Lagi-lagi semua orang terkejut mendengar jawaban Yang Jian. Sungguh bocah bernyali besar begitulah pemikiran mereka.
Gong Ou geram karena merasa di permalukan dia mengepalkan tangannya dan mengarahkan tinjunya ke wajah Yang Jian, Gong Ou merupakan cultivator warior tahap menengah di usia nya yang sudah menginjak dua puluh satu tahun tentu bukan masalah serius untuk Yang Jian.
Dengan santai Yang Jian menangkap tangan Gong Ou dengan tangan kanannya.
"Apa paman berniat menindas anak kecil?"
"Paman kepalamu, apa aku terlihat seperti paman mu?" Gong Ou semakin geram karena panggilan Yang Jian terhadap dirinya.
Orang yang mendengar perkataan mereka menahan tawa tak terkecuali pelayan di samping Yang Jian, kedua pengawal Gong Ou sampai menggigit bibir bawahnya supaya tawa mereka tidak lolos.
Gong Ou menarik tangan nya dari genggaman Yang Jian namun tidak bisa, semakin kuat Gong ou menarik tangan nya semakin kuat juga Yang Jian memegang tangan Gong Ou.
Tiba-tiba Yang Jian melepaskan tangan Gong Ou sehingga mengakibatkan Gong Ou jatuh terjungkal.
"Hahaha." seketika tawa semua orang pecah, mereka tidak dapat lagi menahan tawa melihat seorang Gong Ou jatuh dengan posisi yang lucu dan memalukan.
"Diam! Kalian bosan hidup." Gong Ou berteriak marah.
"Jangan tidur di lantai paman, aku bisa berbagi kamar dengan mu jika tidak keberatan." tawar Yang Jian masih dengan wajah polosnya.
"Arghh..." pekik Gong Ou marah bercampur malu
"Pengawal, ayo pulang. Dan kau..." seru Gong Ou sambil menunjuk Yang Jian
"Jangan harap lepas dariku." kemudian Gong Ou berlalu di ikuti kedua pengawalnya sambil menatap tajam pengunjung restoran.
Setelah Gong Ou pergi, Yang Jian di antar oleh pelayan ke kamar dan pengunjung restoran melanjutkan aktivitasnya.
"Silahkan tuan muda." Setelah mengantar Yang Jian pelayan tersebut menasihati Yang Jian untuk cepat meninggalkan desa karena Gong Ou pasti sudah melaporkan kejadian ini kepada ayahnya.
Ayah Gong Ou
Yang Jian mengangguk pelan
" Terimakasih dan tolong antarkan makanan terbaik kalian." Dia sama sekali tidak merasa akan ada nya ancaman yang mendatangi nya esok pagi. Bagi nya apabila dia tidak berbuat salah maka tidak ada yang perlu di takut kan.
~~
Pagi telah tiba, semalaman Yang Jian menghabiskan waktunya meracik obat dan berkultivasi, Saat bersama Xiao Ming dia belajar beberapa ilmu alchemi yang walaupun Xiao Ming tidak menurunkan ilmu alchemi terhadap Yang Jian melainkan ilmu pedang.
Namun Yang Jian sering mengikuti Xiao Ming ketika meracik obat dan Yang Jian diam-diam mempraktekkan nya, sesekali Yang Jian juga meminta petunjuk Xiao Ming untuk hal baru yang dia rasa sulit.
Yang Jian juga membuat obat mengikuti petunjuk dari kitab-kitab ramuan obat milik Xiao Ming. Bukan hanya obat, bahkan Yang Jian juga belajar untuk meracik racun karena di Lembah Neraka banyak tumbuh tanaman beracun.
Yang Jian memanfaatkan semua tumbuhan di Lembah Neraka sebagai bahan percobaan nya, walaupun berkali-kali gagal namun pada akhir nya Yang Jian berhasil membuat beberapa ramuan obat dan racun tingkat tinggi.
Setelah selesai membersihkan diri dan berkemas Yang Jian turun ke restoran untuk makan sebelum melanjutkan perjalanan nya kembali. Suasana di lantai satu masih sepi pengunjung karena waktu masih begitu pagi.
"Pelayan, tolong hidangkan makanan terbaik kalian." Seru Yang Jian kepada pelayan wanita yang kebetulan lewat di samping Yang Jian.
