Keesokan paginya mereka sudah berada di tepi bukit Lembah Neraka, tepatnya di sebelah air terjun lokasi Xiao Ming bersemedi, karena lokasi ini padat dengan qi murni dan juga siluman di sini masih berusia seratus tahun sehingga tidak terlalu berbahaya bagi Yang Jian.
Sebelum memulai latihan Yang Jian di beritahu lebih lengkap mengenai cultivator untuk menambah wawasan nya. Xiao Ming mulai menjelaskan kembali mengenai pengertian cultivator, cultivator adalah manusia yang melatih dantian nya untuk menyerap qi untuk memperkuat tubuhnya dan membuat manusia tersebut memiliki umur panjang.
Dantian adalah tempat untuk mengumpulkan qi, biasa nya berada di pusar manusia. Sedangkan qi adalah energi alam yang di serap oleh cultivator untuk meningkatkan praktiknya. Qi bagi setiap cultivator juga berbeda kuat nya tergantung dari pelatihan yang di jalankan.
Xiao Ming mulai menjelaskan tingkat praktik bagi seorang cultivator yaitu, cultivator warior, cultivator warior star, cultivator master, cultivator grandmaster dan cultivator legenda. Untuk setiap tingkatan nya ada tiga tahap yaitu, tahap awal, tahap menengah dan tahap akhir.
"Kalau begitu tingkat praktik ayah pasti sudah berada di cultivator legenda bukan? Ayah kan hebat." Puji Yang Jian sambil mengangkat kedua jempolnya.
Xiao Ming terkekeh pelan "Kalau menurut Yang Jian seperti itu maka anggap lah begitu."
"Baiklah mari kita mulai latihan nya."
Xiao Ming berencana untuk menempa kekuatan fisik Yang Jian terlebih dahulu sebelum mengajarkan nya cara menyerap qi dan teknik lain nya. Hal ini sering di lewatkan oleh para cultivator, mereka kerap sekali lebih fokus untuk meningkatkan praktiknya dengan menyerap qi secara berlebihan dan bantuan sumber daya dengan tidak di dasari dengan kekuatan fisik. Akibatnya fisik cultivator tersebut tidak sekuat cultivator yang memilik fisik yang kuat meski memiliki tingkat praktik yang sama bahkan diatas nya karena pondasinya yang lemah.
Pertama-tama, Yang Jian harus mendaki bukit sampai ke ujung air terjun, tinggi bukit tersebut sekitar 500 meter namun tidak terlalu curam. Yang Jian harus melakukan nya sampai matahari terbenam. walaupun Yang Jian memiliki kekuatan fisik di atas anak-anak seusia nya, Xiao Ming tetap menempa fisik Yang Jian sampai melewati batasnya. Hal ini juga berfungsi untuk mengetahui batas kemampuan Yang Jian, tanpa berbasa- basi lagi Yang Jian mengiyakan perintah sang ayah tanpa bertanya.
Saat matahari sudah di atas kepala, Yang Jian membawa sebotol air di pinggang nya sebagai bekal pelatihan nya. Ia mulai mendaki bukit tanpa menggunakan alas kaki dan penutup kepala. Awalnya Yang Jian tampak tidak kesulitan, namun di tengah bukit Yang Jian mulai kehabisan tenaga, teriknya matahari membuat keringat nya mengucur deras. Baju yang Yang Jian kenakan juga sudah basah sebagian.
Tetapi Yang Jian tidak menyerah, ia terus melangkah kan kaki nya meski nafas nya sudah terputus-putus. Ia memegang akar-akar pohon sebagai alat nya agar ia dapat berdiri dengan stabil.
Karena sudah tidak memiliki tenaga Yang Jian akhirnya memutuskan untuk duduk dibawah pohon yang rindang, ia meminum sedikit air yang dibawanya untuk memuaskan dahaga. Setelah beristirahat selama lima belas menit, dia kemudian melanjutkan latihan nya.
Suasana di bukit lembah tersebut sungguh nyaman karena penuh dengan energi alam yang murni, tidak terlihat satupun hewan maupun siluman disana padahal saat pertama kali dia memasuki lembah sudah bertemu dengan siluman kucing. Yang Jian tahu bahwa ada campur tangan dari sang ayah untuk memuluskan latihan nya.
