik secara resmi.
"Tuan muda bagaimana keadaan Anda?"
Pertanyaan Justin menarik Carl dari pikirannya. Ia seperti melihat anak anjing yang memelas ketika melihat wajah Justin.
"Aku baik-baik saja," jawabnya.
Justin tersentak seolah-olah baru mengingat sesuatu. "Saya akan segera menemui Anda, tetapi sekarang saya harus menemui Duke dulu."
Ia pamit dan langsung menarik tangan Raiga yang tidak terluka. Mereka langsung masuk ke ruangan Duke Helios setelah mengetuk pintu dan memperkenalkan diri.
...... To Be Continued ......
Ilustrasi Karakter Galileo di di chapter selanjutnya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Tanpa Nama
up up
2024-02-18
0