"Baik tuan muda, apa ada lagi yang tuan muda inginkan?" Tanya pelayan wanita tersebut ramah. Pelayan wanita itu terlihat lusuh dengan pakaian sederhana nya, nampak kerutan-kerutan halus di wajah nya. Seperti nya dia terlalu memaksa bekerja selama ini.
"Tidak ada, bibi boleh pergi, ini bonus untuk bibi." Yang Jian memberi satu koin emas kepada pelayan wanita tersebut.
"Terimakasih, terimakasih banyak tuan muda." Pelayan itu membungkuk berkali-kali di hadapan Yang Jain, bagi cultivator seperti Yang Jian koin emas bukan suatu yang mahal namun bagi manusia biasa apalagi manusia dari kalangan bawah, satu koin emas sudah mampu menghidupi mereka selama satu bulan.
Tidak lama pesanan Yang Jian pun tiba, aroma yang menggiurkan pun membuat cacing perut Yang Jian mendemo meminta di beri makan.
Saat sedang menyantap makanan nya terdengar suara ribut dari luar penginapan.
"Dimana bocah itu? Keluarrrr!" seorang pria paruh baya berteriak marah.
"Maaf tuan Gong, kalau ada masalah kita bicarakan baik-baik." Pemilik penginapan keluar saat mendengar suara keributan dari luar sehingga memutuskan untuk menemuinya, ternyata dia adalah Gong Fu, ayah Gong Ou
"Dimana bocah sialan itu, keluar kau sebelum ku hancur kan tempat ini" teriak Gong Fu tanpa menghiraukan pemilik penginapan tersebut.
Pemilik penginapan tersebut ketakutan melihat amarah Gong Fu, dia sungguh tidak pernah membayangkan akan mempunyai masalah seserius ini dengan keluarga Gong.
"Maaf tuan Gong, kami benar-benar tidak mengerti kapan kami menyinggung tuan Gong. Mohon tuan Gong berbelas kasihan kepada kami."
Namun lagi-lagi Gong Fu tidak menghiraukan keberadaan pemilik penginapan tersebut, dia masih saja berteriak marah ke arah penginapan.
Saat Yang Jian selesai makan dan membayar seluruh biaya nya dia keluar dari penginapan dengan santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Itu ayah, dia lah yang telah mempermalukan ku." seru Gong Ou menunjuk ke arah Yang Jian saat Yang Jian berjalan keluar dari dalam restoran.
"Oh jadi kau, bocah ingusan tak tahu malu yang berani menyentuh putraku?" Gong Ou menatap tajamke arah Yang Jian sambil mengeluarkan aura pembunuh nya, namun yang di tatap masih terlihat santai dan tidak merasa terintimidasi.
'Aku bahkan membunuh lebih banyak dari pada orang tua ini, yah walaupun siluman semua.' Pikir Yang Jian. Aura pembunuh Gong Fu memang lumayan pekat namun mengingat umur nya, aura milik Gong Fu masih termasuk sedikit, seperti nya dia jarang terjun ke dalam pertempuran.
Sebenarnya Gong Fu cukup terkejut melihat Yang Jian tidak terpengaruh aura pembunuhnya dia dapat memprediksi bahwa bukan suatu kebetulan Yang Jian dapat menghalau aura pembunuh nya. Namun karena Yang Jian memang benar-benar memiliki kemampuan dan tingkat praktik yang tinggi, namun demi harga diri dia masih tetap dengan sikap sombong nya. "Berani nya kau melukai putraku, apa kau tidak punya otak"
"Punya kakek." jawab Yang Jian dengan sopan namun tanpa ekspresi.
"Kurang ajar, apa kau tidak pernah di ajari sopan santun. Dimana otak mu?" Gong Fu membentak Yang Jian, matanya melotot tajam. Dan mulut nya menganga seperti hendak menelan Yang Jian hidup-hidup.
"Di sini kakek." jawab Yang Jian polos sambil menunjuk ke arah kepalanya. Dia benar-benar bingung sejak kapan otak manusia dapat berpindah tempat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
otaknya pindah makanya Gong Fu jadi bego🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-08-23
0
Dzikir Ari
Up...up ...makin Asyik
2023-06-15
0
Harman LokeST
siiiiikkkkssssssaaaassssaaaaaaaaaaaaaa teruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuus jaaaaaaaaaaaaaaannnngggggaaaaaaaaannn beeeeeerrrrrrrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aaaaammmmmmmmmmmppppuuuuiunnnn kiipaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasssss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2023-06-14
0