Ketika malam hampir tiba, rombongan Yang Jian memutuskan untuk beristirahat di tengah hutan dan melanjutkan perjalanan kembali esok hari. Hutan tersebut di penuhi pepohonan yang cukup rindang, namun tidak ada hewan buas yang mereka temui sepanjang perjalanan.
Mereka bekerja sama memasang tenda dan mencari kayu bakar untuk membuat api unggun, sementara untuk makan malam sudah di bawa dari desa sebagai bekal selama perjalanan.
Yang Jian duduk agak jauh dari kelompok pedagang tersebut, dia memang tidak terbiasa bergabung dengan manusia karena sebelum berkelana dia hanya mengenal Xiao Ming.
"Katanya perwakilan dari Sekte Batu Giok kembali berkunjung ke kota Xemin." Salah satu pedagang membuka pembicaraan.
"Benar, penyerangan tiga tahun lalu membuat mereka cukup waspada." Timpal yang lainnya. Yang Jian yang awalnya acuh tak acuh kini mendengarkan pembicaraan mereka, saat ini dia membutuhkan banyak informasi mengenai dunia persilatan.
"Mohon maaf Tuan, apa yang sedang kalian bicarakan." Ini pertama kalinya Yang Jian berbicara mulai dari mereka meninggalkan desa Jizeng. Yang Jian mendekat agar dapat berbicara lebih leluasa
"Oh begini tuan muda, kau orang baru mungkin tidak mengetahui berita ini karena semua orang tau tentang penyerangan tiga tahun lalu." seorang dari mereka menjelaskan kepada Yang Jian bahwa Sekte Kabut Hijau melakukan penyerangan di kota Xemin dalam rangka memperluas wilayah, namun mereka mengalami kekalahan akibat kerja sama sekte menengah aliran putih netral.
Dari penjelasan nya Yang Jian mengetahui bahwa saat ini walikota Xemin mengadakan kerja sama dengan Sekte Batu Giok untuk memantau keamaan di kota Xemin apabila terjadi penyerangan gelombang ke dua dengan kekuatan yang lebih besar lagi. Kerja sama mereka telah terjalin selama tiga tahun belakangan ini namun belum ada tanda-tanda bahwa Sekte Kabut Hijau akan menyerang kembali. Walikota Xemin khawatir kalau-kalau ada jebakan dari situasi saat ini.
Yang Jian tentu dapat menilai ada yang janggal dari cerita pedagang tersebut, namun dia memutuskan untuk tidak memikirkan hal ini lebih lanjut, dia memang bertujuan menjadi cultivator untuk menghapuskan kejahatan namun saat ini Yang Jian belum memiliki kekuatan untuk menundukkan Sekte Kabut Hijau. Saat ini dia hanya perlu berlatih menjadi lebih kuat agar dapat menjalankan tugas dari sang ayah, Xiao Ming.
'Aku masih terlalu lemah.' fikir Yang Jian dalam hati.
Hari sudah larut, api unggun yang tadinya menyala sudah padam, kelompok pedagang tersebut juga sudah terbuai dengan mimpinya. Yang Jian yang awalnya bersikap tenang memasang wajah serius, dia melangkah cepat menjauh dari tenda menuju pohon besar.
"Apa yang kalian inginkan?" Yang Jian berkata dingin menatap lurus ke depan.
Sekelompok pria berbaju hitam melompat keluar dari pepohonan , mereka terdiri dari 5 orang dan mengenakan penutup wajah.
"Hahaha, ternyata kau lumayan juga bocah bisa menyadari kehadiran kami."
Yang Jian sebenarnya sudah menyadari ada orang yang mengikuti rombongan nya sejak awal keberangkatan, namun dia tidak melakukan apa-apa karena belum melihat adanya pergerakan dari kelompok tersebut. Oleh sebab itu dia mencoba untuk menanyakan alasan mereka.
"Serahkan semua harta benda yang kalian miliki, mungkin kami akan mengampunimu hahah." Secara terang-terangan kelompok tersebut mengatakan tujuan nya, dengan kata lain mereka mencoba menunjukkan bahwa mereka adalah sekelompok perampok.
Yang Jian masih diam dia mencoba menilai kemampuan perampok tersebut, ternyata praktik mereka berada di warior tahap menengah.
"Kebetulan aku ingin menguji hasil pelatihanku selama ini, mohon bimbingan nya." Yang Jian mengatupkan kedua tangan nya dan menunduk sedikit seperti memulai sebuah pertandingan. Menurut Yang Jian ini juga kesempatan yang bagus untuk mengasah pengalaman bertarung nya.
