Untuk sebuah alasan yang masuk akal. Carl benar-benar tidak ingin bertemu dengan lelaki yang saat ini berada di hadapannya.
“Yo, lama tidak bertemu, Carl!”
Carl mengalihkan pandangannya. Ke mana pun selama tidak berkontak mata dengan lelaki bersurai cokelat dengan tubuh kurus itu.
Bagaimana bisa ia setidak beruntung itu sampai harus bertemu dengan sesuatu yang harus ia panggil sebagai kawan lama.
“Apa ini? Kau mulai mengabaikan ku?” tanya lelaki itu. Ia berjalan menghampirinya dengan kedua tangan di pinggang. Dua antek-anteknya mengikuti dari belakang. Tampak senang dengan kehadiran Carl yang sudah lama tidak mereka lihat batang hidungnya.
“Kupikir kau masih dalam masa hukuman?” Lelaki dengan setelan mewah merangkul bahu Carl.
Carl menatap tangan itu tidak suka. “Masa hukumanku sudah selesai tiga hari yang lalu,” jawabnya sambil menepis tangan lelaki itu dengan kasar.
Seren Eluned merupakan putra Count Eluned yang seumuran dengan Carl. Mereka mungkin telah bertemu dan berteman sejak kecil, tetapi mengenang masa pertemanan itu bukanlah hal yang menyenangkan untuk Carl.
Seren adalah salah satu dari sekian banyaknya orang yang sangat ingin Carl jauhi. Ia juga salah satu NPC yang dimanfaatkan oleh antagonis utama, tetapi sebelum itu Seren adalah orang yang selalu memanfaatkan Carl.
Semua sikap nakal yang melekat dalam diri Carl, bisa dibilang merupakan pengaruh dari Seren. Karena sejak kecil Carl selalu sendiri akibat semua perhatian Silviana dapatkan, saat itulah Seren muncul dan berkata kalau ia tidak akan meninggalkan Carl sendirian.
Yang artinya, ia akan menggunakan Carl sebaik mungkin sebagai orang yang akan disalahkan ketika semua kesalahan merupakan perbuatannya. Jika diumpamakan, Seren adalah jenis pupuk yang mengundang hama pada Carl si pohon.
“Kalau begitu ayo pergi main. Kau pasti membawa uangnya, kan?”
Carl menatap Seren dan kedua temannya yang tengah tersenyum. Sikap mereka persis seperti preman sekolahan yang sedang memalak anak cupu di kelasnya. Jika Carl yang dulu, mungkin ia akan dengan senang hati menunjukkan sekantong penuh koin emas dan memberikannya kepada Seren dengan senang hati.
Menghamburkan uang, mabuk-mabukkan, bermain wanita dan berjudi sampai dini hari. Namun, kali ini berbeda. Carl dengan enteng melangkah menjauh dari ketiga orang itu.
“Kenapa aku harus repot-repot memberi kalian uang padahal aku bukanlah Ayah kalian?”
Seren dan kedua temannya terkesiap dengan respon dingin Carl. Mereka tidak pernah menyangka bahwa Carl akan menolak memberi mereka uang padahal mereka adalah teman baik sejak kecil.
Seren yang tidak mau uang sakunya hilang, segera menghentikan langkah Carl.
“Ey, jangan begitu. Bukankah kita adalah teman?” goda Seren. Ia menyamakan langkahnya dengan Carl, begitu juga kedua temannya di belakang. Mereka segera membuntuti Carl dan Seren yang berjalan di depan mereka.
Entah kenapa Carl merasa toko ‘Bearix’ di depannya seketika menjadi sangat jauh. Ia menghentikan langkahnya sehingga tiga orang yang mengikutinya juga ikut berhenti.
“Jadi apa kau berubah pikiran sekarang?” tanya Seren. Ia sedikit menunduk untuk melihat wajah Carl.
“Tuan muda Seren Anda pasti tahu sistem timbal balik di dunia, kan?”
Seren memiringkan kepalanya bingung.
"tim ... timbal balik apa?"
“Seorang harus bekerja untuk mendapatkan uang dan seorang pengemis harus terlihat kasihan agar diberikan uang. Aku sedang tidak membutuhkan seorang buruh untuk ku pekerjakan. Jadi apa Anda sedang mencoba terlihat kasihan di depanku agar diberi uang?”
Seren yang menggertakkan giginya kesal. Tangannya bahkan terkepal menahan amarah yang memuncak. Ia paham betul kalau Carl sedang mengejeknya seperti pengemis di jalanan yang minta dikasihani.
“Dasar Sampah!” umpatnya.
Carl menyeringai. Ia menyugar rambut kelabunya ke belakang. “Begitulah orang-orang memanggilku,” ucap Carl bangga.
Seolah-olah umpatan itu merupakan panggilan hebat yang tidak bisa semua orang dapatkan. Dan kenyataanya memang begitu.
Siapa juga yang mau mendapatkan panggilan sebagai sampah.
