Perburuan II

Carl menjadi satu-satunya orang yang berangkat menggunakan kereta ketika semua orang berangkat dengan menunggangi kuda. Ia tidak malu untuk mengakui bahwa kemampuan berkuda-nya buruk, terlebih di kehidupannya sebelumnya jangankan menunggangi kuda, bertemu dengan kuda saja ia tidak pernah.

Perjalanan menuju lokasi perburuan bisa dibilang sangat mulus. Tidak ada serangan baik dari bandit maupun monster. Carl menikmati perjalanan ditemani sambil membaca novel yang dipinjamnya dari Ron.

Seperti yang dikatakan oleh Ron, novel ini memiliki banyak misteri yang membuat pembacanya ingin sekali melakukan perjalanan demi memecahkan teka-teki itu. Buku ini seolah-oleh memiliki hubungan dengan novel aslinya.

Menurut novel aslinya, dunia ini pernah mengalami sebuah perang besar dengan bangsa Demon. Saat dunia mulai hancur, seorang pahlawan muncul. Pahlawan itu membuat kontrak dengan spirit agung, Zoya dan berhasil mengasingkan bangsa demon ke dunia bawah yang dikenal sebagai Tanisha.

Demi menyelamatkan dunia yang sudah rusak, Zoya berubah menjadi pohon dunia dan terus melindungi dunia dari ras demon sampai sekarang. Namun, pelindung yang pohon dunia buat itu perlahan kian lemah dan pada akhirnya perang kembali pecah, membawa dunia dalam kehancuran untuk kedua kalinya.

Novel asli memang tidak menyebutkan lokasi di mana pohon dunia itu, ia hanya menyebutkan cara untuk pergi ke lokasi di mana pohon dunia berada dengan mengumpulkan tujuh artefak yang memiliki pecahan kekuatannya.

Memang menyebalkan di mana dan seperti apa artefak itu tidak disebutkan sama sekali oleh penulis, tetapi novel dengan sampul hitam itu memberikan petunjuk keberadaan ketujuh artefak.

“Seandainya buku ini lebih menjelaskan letak dan bentuk artefaknya dibandingkan kisah cintanya,” gerutu Carl.

Carl menghela napas berat dan meletakkan buku tersebut di sebelahnya. Mereka sudah berangkat sejak pagi buta dan belum tiba juga.

“Hm, aku menyukai suasana seperti ini,” ujarnya. Ia menikmati pemandangan hutan hijau yang terhampar di luar. Pohon-pohon besar tumbuh dengan rindang. Sesuatu yang tidak akan pernah bisa kau lihat di perkotaan.

“Kuharap kedamaian ini berlangsung selamanya.” Ia menutup kedua matanya dan mulai terlelap.

Carl menggunakan busur sederhana yang terbuat dari kayu ringan sebagai senjata. Ayah dan Ibunya sempat memintanya untuk mengganti ke busur yang lebih bagus agar bisa mendapatkan hasil buruan yang bagus.

Memang benar kalau busur yang dipilihnya tidak akan bisa membunuh seekor kelinci. Ia tidak terlalu peduli seperti apa senjatanya, ia mengambilnya hanya karena busur itu yang tidak berat untuk orang lemah sepertinya.

Carl juga tidak berencana untuk ikut dalam perburuan. Anggap saja busur kayu ini sebuah formalitas, toh dia juga tidak tahu cara pakainya.

“Sudah terlambat untuk menyesali pilihanmu.”

Silviana menghampiri Carl bersama seorang lelaki berambut pirang. Seperti biasa, gadis cantik itu berlidah pedas. Padahal ada banyak sekali perkataan yang bisa dikatakan kepadanya. Mungkin seperti bagaimana perjalananmu atau apakah kau menikmati perjalananmu?

“Aku juga tidak berniat menggantinya.” Carl menyampirkan busur itu ke bahunya. Silviana memalingkan wajah kesal sambil mengembungkan pipi.

Carl tidak tahu bagaimana jalan pikirannya, jadi ia akan mengabaikan gadis itu. Atensinya lalu beralih kepada seorang lelaki yang berdiri di belakang Silviana.

“Ini pertama kalinya kita bertemu secara langsung, Tuan Muda.”

Meskipun lelaki beriris cokelat itu berkata begitu, nyatanya Carl sangat mengenalnya. Justin Clastir adalah ksatria berbakat dari duchy. Mereka seumuran, tetapi perbandingan kekuatannya bagaikan langit dan bumi. Justin memiliki kemampuan bela diri yang hebat terlebih ia juga menjalin kontrak dengan spirit tanah. Dalam novel ia mati muda demi menyelamatkan Silviana dari serangan Demon kelas atas.

“Meskipun kemampuan saya tidak seberapa, saya pasti akan melindungi Tuan Muda dan Nona bahkan meskipun harus mengorbankan nyawa saya.”