"Apa kau bodoh? Kami kesini untuk merampok bukan untuk bertanding." Seorang perampok menunjukkan raut wajah masam dan kesal dia merasa diremehkan bocah kecil, apalagi bocah tersebut tidak takut sama sekali.
Tanpa aba-aba Yang Jian mulai menyerang pemimpin perampok tersebut, dia menggunakan teknik tangan kosong karena ingin menguji ilmu tersebut.
Tapak tangan Yang Jian mengenai pemimpin perampok tersebut karena tidak siap.
"Kurang ajar."
'Hiyattt...' pemimpin perampok tersebut mengeluarkan pisau kecil dari balik sakunya dan menyerang Yang Jian.
Yang Jian terus menghindar dan sesekali mengarahkan pukulan dan tendangan ke arah lawan. Karena kekuatan fisik Yang Jian sangat kuat, pemimpin perampok itu merasakan sakit yang luar biasa ketika bersentuhan dengan tangan dan kaki Yang Jian.
Saat pemimpin perampok lengah akibat kelelahan, Yang Jian mengumpulkan sedikit qi di telapak tangan nya dan seketika 'boom' perampok tersebut terpental lima meter mengenai batang pohon di belakang nya.
'Uhuk..uhuk.' Perampok itu pun muntah darah dan kehilangan kesadaran nya.
Ke empat perampok lain nya baru tersadar setelah ketua mereka pingsan, mereka meneguk ludah kasar.
"Ayo sama-sama menyerang, dia cuma anak kecil." Seru perampok memberi aba-aba. Mereka yang tidak dapat membaca tingkat praktik Yang Jian menganggap bahwa Yang Jian bukan bahaya yang harus mereka hindari namun perkiraan mereka salah, mereka sudah melihat sendiri kekuatan Yang Jian.
Yang Jian menyambut serangan perampok tersebut tanpa kewalahan, dia sudah terbiasa antar hidup dan mati ketika bertarung dengan para siluman di Lembah Neraka walaupun dia tidak sanggup bila bertarung dengan siluman berusia ribuan tahun.
Perbedaan nya siluman tidak memiliki kecerdasan layak nya manusia, melainkan bertarung mengikuti insting untuk membunuh mangsa.
Setelah sepuluh menit bertarung Yang Jian sudah menghafal setiap gerakan lawan, tujuan nya adalah untuk menambah pengalaman bertarung nya.
"Satu." Yang Jian menangkap tangan salah satu perampok dan memukul uluh hatinya dengan kuat.
"Dua." kemudian Yang Jian berbalik dan menangkis serangan salah satu perampok dengan kaki kirinya, setelah itu dengan kaki kanan yang tersisa Yang Jian menendang tepat di leher perampok tersebut 'kretekk' suara tulang retak berbunyi nyaring di malam sunyi.
"Tiga." Yang Jian memijak lutut salah satu perampok dan melompat tinggi ke udara, saat turun Yang Jian mengarahkan sikunya tepat di atas kepala perampok tersebut.
"Empat." Setelah menyiku kepala perampok ke tiga Yang Jian salto belakang kemudian menendang keras ******** perampok ke empat dengan kuat. 'arghhh' teriakan yang sungguh menyayat hati bagi siapa pun yang mendengar.
"Huft" Yang Jian menghela nafas kasar
'Sepertinya aku harus bertarung dengan lawan yang lebih kuat untuk memaksimal kan ilmuku'
Saat Yang Jian berbalik dia melihat lima pria berjubah hitam tergelatak tak sadarkan diri di tanah dalam kondisi yang mengenaskan. Tidak Peduli, Yang Jian menaburi racun mematikan dan mengikat kelima perampok tersebut ke sebuah pohon besar. Menunggu esok hari akan penemuan mayat, jika ada yang menemukan tentunya.
Setelah selesai dengan tugas nya dia berjalan kembali menuju tenda dan beristirahat karena hari masih begitu gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Mcnya jadikan tdk naif terutama nantinya jangan mudah tergoda cewe2 sebelum ketemu Keluarganya
2023-08-23
0
Dzikir Ari
Awal pelatihan dg Perampok
2023-06-15
0
Harman LokeST
buuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuunuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh seeeeeeemuuuuuuanyaaaaassssaaaaaa jaaaaaaaaaaaaaaannnngggggaaaaaaaaannn beeeeeeeriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aaaaammmmmmmmmmmppppuuuuiunnnn kiipaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasssss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2023-06-15
0