Carl benar-benar menikmati waktunya bermalas-malasan. Di sini, Carl tidak perlu repot-repot harus bangun untuk membuat cemilan atau mengambil minum. Para pelayan dengan tanggap merespon apapun yang Carl butuhkan. Bahkan beberapa pelayan tampak sudah hapal dengan keperluan Carl dalam satu minggu ini.
Meskipun mereka merasa bingung dengan tindakan Carl yang tidak biasa, tetapi mereka lebih senang dengan kepribadian tuan muda mereka sekarang dibandingkan dengan yang sebelumnya. Ini membuat kediaman Duke Varmelion menjadi lebih tenang dibandingkan minggu sebelumnya.
Hal yang paling Carl senangi adalah tidak ada seorang pun yang berani mengusik ataupun mengganggunya. Tidak ada yang akan memarahinya dan tidak ada yang akan protes dengan sikapnya yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsawan terhormat.
Sikap bajingan Carl di masa lalu rupanya cukup menguntungkan untuk Carl sekarang. Ia dibebas tugaskan sebagai seorang penerus dan semua pekerjaan yang merepotkan itu di letakkan di pundak Silviana sebagai penerus Duke Varmelion. Kurang ajar memang, tapi Carl tidak peduli.
"Sepertinya aku perlu menghirup udara segar." Carl meletakkan buku yang baru selesai dibacanya di atas meja.
Carl berjalan ke arah balkon sambil merentangkan kedua tangan ke atas. Peregangan pertama setelah terus-terusan rebahan di kasur dengan tumpukan buku-buku tebal bertemakan sejarah.
Carl tidak sengaja melihat Silviana yang sedang latihan berpedang di taman. Gadis bersurai kelabu sepanjang pinggul itu terlihat sangat memesona mengayunkan sebilah pedang. Keringat yang membasahi wajahnya yang cantik sama sekali tidak membuat gadis itu terlihat jelek. Malahan itu menambah pesonanya sebagai gadis tercantik di kerajaan pasti akan membuat semua lelaki di kerajaan memujanya.
Silviana Varmelion adalah saudari tiri Carl yang lebih muda dua tahun darinya. Carl dan Silviana benar-benar seperti sebuah uang koin. Kepribadian mereka sangat bertolak belakang. Meskipun ciri fisik mereka hampir mirip. Mereka sama-sama memiliki rambut kelabu khas keluarga Varmelion, yang membedakan hanyalah iris mata keduanya.
Carl memiliki iris mata kelabu yang sama dengan ayahnya dan Silviana memiliki mata biru laut yang seperti Ibu tiri Carl. Dan kalau Carl tidak salah ingat, dirinya yang dulu benar-benar membenci mata Silviana. Mata biru laut yang indah itu telah merebut semua perhatian yang harusnya dimiliki oleh Carl sebagai putra sulung, tetapi semua orang tidak melihat kepadanya. Melainkan kepada Silviana Varmelion, gadis berbakat yang digadang-gadang adalah Varmelion sejati.
Bukankah penulis itu terlalu pilih kasih ketika membuat karakter Silviana. Bagaimana bisa perbedaan kekuatan kami seperti gunung dan lembah.
Silviana melihat Carl dari bawah. Gadis itu memberegut kesal dan menghentikan latihannya. Melihat tingkah gadis itu, entah kenapa Carl sedikit kesal. Silviana bersikap seolah-olah ia baru saja dijatuhi kotoran buruk dan harus secepatnya membersihkan diri. Apa semenjijikan itu ditatap Carl?
Carl menghembuskan napas ringan. Tidak ada gunanya memusingkan sikap Silviana terhadapnya, lagi pula gadis itu tidak akan membuat dunia hancur hanya karena dirinya diabaikan.
"Apa Anda akan keluar, Tuan?"
Seorang pelayan laki-laki tua dengan setelan jas rapi berdiri di sebelah Carl dengan mimik wajah tidak senang.
Lelaki itu memiliki rambut yang hampir seluruhnya tertutupi oleh uban. Iris mata hitamnya menatap Carl penuh selidik, memperlihatkan keriput pada wajahnya.
Carl tahu kalau Laneige adalah kepala pelayan di kediaman ini. Ia merupakan mata-mata yang disiapkan oleh Duke Varmelion untuk mengawasi gerak-gerik putra sulungnya.
Carl pikir sembilan hari menjadi anak kutu buku akan membuat Duke berhenti untuk memata-matai kesehariannya, tetapi dengan hadirnya Laneige yang terus berada di sekitarnya membuat Carl berpikir bahwa ia belum bisa sepenuhnya lepas dari pengawasan orang tua itu.
"Aku hanya akan keluar sebentar untuk mencari udara segar," jawab Carl.