Dengan tekad agar tidak mengecewakan sang ayah, Yang Jian mendaki bukit tersebut sekuat tenaga, kakinya mulai lecet dan mengeluarkan darah segar. Akhirnya menjelang sore, ia baru sampai di puncak bukit, keringat membasahi pakaian nya. Kaki nya serasa mati rasa dan lutut nya bergetar.
Yang Jian tidak menyangka latihan awal nya akan sesulit ini, untuk menjadi kuat memang bukan semudah membalikkan telapak tangan, setelah di rasa cukup untuk mengambil nafas Yang Jian pun kembali menuruni bukit sambil sesekali berhenti untuk sekedar mengambil nafas.
Malam nya, Yang Jian baru sampai di tepi bukit, terlihat Xiao Ming sudah menunggunya di dekat sungai sambil membakar dua ekor ikan besar.
"Kemarilah Jian'er, kau makan lah terlebih dahulu untuk memulihkan tenaga mu." Xiao Ming menyerahkan seekor ikan besar yang sudah masak.
"Terimakasih ayah"
Yang Jian memakan ikan tersebut seperti kesetanan karena dia memang kelaparan akibat stamina yang terkuras habis. Xiao Ming hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putra nya tersebut.
" Pelan-pelan Jian'er tidak ada yang akan merebutnya dari mu." Yang Jian tersenyum canggung dan melanjutkan makan nya, namun kali ini ia makan dengan sopan.
Setelah makan dan di rasa cukup istirahat, Yang Jian melanjutkan latihan kedua. Yang Jian di suruh untuk berendam di bawah air terjun selama dua jam, latihan ini berfungsi untuk menempa kulit dan tulang Yang Jian agar lebih keras karena air tersebut bukan air sembarang tetapi air yang mengandung qi murni.
Saat memasuki air tersebut Yang Jian merasakan dingin yang menusuk di telapak kakinya tetapi dia tetap melangkah kan kaki dan duduk bersila di atas batu dalam air hingga air menutupi tubuhnya dan menyisakan kepala Yang Jian untuk bernafas.
Samar-samar tubuh Yang Jian mengeluarkan cahaya ke emasan namun karena mata Yang Jian terpejam dia tidak menyadari hal tersebut, hanya Xiao Ming lah yang melihatnya dia tersenyum penuh arti menatap Yang Jian.
Tiga puluh menit berlalu, terlihat Yang Jian kesulitan menahan rasa sakit di tubuhnya akibat dingin nya air terjun tersebut dan juga air itu memiliki rasa dingin yang mampu menusuk hingga ke tulang. Seluruh wajah Yang Jian basah karena keringat dingin akibat menahan rasa sakit yang luar biasa.
Akhirnya Xiao Ming menyudahi sesi latihan Yang Jian, ia tidak mau terlalu memaksa Yang Jian karena biar bagaimana pun Yang Jian tetap lah anak yang masih berusia tujuh tahun.
Xiao Ming menempelkan tangan nya di pundak Yang Jian dan menyalurkan qi nya untuk mengurangi rasa sakit dan dingin di tubuh Yang Jian. Raut wajah Yang Jian kembali cerah dan tubuhnya berhenti bergetar
Mereka kembali ke pondok, setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian Xiao Ming memberi Yang Jian ramuan yang ia racik sendiri kemudian menyuruh nya istirahat agar dapat melanjutkan kembali latihan nya esok hari.
Xiao Ming pergi ke perpustakaan pribadinya dan memilih-milih kitab yang cocok untuk di ajarkan kepada Yang Jian ketika fisik nya sudah terbentuk. Dia juga menyiapkan banyak obat herbal dan ramuan untuk menunjang perkembangan praktik Yang Jian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
bukankah di leher Yang Jian ada kalung dan juga cincin... kenapa dilupakan tor
2023-08-23
0
Dzikir Ari
Kalau Ranah Tingkatan Kultivasi pakai Bahasa Ind saja biar mudah dicerna Tor 🙏
2023-06-15
0
Harman LokeST
seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2023-06-14
0