Sebagai bangsawan yang memiliki sejarah panjang, di mana di masa lalu. Leluhurnya pernah diberkati oleh spirit angin agung. Sampai sekarang, berkat itu masih dan akan selalu melindungi keluarga mereka.
Setiap orang yang memiliki darah Varmelion, memiliki kecocokan khusus dalam atribut angin. Baik untuk melakukan kontrak dengan makhluk magis, sihir bahkan spirit sekalipun.
Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku untuk Carl. Ia memiliki mana yang terlalu sedikit untuk bisa menggunakan tiga hal tersebut, karena itu Carl lebih memilih mempertaruhkan hidupnya dengan kekuatan kuno yang tidak akan bekerja menggunakan mana, melainkan betapa kuatnya jiwa seseorang.
"Apakah Anda memikirkan tentang apa yang dikatakan, tuan Duke?"
Carl mengangkat wajahnya, menatap Laneige yang berjalan di depannya. Menuntunnya ke sebuah tempat di mana dua makhluk magis yang Carl dapatkan berada.
"Tidak juga," jawab Carl.
Laneige menghela napas. "Tolong jangan membenci tuan Duke. Beliau hanya mengkhawatirkan Anda. Tuan muda adalah satu-satunya paling berharga yang ditinggalkan oleh nyonya Sofia.
Carl tertegun. Ini pertama kalinya Carl mendengar nama Ibu kandungnya disebut. Sepanjang cerita di Novel aslinya, nama Ibu kandungnya sama sekali tidak pernah disebut. Bahkan keluarga dari pihak Ibu pun Carl tidak tahu.
Meskipun Carl mengetahui semua jalan ceritanya, Carl sama sekali tidak mengetahui tentang dirinya sendiri. Bagaimana masa kecil, kenangan dan perasaan Carl. Ia tidak mengetahui semua itu.
Yang ada di dalam sini, semua murni adalah Yuno sendiri.
Tanpa sadar aku merasa bersalah karena telah merenggut kehidupan orang lain.
Ron menghentikan langkahnya. Mereka tiba di sebuah tempat besar dengan dinding kaca.
"Ini pertama kalinya setelah 21 tahun, Anda datang kemarin. Nyonya Sofia pasti sangat senang."
Carl memiringkan kepalanya. Ia tidak mengerti apa yang sedang dimaksud oleh Laneige.
Namun, belum sempat ia mengutarakan kebingungannya. Laneige sudah memintanya untuk segera masuk ke dalam sedangkan dirinya akan menunggu di luar.
Carl sempat menunggu beberapa detik untuk membiarkan Laneige melayaninya dengan membukakan dirinya pintu. Namun, lelaki tua itu malah berdiri di pinggir pintu dengan tubuh tegap menghadap depan.
Ia tersenyum puas dengan kedua mata tertutup, seolah sedang membayangkan hal yang menyenangkan.
Carl tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang mantan Assassin yang ditakuti di kerajaan tetangga bisa bersikap seperti seorang kakek yang sedang menantikan raut senang cucunya setelah diberikan hadiah.
Carl lantas memutuskan untuk segera masuk. Begitu membuka pintu, Carl disuguhkan oleh pemandangan yang rasanya membuat dirinya Dejavu.
Pintu tertutup dan ia berjalan masuk ke dalam. Sebuah taman kaca dengan banyaknya tanaman yang pernah Carl lihat, beberapa jenis yang tidak dikenalnya juga berada di sana.
Carl menghentikan langkahnya. Ia terdiam. Ada perasaan nyeri yang tiba-tiba singgah di benaknya.
"Ibu!" Seorang anak kecil dengan rambut kelabu berlari melewati Carl. Menuju seorang wanita dengan dress berwarna Blossom.
Anak laki-laki itu menghamburkan pelukannya kepada sang wanita. Senyuman lebar mekar pada bibir kecilnya.
"Carl, bukankah Ibu bilang untuk tidak berlari?" Wanita itu tersenyum seraya membalas pelukan putranya dengan erat.
"Cal akan bantu Ibu menanam bunga." Anak laki-laki itu berseru semangat setelah melepaskan pelukannya.
Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah rumput liar. "Lihat! Cal juga membawa tanaman baru yang tidak ada di taman kaca, Ibu." Tangan mungil itu terulur menunjuk rumput yang ia ambil dalam perjalanannya.
Sang wanita tertegun. Ia lantas tertawa terbahak-bahak karena sikap putranya.
