Angin bertiup lembut mengguncang pelan pepohonan. Dedaunan pada pohon Istika juga ikut bergoyang dengan lembut. Suara tangis wanita telah lenyap sepenuhnya. Sekarang hutan yang dikenal sebagai hutan angker itu terlihat berbeda dari sebelumnya.
Carl membuka matanya secara perlahan. Angin berembus menerpa wajah tampannya. Lelaki dengan iris mata kelabu itu tersenyum puas ketika merasakan kekuatan mengalir dalam tubuhnya.
Ia perlahan bangkit dan memutuskan untuk keluar dari hutan dan kembali kepada Justin dan Silviana. Ia yakin kalau adik perempuannya itu pasti akan memarahinya habis-habisan.
Ada yang berbeda dengan Carl saat ia mencoba keluar dari hutan. Ada banyak sekali suara asing yang masuk ke dalam kepalanya secara bersamaan.
Kepalanya terasa mau pecah setiap kali pepohonan dan para binatang berbicara. Mereka bicara dengan suara yang asing dan baru pernah Carl dengar, tetapi dirinya tahu apa yang sedang mereka bicarakan.
Kebanyakan adalah hal yang tidak penting.
Mengikuti obrolan pepohonan yang membicarakan tentang arah jalan keluar dari hutan angker, Carl dapat keluar dengan mudah dibandingkan saat ia masuk ke sana.
Ia berjalan ke tempat Silviana dan Justin yang sedang panik mencari keberadaannya. Mereka hanya mencari di sekitar hutan angker tanpa berani masuk.
“Kemana saja kau?” Silviana menghampiri Carl dengan kedua tangan di pinggul. Gadis itu memasang wajah garang.
Ia sangat khawatir sekaligus kesal kepada sang kakak yang pergi seenaknya dan menghilang. Bagaimana kalau orang lemah sepertinya dimakan oleh binatang buas atau bertemu monster yang dirumorkan.
“Aku salah mengambil jalan dan tersesat,” jawab Carl kelewat santai.
Justin yang sedari tadi hanya memperhatikan interaksi kedua saudara itu merasa bingung dengan sikap Carl.
Rumornya Carl adalah orang kasar yang sangat membenci adik tirinya, tetapi di hadapan Justin sekarang Carl adalah seorang pemuda tenang yang tidak bisa ditebak.
Pemuda itu berusaha menenangkan Silviana yang tidak berhenti bicara dan terus meminta maaf, meskipun wajahnya dan nada suaranya terlihat tidak berminat.
“Apa ada yang salah, Mr. Clastir?” tanya Carl tiba-tiba.
Justin terkesiap karena terpergok memperhatikan Carl secara terang-terangan. Ia menggaruk tekuknya yang tidak gatal dengan tawa canggung.
“Saya hanya terkejut mengetahui bahwa Anda sangat berbeda dengan rumor,” jelas Justin.
“Hm.” Carl tidak tertarik untuk menjelaskan.
Karena matahari hampir tenggelam, mereka putuskan untuk segera bergabung dengan Helios dan lainnya. Hasil buruan yang mereka dapatkan sejak tadi, Justin simpan dalam kantong ruang khusus yang terbuat oleh sihir.
Kantong itu memiliki kekuatan untuk menghentikan waktu untuk menyimpan barang-barang dalam waktu tertentu. Jadi mereka tidak perlu khawatir kalau semisalnya daging buruan mereka membusuk.
Hanya tinggal beberapa meter lagi dan mereka akan sampai di perkemahan, tetapi suara berisik dari pertarungan dan geraman monster dari arah selatan membuat mereka memilih untuk memeriksanya.
‘Monster benar-benar menyerang peserta perburuan seperti yang diceritakan di dalam novel.’
Justin menghalangi Carl agar tidak melangkah lebih dekat dengan monster itu. Para pemburu yang berasal dari duchy tampak sibuk melumpuhkan monster beruang yang ukurannya lima kali lipat dengan ukuran mereka.
Silviana segera mengambil busurnya dan bersiap untuk melancarkan serangan. Ia melapisi anak panahnya dengan sihir dan menyerang monster tersebut.
Monster tersebut menggeram saat panah menusuk bagian lengannya, tetapi serangan itu tidak cukup kuat untuk membuatnya kalah.
Justin ikut membantu dengan maju ke garda depan. Aba-aba dari Helios terdengar dan belasan panah sihir terbang ke arah Monster.
Justin menarik pedangnya dan mulai melompat ke arah Monster, ia memberikan luka pada tubuh Monster tersebut.
“Sial. Kekuatanku tidak cukup kuat.”
Justin pun mulai mengucapkan sebuah mantra. Sebuah lingkaran sihir berwarna cokelat keemasan muncul tepat di bawah kakinya dan seekor tikus tanah muncul dalam keadaan melayang.
Tikus tanah itu bernama Gary. Spirit tanah tingkat rendah yang menjalin kontrak dengan Justin.
