Di depan pintu gerbang utama Sekte Batu Giok tampak Tetua Shing dengan beberapa tetua lain nya telah menunggu, di sana juga ada putra patriak Sekte Batu Giok, Feng Yu dan seorang cultivator wanita seumuran Feng Yu, Xinxin.
"Cih, apa kau pikir waktu kami tidak berharga? Sungguh merepotkan." Tetua Shing berbicara keras saat Chang An dan Yang Jian menghampiri mereka.
"Salam tetua, maaf telah membuat para tetua sekalian menunggu." Chang An dan Yang Jian menunduk sopan, walaupun Chang An juga seorang tetua namun usia Chang An jauh lebih muda dari pada seluruh tetua di Sekte Batu Giok.
"Yu'er, Xin'er, guru harap kalian tidak mencontoh karakter buruk mereka."Tetua Shing mengabaikan salam mereka sambil tersenyum sinis.
Xinxin menatap Chang An dan Yang Jian tajam sedangkan raut wajah Feng Yu tak terbaca, entah apa yang sedang dipikirkan nya.
Yang Jian menaikkan sebelah alis nya saat melihat tatapan tajam dari Xinxin, baginya tidak masalah apabila Xinxin tidak menganggap nya namun untuk Chang An itu adalah tindakan bunuh diri karena merendahkan seorang tetua sekte.
"Apakah karakter buruk yang tetua maksud adalah tidak mengucapkan salam kepada tetua Chang tetapi malah berani menatapnya tajam?" sarkas Yang Jian melirik Feng Yu dan Xinxin.
Feng Yu yang merasa tersindir menunduk ke arah Chang An " Salam tetua Chang, maaf atas ketidaksopanan murid."
"Xinxin begitu kah sikap mu memperlakukan Tetua Chang?" Seorang tetua lain nya membentak Xinxin. Xinxin yang di bentak pun seketika tersadar " Ma maaf Tetua Chang, murid memberi salam."
"Sudah lah sekarang bukan waktu yang tepat untuk berdebat, Yang Jian, Feng Yu dan Xinxin kalian akan mewakili sekte pada Turnamen Cultivator Muda. Aku dan tetua Chang An yang akan mendampingi kalian." seorang pria memberi sedikit arahan sebelum memulai perjalanan, dia adalah tetua Han Li.
Tetua Han Li menjelaskan bahwa patriak tidak dapat mengantarkan kepergian mereka di karenakan urusan penting yang harus di selesaikan, setelah pamit mereka memulai perjalanan menuju Sekte Naga Awan mengenakan jubah khusus Sekte Batu Giok.
~~
Selama di perjalanan suasana sangat canggung, Xinxin dan Feng Yu yang tampak tidak menyukai Yang Jian dan menjauhi nya sangat terlihat bagi Han Li maupun Chang An.
"Tetua Chang apa Yang Jian telah mengetahuinya?" Han Li berbicara pelan di samping Chang An agar tidak ada yang mendengar nya. Feng Yu dan Xinxin berjalan lebih dulu di depan dan Yang Jian di tengah sendiri, sedangkan Chang An dan Han Li berjalan di belakang untuk memantau mereka.
Chang An menghela nafas panjang sambil memijit pelipis nya.
" Belum tetua Han, Yang Jian... dia hanya sebatang kara."
Han Li menepuk pelan pundak Chang An
"Aku mengerti perasaan mu tetua Chang, kalau aku yang berada di posisi mu aku juga akan mengambil pilihan yang sama dengan mu."
"Seandainya aku memiliki posisi yang tinggi di sekte." Tetua Chang menatap sendu punggung Yang Jian.
"Apapun pilihan mu aku akan selalu mendukung mu, katakan apapun bila membutuhkan bantuan ku." Tawar Tetua Han Li, Tetua Han Li adalah satu-satu nya tetua yang tidak merasa iri akan prestasi Chang An, dia berteman dengan Chang An tulus bukan semata-mata hanya untuk keuntungan.
Namun satu hal yang tidak di sadari oleh Chang An dan Han Li, Yang Jian ternyata mendengar semua ucapan mereka.
'Apa yang di sembunyikan guru dariku?' Yang Jian sedikit mendapat jawaban dari sikap Chang An.
~~
Malam ini rombongan Yang Jian memutuskan untuk menginap di sebuah desa kecil, Chang An dan yang lain nya telah tertidur pulas namun Yang Jian masih terjaga karena memikirkan perkataan gurunya dan tetua Han Li siang tadi.