Semua orang menatap ke arah mereka dan mulai berbisik-bisik. Carl melirik ke sekitar. Mungkin gosip tentang tuan muda sampah merundung tuan muda dari keluarga Count akan menjadi topik panas besok.
Ia menghela napas lelah. Energinya terbuang sia-sia hanya untuk menghadapi orang tidak penting seperti Seren. Carl putuskan untuk segera pergi dan kembali ke tujuan utamanya pergi ke kota. Mengabaikan sepenuhnya gonggongan Seren dan keributan di belakang.
Carl menatap papan nama yang menggantung di atas toko tersebut cukup lama. Dilihat sekilas toko dengan tiga lantai ini merupakan sebuah toko biasa yang menyediakan buku untuk para pengunjungnya, tetapi bagi Carl yang tahu tentang fungsi rahasianya tempat ini adalah kunci umur panjangnya.
Carl membuka pintu kayu itu. Menghasilkan suara derit pintu yang terbuka membuat semua perhatian pengunjung berpusat kepadanya.
Carl berdiri di pintu masuk dan melihat ke sekeliling toko. Mungkin karena masih pagi toko itu tidak memiliki banyak pengunjung. Carl dapat melihat semua orang terkejut melihat kehadirannya di sana dan Carl tahu alasannya.
Dalam novel telah menjelaskan kalau tidak ada orang yang tidak mengenal bajingan sampah sepertinya. Mereka pasti berpikir kalau Carl akan menghancurkan toko karena ia memang memiliki kecenderungan menghancurkan sesuatu yang tidak senang dilihatnya.
“Selamat datang.”
Carl menatap seorang lelaki dengan rambut biru gelap, menyambutnya dengan hangat. Lelaki itu memiliki wajah yang cukup tampan dengan rahang tegas dan tubuh jakung. Tersenyum hangat kepada Carl.
Dalam sekali lihat Carl tahu kalau lelaki dihadapannya saat ini adalah Ron Clothilde. Lelaki yang berpengaruh besar dalam hal informasi di kelompok pahlawan. Senjata utamanya adalah senyuman cerah seperti yang saat ini Ron tunjukan kepadanya.
Senyum cerah yang merupakan topeng untuk menutupi sifat licik Ron sendiri.
Carl berjalan masuk. Mengabaikan sikap tidak senang semua orang. Ia meletakkan tiga koin emas di atas meja konter dan mulai memesan.
“Apa kau punya sebuah buku menarik yang bisa ku baca?”
Ron menatap Carl dengan senyum di wajahnya. “Ya. Kami punya beberapa buku bagus yang cukup populer.”
“Kalau begitu aku akan menyewa lantai tiga sepanjang hari. Juga beberapa buku tentang mitos dan yang berkaitan dengan itu. Juga secangkir teh yang tidak terlalu pahit.”
“Ya. Saya mengerti, tapi Anda memberikan uang terlalu banyak.”
“Anggap saja sebagai tip.”
“Beberapa koin perak saja sudah cukup berlebihan untuk semua ini, Anda masih memiliki dua koin emas.”
Carl segera memotong perkataan Ron. “Tidak masalah, aku punya banyak uang,” ujarnya.
Saat Carl menatapnya, wajah Ron terlihat masih sangat keberatan. Satu koin emas senilai dengan seratus koin perak dan satu koin perak setara dengan 100 koin perunggu. Padahal Carl sedang ingin terlihat keren karena sudah punya uang. Ia lalu melihat ke belakang.
“Kalau begitu. Kamu bisa mentraktir semua pengunjung untukku.”
“Meski begitu …”
“Cukup. Bawakan saja pesananku.”
Sungguh menyenangkan menjadi seorang sampah. Carl tidak perlu repot-repot bersikap sopan dan langsung menuju lantai atas. Mengabaikan bisikan tidak menyenangkan dari belakang. Carl tidak terusik dengan hal itu. Ini lebih menyenangkan dibandingkan harus bersikap seperti pahlawan yang harus selalu menunjukkan sikap baik kepada semua orang.
Satu hal lagi yang membuatnya senang. Lantai tiga yang kosong dan sunyi. Tidak akan ada yang akan mengganggu waktunya. Ia mengambil tempat di dekat jendela yang menyediakan pemandangan ke luar gerbang Utara.
Ron datang dengan secangkir teh yang mengepulkan uap panas. “Ada memiliki mata yang bagus dalam melihat tempat,” pujinya.
“Hm, mungkin karena tempat ini kosong.”
Ron tersenyum kikuk mendengar jawaban Carl.
“Kalau begitu silahkan nikmati teh Anda. Saya akan segera membawakan buku yang Anda pinta.”
Sebelum Ron benar-benar meninggalkannya, Carl mengatakan sesuatu yang membuat langkah Ron terhenti.
“Sekalian bawakan aku peri musim panas yang membawa lentera.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
sey~~
tes
2024-02-26
0
Tanpa Nama
Next
2024-01-24
0