"Baiklah, mari kita tanam bersama-sama," ucap wanita itu setelah menyeka air matanya.
Pemandangan itu lantas buyar bersamaan dengan air mata Carl yang menetes tanpa pemberitahuan.
Begitu. Jadi, ini adalah tempat di mana Carl yang asli menghabiskan waktunya bersama mendiang ibunya.
Sepertinya, perasaan Carl masih melekat di dalam tubuh ini.
Carl meremas dadanya, karena rasa sesak yang tiba-tiba muncul. Ia mencoba mengatur napasnya untuk mengalihkan perasaan itu dan bersikap seperti biasanya.
Carl memilih menjauh dan melupakan semuanya, lantas kenapa ia harus repot-repot untuk mengembalikan perasaan itu.
"Manusia! Ada manusia di sini, tolong beri kami air dan rawat kami kembali." Suara lemah dari tumbuhan masuk ke dalam kepala Carl.
Suara itu begitu pilu seolah mereka sedang sekarat. Ketika Carl mengedarkan pandangannya, ia dapat melihat sebuah segel sihir. Sepertinya sihir tersebut dibuat untuk membuat tamanan di sini tetap hidup meskipun sudah tidak lagi dirawat.
"Sepertinya Duke yang memasang sihir itu."
Carl putuskan untuk memikirkan hal itu nanti saja. Ia harus masuk lebih jauh ke dalam dan akhirnya menemukan sebuah sarang dengan due ekor burung yang sedang tertidur nyenyak.
"Apa Laneige salah melaporkan kalau mereka sangat agresif?"
Carl menatap kedua burung dengan warna abu-abu gelap itu dengan pandangan tidak percaya. Di dalam novel, Elang kabut disebut sebagai makhluk magis yang sensitif terhadap segala sesuatu dan berdasarkan dengan laporan dari Laneige juga, seorang pelayan yang mencoba memberi mereka makan baru saja dihajar habis-habisan.
Namun, lihatlah sekarang! Mereka begitu lelap dalam tidurnya. Apa saking nyanyaknya mereka tidak menyadari Carl di sini.
"Apa aku harus datang lagi nanti?" tanya Carl pada diri sendiri.
"Tidak perlu begitu, kami hanya mengetes apakah kau benar-benar orang baik atau jahat." Salah seekor anak burung itu bangun.
Dia mengepakkan sayapnya lebarnya, seolah sedang peregangan.
Carl hanya menatapnya datar. "Hey, apakah kau benar-benar bisa mengerti apa yang kami katakan?"
"Astaga ini hebat. Padahal leluhur bilang, hanya manusia yang menjalin kontrak dengan kami yang bisa bicara dengan kami. Namun, kamu sama sekali tidak melakukan hal itu, bagaimana caramu melakukannya?" Seekor yang lebih kecil ikut terbangun. Ia terbang dan hinggap di bahu Carl.
Melihat cara mereka terbang, sepertinya mereka benar masih anak-anak.
"Adik kembali ke mari!" perintah sang Kakak.
Carl tersenyum, ia mengambil burung kecil itu dari bahunya dan meletakkannya kembali ke sarangnya.
"Aku hanya sedikit spesial," jawabnya atas pertanyaannya sebelumnya.
"Ngomong-ngomong, aku dengar kalian baru saja membuat keributan. Pelayan yang mengantarkan makanan terluka karena kalian serang."
"Manusia apa kau menyalahkan kami? Dia orang jahat yang ingin menangkap kami. Kami hanya membela diri," tukas sang kakak.
Sang adik terlihat mengangguk berkali-kali, seolah membenarkan.
Carl tidak bisa memungkiri kalau mereka mungkin masih begitu trauma dengan kejadian yang sebelumnya menimpa mereka.
"Aku datang hanya untuk melihat keadaan kalian. Jika kalian sudah sembuh, aku akan mengembalikan kalian ke rumah."
Kedua burung itu saling pandang sebentar, kemudian kembali memandang Carl.
Mereka seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi urung.
"Baiklah. Kuharap kalian makan dengan baik, jangan menyerang orang kecuali mereka benar-benar ingin membuatmu dalam bahaya."
Kedua anak burung itu mengangguk patuh.
...To Be Continued ......
Ilustrasi by Bing Image Creator.
Karena Galileo gak muncul di sini, maka Ilustrasi gak ku kasih di sini😔
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Fana Yuki
ihhhhhhh lucu burungnya
2024-03-07
0
sey~~
oi
2024-02-26
0
Tanpa Nama
Next
2024-02-19
0