Yang Jian akhirnya memutuskan berjalan-jalan di sekitar desa, karena hari sudah larut tidak ada lagi warga yang masih membuka pintu kediaman nya.
"Tolong tolong..." seketika Yang Jian di kagetkan oleh suara seseorang yang meminta tolong, Yang Jian menoleh ke segala sisi namun tidak menemukan apapun.
Yang Jian memusatkan qi nya ke mata nya untuk mengaktifkan mata dewa , namun Yang Jian tidak menemukan apapun yang janggal.
Tidak berhenti disitu Yang Jian kembali mengaktifkan mata dewanya, tiba-tiba Yang Jian menemukan sebuh cermin besar yang mengeluarkan cahaya putih emas, cermin tersebut berasal dari dalam hutan di sebelah desa.
Yang Jian menggunakan ilmu meringankan tubuh mencapai hutan tersebut, saat sampai di sebuah goa Yang Jian merasakan aura cermin tersebut dari dalam. Yang Jian melangkah kan kaki nya perlahan dengan waspada.
Aura yang mencekam memenuhi isi goa tersebut membuat Yang Jian merinding, saat sampai di depan cermin Yang Jian memperhatikan cermin tersebut seksama, ukiran burung phoenix yang indah memenuhi sisi cermin tersebut.
Yang Jian merasa terhipnotis akan keindahan ukiran burung phoenix tersebut dia mengangkat tangan nya untuk menyentuh cermin tersebut, seketika cahaya yang menyilaukan muncul dan menyedot Yang Jian memasuki cermin, perlahan-lahan cahaya tersebut padam dan cermin phoenix juga menghilang dari dalam goa.
~~
Yang Jian membuka mata nya saat merasakan sesuatu yang dingin mengenai kulit nya.
"Arghh..." Yang Jian terperangah kanget saat melihat seekor siluman raksasa seperti wujud naga berdiri di hadapan nya, naga tersebut memiliki panjang sekitar dua puluh meter dengan lebar mencapai lima meter, siluman tersebut memiliki sepasang sayap dan empat kaki, dan juga sepasang tanduk.
Mata merah menyala membuat Yang Jian keringat dingin dan aura yang keluar dari tubuh nya membuat Yang Jian hampir kehilangan kesadaran nya, kalau bukan karena ilmu guanghuan yang dimiliki Yang Jian mungkin dia sudah berakhir hari ini.
"Cih lemah, bagaimana mungkin aku memiliki tuan yang dapat mati kapan saja." Siluman tersebut memandang jijik Yang Jian sambil menarik auranya, dia kemudian merebah kan dirinya dan menutup mata mengabaikan Yang Jian.
Yang Jian yang baru pertama kali melihat seekor siluman dapat berbicara layaknya manusia dibuat terpana bahkan dia tidak menghiraukan lagi sindiran siluman tersebut kepada nya.
Saat tersadar Yang Jian tidak merasa tertekan lagi akan aura siluman tersebut, dia kemudian mencoba untuk berbicara "Maaf tuan siluman, boleh kah aku bertanya sesuatu." Siluman naga tersebut mengabaikan ucapan Yang Jian.
" Tuan siluman, aku tidak bermaksud untuk mengganggu mu namun aku tidak sengaja tersesat di kediaman mu. Boleh kah aku tau di mana pintu keluar tempat ini?" Lagi-lagi Yang Jian di abaikan. Yang Jian kemudian mendudukkan dirinya di samping siluman tersebut.
"Aku dan rombongan ku melakukan perjalanan menuju Sekte Naga Awan untuk mengikuti turnamen, mereka pasti khawatir karena kehilangan ku tuan siluman, oh ya rasanya tidak sopan meminta pertolongan mu sebelum memperkenalkan diri." Yang Jian kemudian menatap ke arah siluman naga tersebut sambil menunduk hormat
"Salam tuan siluman, namaku Yang Jian dari Sekte Batu Giok." Lama menunduk namun Yang Jian tidak mendapat jawaban apapun, dia mengangkat kepalanya kemudian melihat siluman naga tersebut masih memenjamkan matanya. Yang Jian menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena selalu di abaikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Terus lanjutkan tor
2023-06-15
0
Harman LokeST
seeeerriiiiiiiiiiiiiiuuuuuuuuuuuuuissssssssss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss Yang Jian dan tingkatkan terus kultivasimu yaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnggg lebbbiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihh tinnnngggggggggggggggggggiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii laaaaaggiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
2023-06-15
0
Adit Trisakti
Hayalan yg berlebihan...panjang 20 mtr...lebar 5 mtr....😅😅😅
2022-10-27
0