“Bukankah kau juga berpartisipasi dalam perburuan kali ini?” Carl menatap orang-orang yang bersiap untuk mulai memasuki wilayah perburuan, begitu pula dengan Helios.

“Kedengarannya mungkin sombong, tapi saya mengajak Tuan muda dan Nona bergabung dalam kelompok saya untuk perburuan kali ini.” Justin mengusap rambut pirangnya sambil tertawa canggung.

Silviana berdecak begitu Justin menyelesaikan perkataannya. Dalam sekali lihat Carl bisa menebak kalau dalang dibalik ini adalah ayahnya. Dia benar-benar tipe ayah yang sayang keluarga.

“Bukankah kami akan menjadi beban untukmu?” Justin menyangkal perkataan itu dengan panik. “Bagaimana mungkin? Justru saya merasa sangat terhormat bisa berburu bersama Anda berdua.”

Justin menunduk dengan wajah sedih. “Lagi pula saya juga tidak punya siapapun untuk dipersembahkan hasil buruan.”

Carl tahu persis wajah itu. Wajah kesepian yang haus akan kehadiran keluarga. Justin adalah seorang yatim piatu seperti dirinya di masa lalu. Mereka mirip, bedanya hanya Justin masih memiliki orang-orang yang menerimanya berbeda dengan Carl yang dijauhi oleh orang-orang.

“Bukankah kau bisa mempersembahkannya untuk dirimu sendiri?”

“Eh?” Silviana dan Justin serentak memandangnya dengan ekspresi terkejut.

“Bukankah mempersembahkan hasil buruannya kepada orang yang dicintainya, dipercayai akan membuat hidup orang tersebut mendapatkan kebahagiaan seumur hidup? Mencintai diri sendiri bukanlah sebuah dosa besar. Tidak ada salahnya memberi diri kita sebuah penghargaan karena sudah berjuang sampai sekarang.”

Itu adalah pemikiran yang membuat dirinya di masa lalu bertahan hidup meskipun rasanya hidup seperti di neraka. Ia tidak memiliki rumah untuk berlindung, keluarga yang hangat, makanan yang enak dan air yang bersih. Namun, Yuno berhasil bertahan hidup tanpa mengutuk kehidupannya.

Justin hendak mengucapkan sesuatu, tetapi seorang ksatria memanggilnya. Ia berpamitan kepada keduanya sebelum pergi masuk ke tenda milik Helios. Meninggalkan Silviana dan Carl dalam keadaan canggung.

“Aku tidak menyangka kata-kata itu keluar dari mulutmu.”

Carl melirik Silviana. “Hm. Kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh sampah keluarga.” Carl menyetujui.

“Tidak bukan begitu … hanya ….”

“Tidak meyakinkan,” potong Carl.

Silviana menatap Carl dengan eskpresi rumit. “Lupakan. Nanti tetaplah di sekitarku dan jangan jadi beban tim.”

Tidak. Carl tidak mau menyetujuinya. Ia punya urusan penting yang harus ia lakukan.

“Kau tidak dengar?” tuntut Silviana. Carl menghela napas berat sebelum mengangguk patuh. Ia akan mencari kesempatan untuk menjauh dari mereka berdua saat sudah masuk ke dalam hutan.

Tidak berselang lama, Justin kembali dengan wajah bahagia. “Maaf menunggu lama. Sekarang saya akan menjelaskan terkait lokasi buruan.” Justin mengajak keduanya untuk berjongkok di tanah karena di sekitar mereka tidak ada sesuatu untuk dijadikan meja.

Ia membuka gulungan kertas kuning kecoklatan dan menghamparkannya di tanah. Justin mulai menjelaskan setiap sisi hutan dan titik perburuan yang akan mereka masuki.

“Apa titik X ini? Sebuah harta karun?” Silviana menunjukan gambar pohon-pohon pada peta yang dicoret dengan tanda X.

“Itu adalah area hutan yang dilarang untuk dimasuki. Rumornya ada suara tangis yang akan membuat orang yang mendengarnya menjadi gila sampai-sampai kau ingin bunuh diri,” jelas Justin.

“Tidak ku sangka hutan itu ada di sekitar sini.”

“Anda tidak perlu khawatir Nona, saya pasti akan melindungi Tuan muda dan Nona.”

“Kau mengatakan itu lagi.”

“Itu karena saya sudah mendedikasikan nyawa saya untuk bangsawan Varmelion.”

“Ya, ya. Ayo berangkat.” Silviana bangkit dan mengambil busur dan pedangnya yang terletak agak jauh dari tempat mereka.

“Saya juga akan bersiap-siap.” Carl menahan tangan Justin yang hendak bangun.

“Petanya, apa boleh aku yang membawanya?”

...~To Be Continue~...

Terpopuler

Comments

Atuk

Atuk

🌟🌟🌟🌟🌟

2024-12-12

0

Yusuf Mahmud

Yusuf Mahmud

semangat....