Saat Carl melihat Laneige hendak membuka suara, Carl cepat-cepat memotong.
"Aku tidak perlu ditemani. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu kembali."
"Tapi Tuan Muda. Pekerjaan saya adalah mengurus Anda, itu berarti saya harus berada di sisi Anda di manapun itu," jelas Laneige.
Carl terkesiap dengan jawaban Laneige. Tidak pernah ia menyangka bahwa lelaki tua itu akan mengatakan sesuatu seperti itu.
Memikirkan bagaimana Laneige membuntutinya kemana-mana membuat Carl merinding.
"Tidak. Aku tidak ingin itu," balas Carl cepat. Ada hal rahasia yang harus ia lakukan dan Carl tidak mau hal itu sampai dilaporkan kepada kepala Keluarga.
"Kalau boleh saya tahu, kemana Anda akan pergi."
Carl menatap Laneige dengan tidak senang.
Kenapa lelaki tua ini sangat penasaran?
"Keliling kota," jawab Carl asal. Mana mungkin ia mau kasih tau.
"Kalau begitu saya akan mene—"
"Toko buku. Berhenti berbicara dan siapkan saja kereta untukku!"
***
Carl sempat bertanya kepada seorang pelayan tentang sebuah tempat yang menyediakan buku-buku menarik. Pelayan wanita yang Carl tanyai sedikit tersentak, mungkin takut kalau tempat itu akan Carl bakar, tetapi setelah Carl menjelaskan kenapa ia ingin pergi ke sana pelayan wanita itu dengan senang hati menyebutkan tempatnya.
Seperti cerita di novel, pelayan wanita itu menyebutkan sebuah toko yang kadang menyediakan buku untuk dipinjamkan kepada pengunjungnya. Bearix adalah nama tempat itu. Kalau saja penulis menjelaskan dengan cermat mengenai lokasi tempat itu, Carl pasti tidak perlu repot-repot bertanya kepada pelayan.
Namun, selain namanya Carl benar-benar tidak tau lokasi tempat itu.
Mungkin kalau seorang tuan muda bangsawan keluar dari kediamannya, mereka pasti akan sembunyi-sembunyi atau menyamar menjadi rakyat biasa agar dapat berbaur dengan orang-orang. Menghindari segala kejahatan yang mungkin akan mencelakai mereka.
Namun, Carl berbeda. Lelaki bersurai kelabu itu dengan entengnya menggunakan pakaian mewah dan kereta khas keluarga Varmelion. Beberapa dari pelayan berpikir tuan muda mereka sudah terlalu bosan bergemul dengan buku dan memilih untuk membuat masalah keluar kediaman alih-alih jalan-jalan biasa. Mereka tanpa pikir panjang langsung melaporkannya kepada Duke Varmelion yang juga salah paham dengan tujuan Carl keluar.
Sebuah kereta mewah berwarna hitam mengkilap dengan ukiran emas di beberapa bagiannya berhenti tepat di sebuah gang. Kereta itu terlalu besar untuk dimasuki, jadi Carl putuskan untuk jalan kaki.
Beberapa pejalan kaki yang ada di sekitarnya langsung menjauh saat melihat lambang kereta Varmelion. Tidak ada yang mau terkena masalah, apalagi melihat siapa lelaki yang baru saja keluar dari kereta.
Semua orang memilih berpura-pura tidak melihat kehadirannya dan menjaga jarak sejauh mungkin. Carl mengabaikan tatapan tak mengenakkan dari orang-orang dan terus berjalan ke tempat tujuannya. Ia sesekali melemparkan koin emas kepada pengemis yang ditemuinya.
Wilayah Varmelion dikenal sebagai wilayah paling kaya di kerajaan. Hal ini dikarenakan wilayah mereka adalah wilayah paling luas dengan banyaknya sumber daya yang melimpah. Selain pusat kota yang dipadati penduduk, beberapa wilayah juga terdapat beberapa desa kecil.
Tentu saja semakmur-makmurnya suatu tempat, tetap saja akan ada orang-orang yang menderita. Hal ini tidak bisa dihindari di manapun, termasuk wilayah Varmelion sendiri.
Saat retakan dimensi terjadi. Wilayah Varmelion menjadi wilayah yang paling parah terkena kerusakan dan serangan monster. Hal itulah yang membuat Silviana ikut bergabung dengan protagonis utama, bertarung demi menyelamatkan penduduk.
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Carl menemukan tempat yang selama ini dicarinya. Sebuah toko kecil yang terletak di sudut kota dengan plang nama Bearix.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Atuk
🌟🌟🌟🌟🌟
2024-12-12
0
☆White Cygnus☆
karep dewek.
2024-07-11
0
Anonim
first comment
2024-02-29
1