Seorang yang memiliki kontrak dengan Spirit disebut sebagai pemanggil spirit. Di masa sekarang sudah sangat jarang ada orang yang dapat menjalin kontrak dengan spirit mengingat para spirit sudah menutup diri dengan manusia, tetapi masih ada beberapa yang mau berhubungan meskipun itu sangat sulit dan langka.
“Gary tolong bantu aku menghentikan monster tersebut,” pinta Justin. Gary mengangguk.
Tanah yang Monster itu pijak berguncang dan tiba-tiba naik mengurung monster.
Silviana dan Justin langsung memanfaatkan kesempatan untuk menyerang monster tersebut, tetapi hal itu masih tidak cukup kuat.
Monster itu mulai menggeram dengan marah. Ia menghancurkan tanah tinggi yang membatasi gerakannya dan mulai mengamuk menghancurkan apapun yang ada di dekatnya.
Beberapa mengalami luka-luka yang berat akibat amukan monster tersebut. Helios, Silviana dan Justin juga tidak kalah berbeda.
Hanya Carl yang melihat pertarungan tersebut dibalik pohon besar. Ia dilarang untuk membantu dan ia juga sebenarnya tidak berniat membantu.
Carl pikir dengan adanya Silviana yang menguasai sihir angin, Monster dapat dikalahkan dengan mudah, tetapi itu hanyalah harapan yang sia-sia.
“Sepertinya hanya Raiga yang dapat mengalahkan monster itu dengan mudah.” Carl ingat bagian novel di mana Raiga membunuh monster tersebut di awal novel.
Dalam novel Monster akan pergi ketika ia sudah terluka sangat parah, tetapi dengan banyaknya luka pada bagian tubuhnya. Monster tersebut masih berniat untuk mengamuk dan menghancurkan segalanya.
“Kalau terus begini, kami tidak akan kembali dalam keadaan hidup. Aku masih membutuhkan Duke dan Silviana untuk kehidupan nyamanku.”
Carl keluar dari pohon. Ia memberanikan diri untuk mendekati monster tersebut.
“Siapa sih orang lemah itu?” sindir Gary. Ia berdiri di sebelah Justin menunggu kontraktornya untuk memberikan perintah selanjutnya.
“Tuan muda apa yang coba Anda lakukan?! Saya mohon mundur dan berlindung, saya akan segera menyelesaikan ini!” Justin yang baru saja bangkit dengan bertumpu pada pedangnya.
Ia hendak berlari ke arah Carl untuk melindungi lelaki itu.
“Apa kau pikir aku mau melakukan hal merepotkan seperti ini?” ucap Carl.
Ia mulai mengucapkan sebuah kalimat aneh. Angin berembus kencang dan pepohonan ikut bergerak senada dengan arah angin.
Alam seolah-olah berbicara dan menjawab permintaanya. Gary bergeming, sebagai spirit ia sangat dekat dengan alam sehingga ia sangat terkejut dengan apa yang sedang Carl lakukan.
Pemuda dengan surai kelabu dan iris mata senada itu sedang berbicara dengan pepohonan di sekitarnya.
Semua orang tertegun melihat betapa mempesonanya Carl saat ini.
Carl merasa kepalanya benar-benar akan terasa pecah karena suara dari para pepohonan yang simpang siur. Setelah beberapa saat, akhirnya para pohon bersedia memberikannya bantuan.
Karena tubuh Carl lemah, ia hanya bisa meminjam kekuatan dari dua pohon besar yang tumbuh di dekatnya.
Tanah perlahan bergetar dan akar pohon mulai bergerak dan muncul ke permukaan. Membelit kuat tubuh besar monster beruang.
“Sampah itu punya kekuatan sebesar itu?”
Keringat mulai bercucuran dan membasahi dahi Carl, wajahnya memerah karena kekuatan yang dipinjamkan pohon terlalu besar untuknya. Ia menggertakkan giginya mencoba bertahan sekuat mungkin.
“Lakukan sekarang!”
Gary memekik di sebelah Justin. Suaranya yang melengking mengejutkan kontraktornya dan orang-orang di sana.
Silviana mulai bangkit, ia menghunuskan pedangnya dan melapisinya dengan sihir angin. Justin juga ikut melakukan hal yang sama.
Gary bergabung dengan pedang Justin dan membuat pedang itu bersinar indah dengan warna emas kecokelatan.
Keduanya menyerang dengan kekuatan besar bersamaan. Suara berdesir terdengar sebelum kepala monster itu terbelah menjadi tiga bagian.
Sorakan bahagia menggema dari semua orang. Helios tersenyum bangga kepada kedua anak-anaknya. Carl merintih sebentar sebelum akhirnya jatuh tidak sadarkan diri.
Ia sudah tidak kuat menahan kekuatan yang melebihi batas kemampuannya. Ia tahu kalau ia sudah berlebihan.
“Ah, aku mengubah alur novelnya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Atuk
⭐⭐⭐⭐⭐
2024-12-12
0
sey~~
keren
2024-02-26
1
Tanpa Nama
up
2024-02-05
0