2024-06-25

0

Tanpa Nama

Tanpa Nama

up

2024-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Lelaki Bajingan
2 Carl Berubah
3 Mulai Bergerak
4 Ron Clothilde
5 Peri Musim Panas Yang Membawa Lentera
6 Perburuan
7 Perburuan II
8 Kekuatan Kuno Linguistik
9 Serangan Monster
10 Festival Puncak Musim Panas
11 Raiga
12 Bahasa Elf
13 Sebenarnya kalian siapa?
14 Makhluk Magis
15 Organisasi Gelap
16 Raiga VS Organisasi Gelap
17 Trauma yang tidak disadari
18 Diintograsi
19 Elang Kabut
20 Calon Master menara sihir
21 Akhirnya bekerjasama
22 Peringatan dari angin
23 Manticore
24 Hadiah untuk Carl
25 Seorang yang Berharga
26 Tangis Silviana
27 Pertarungan Melawan Manticore (Justin & Gaon)
28 Gemerincing Lonceng di tengah pertarungan
29 Ketakutan, Keraguan, dan Kehilangan
30 Kebenaran yang tersembunyi
31 Tawaran Kerja Sama
32 Kesepakatan dua lelaki
33 Ritual Suci
34 Orang yang menarik
35 Tamu yang tidak diundang
36 Keturunan dari Aqua Wilder sang Master Api
37 Sepenggal Kisah Masa Lalu Resmos
38 Apa yang salah?
39 Pertarungan di bawah langit senja
40 Nafsu Yang Terpendam
41 Musuh Sebenarnya
42 Berusaha Untuk Bertahan
43 Serangan Monster Di Wilayah
44 Istika
45 Iblis yang terbangun
46 Kekuatan Yang Ditakuti
47 Aku Ingin Tetap Hidup
48 Gertakan dari seorang Bajingan
49 Carl VS Rinton
50 Bertemu Para Elf
51 Pertarungan Cerdik Para Elf
52 Monster Yang Tidak Seharusnya Dibangunkan
53 Ellenor dan Ten
54 Sejarah Devphonds
55 Calon Istri Carl
56 Orang Menyebalkan
57 Tiba Di Nayana
58 Bertemu dengan Yang Mulia Paus
59 Kuil Yang Ditinggalkan dan Sarang Monster
60 Eksperimen Manusia di Kuil Lama
61 Tiket menuju Wilayah Wilder
62 Melawan Hydra
63 Penghuni Asli Dari Pulau Di Padang Salju
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Menjadi Lelaki Bajingan
2
Carl Berubah
3
Mulai Bergerak
4
Ron Clothilde
5
Peri Musim Panas Yang Membawa Lentera
6
Perburuan
7
Perburuan II
8
Kekuatan Kuno Linguistik
9
Serangan Monster
10
Festival Puncak Musim Panas
11
Raiga
12
Bahasa Elf
13
Sebenarnya kalian siapa?
14
Makhluk Magis
15
Organisasi Gelap
16
Raiga VS Organisasi Gelap
17
Trauma yang tidak disadari
18
Diintograsi
19
Elang Kabut
20
Calon Master menara sihir
21
Akhirnya bekerjasama
22
Peringatan dari angin
23
Manticore
24
Hadiah untuk Carl
25
Seorang yang Berharga
26
Tangis Silviana
27
Pertarungan Melawan Manticore (Justin & Gaon)
28
Gemerincing Lonceng di tengah pertarungan
29
Ketakutan, Keraguan, dan Kehilangan
30
Kebenaran yang tersembunyi
31
Tawaran Kerja Sama
32
Kesepakatan dua lelaki
33
Ritual Suci
34
Orang yang menarik
35
Tamu yang tidak diundang
36
Keturunan dari Aqua Wilder sang Master Api
37
Sepenggal Kisah Masa Lalu Resmos
38
Apa yang salah?
39
Pertarungan di bawah langit senja
40
Nafsu Yang Terpendam
41
Musuh Sebenarnya
42
Berusaha Untuk Bertahan
43
Serangan Monster Di Wilayah
44
Istika
45
Iblis yang terbangun
46
Kekuatan Yang Ditakuti
47
Aku Ingin Tetap Hidup
48
Gertakan dari seorang Bajingan
49
Carl VS Rinton
50
Bertemu Para Elf
51
Pertarungan Cerdik Para Elf
52
Monster Yang Tidak Seharusnya Dibangunkan
53
Ellenor dan Ten
54
Sejarah Devphonds
55
Calon Istri Carl
56
Orang Menyebalkan
57
Tiba Di Nayana
58
Bertemu dengan Yang Mulia Paus
59
Kuil Yang Ditinggalkan dan Sarang Monster
60
Eksperimen Manusia di Kuil Lama
61
Tiket menuju Wilayah Wilder
62
Melawan Hydra
63
Penghuni Asli Dari Pulau Di Padang Salju

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!