TERPAKSA MENIKAHI TUAN MUDA

TERPAKSA MENIKAHI TUAN MUDA

PART 1 - PERJODOHAN

“Apa! Papa sama mama mau menjodohkan boy dengan anak temannya kalian? Gila, sungguh gila kalian! Pokoknya boy enggak mau dijodohin titik!” Teriak boy sambil menatap wajah papanya dengan tatapan emosi

Boy menolak permintaan papa dan mamanya untuk segera menikah. Tujuan utama dari kedua orang tuanya yang menjodohkan dia dengan anak temannya yaitu agar sifat boy dapat berubah lebih baik lagi.

                                     *****

Boy Nasution

Adalah anak tunggal dari keluarga yang terpandang dan terhormat. Karena kedua orang tuanya adalah bos konglomerat disuatu perusahaan pertambangan minyak tanah yang berdomisili di Jakarta. Kedua orang tuanya selalu memaksa anaknya agar segera menikah. Bukan tanpa alasan mereka memaksa boy segera menikah karena boy setiap hari kerjaanya hanya menghambur-hamburkan uang orang tuanya.

Tujuan dari orang tua boy menyuruh dia segera menikah yaitu agar hidup dia tertata dan ada yang mengatur keuangannya. Karena orang tuanya sudah mulai sakit-sakitan, papa boy menyuruh dia segera menikah agar dia bisa mengelola keuangan perusahaanya dengan baik dan menjadi penerus dari perusahaan orang tuanya. Tetapi boy tetap bersikukuh belum siap menikah, dia masih ingin berfoya-foya dengan teman-temannya.

“Boy! Papa sama mama itu ingin melihat kamu bahagia mempunyai keluarga dan hidup berkecukupan nak!” Pinta orang tua boy

“Bahagia! Bahagia papa bilang, emang papa selama ini enggak lihat boy sudah bahagia?  Boy sudah bisa jalan-jalan, keliling kota, party sama teman-teman dan masih banyak lagi yang boy lakuin sama teman-teman diluar sana, itu semua boy kira sudah cukup menggambarkan bahagia kok pa dan enggak perlu nikah segala?” Jawab boy tanpa memikirkan ucapannya

“Teman-teman kamu bilang, mereka itu hanya memanfaatkan kamu saja boy!” Papa boy mendekati boy sambil menunjuk muka boy

“Memanfaatkan? Memanfaatkan apa pa! Papa jangan asal ngomong ya.” Teriak boy

“Astaga boy! Kita seperti ini bertujuan agar sifat kamu berubah boy, enggak seperti berandal kayak gini!” Jawab papa boy sudah kesal dan kehilangan kesabaran

“Eh papa jangan asal ngomong ya!” Teriak boy sambil melotot dan mendorong tubuh papanya

Papa boy terjatuh dan tersungkur dilantai karena didorong boy

“Heh! Boy keterlaluan kamu ya sama orang tua sudah berani, enggak tau sopan santun!” Teriak mamanya boy sambil membantu papa yang terjatuh karena didorong boy ke lantai

Tanpa rasa yang salah dan meminta maaf terlebih dahulu, akhirnya boy langsung keluar dari rumah kemudian meninggalkan orang tuanya sendirian. Boy kemudian mengambil mobilnya yang terparkir di garasi rumah.

“Papa bangun pa, papa enggak kenapa-napa kan?” Mama boy membantu papanya yang terjatuh di lantai

Orang tuanya kecewa dan khawatir akan pergaulan boy yang setiap hari seperti itu. Tak pernah mendengar nasehat dari orang tuanya dan tak mau berubah

“Mama, maafin papa ya karena papa enggak bisa mendidik anak kita menjadi anak yang baik dan menjadi anak yang di dambakan oleh orang tua?” Terlihat papa boy menyesal dan menangis

“Sudah pa, mungkin boy belum sadar mama yakin suatu saat dia akan sadar dan berubah kok sifatnya.” Jawab mama sambil menenangkan perasaan papanya boy dengan memeluknya.

                                   *****

*Hallo, anton loe dimana?” Tanya boy melalui handphonenya

“Hallo bro, nih gue lagi di tempat biasa lagi party, ow iya loe dimana nih sudah kita tunggu nih belum nongol-nongol juga?” Jawab anton

“Ah gue pusing! Dirumah diomelin terus sama papa mama gue!”

“Ah…. Udah enggak usah dengerin ocehan mereka, mending loe kesini kita party sampai pagi!” Ajak anton sambil ketawa

“Oke-oke tungguin gue ya, sebentar lagi gue meluncur!” 

“Oke buruan! Mumpung disini masih ada cewek yang cantik nih. Loe mau gue pilihin apa nanti pilih sendiri?” Tanya anton

“Wah cocok tuh, ntar saja gue yang milih disana.” Jawab boy sambil mengendarai mobilnya dengan melaju kencang

Tak lama boy langsung meluncur menuju tempat club dia ketemu teman-temannya di sana. Mereka party sampai pagi, seperti biasa mereka menghabiskan hari-harinya hanya dengan mabuk-mabukan sambil main perempuan.

“Runyam banget fikiran gue hari ini ton! Masak papa mama gue selalu memaksa gue nikah-nikah dan nikah terus!” Boy menceritakan permasalahanya dengan anton sambil ditemani dengan minuman wine

“Hahaha cupu banget sih loe! Kayak anak kecil saja loe masak masih nurut disuruh nikah sama orang tua, jangan mau mending kita puas-puasin masa muda kita?” Jawab anton sambil meracuni fikiran boy.

“Iya bener banget omongan loe anton!” Jawab boy

“Iyalah anton gitu, loe mending dengerin gue. Kita masih muda jadi tugas kita itu party oke!” 

“Oke anton!” Teriak boy sambil minum wine lagi

Mereka berdua terlihat tak ada salah, difikiran mereka berdua masa-masa saat ini yang utama adalah party, belum terfikir untuk menikah. Karena menikah hanya akan memunculkan masalah baru dan banyak beban. Mereka masih ingin bebas menikmati dunia malam bareng teman-temannya yang selalu di temani cewek cantik-cantik.

Jam sudah menunjukan pukul 03.00 dini hari, boy pamit ingin pulang duluan. Sepertinya boy terlalu banyak minum malam ini, membuat dia saat berjalan terlihat sempoyongan.

“Bro! Gue pulang duluan ya, pusing banget kepala gue nih kebanyakan minum malam ini!” 

“Haha cupu kali loe boy baru minum beberapa botol saja sudah KO! Yasudah kalau gitu, hati-hati di jalan bro!” Sahut anton.

Sebelum boy pulang meninggalkan club malam tersebut, dari belakang ada perempuan yang memanggilnya

“Bang! Abang, tungguin sebentar.” teriak wanita malam itu memanggil boy sambil menarik tangannya boy

“Iya ada apa lagi!” Jawab boy

“Terimakasih ya bang, tadi permainan loe mantap banget sama tipsnya mantap besok main lagi ya sama ita bang, jangan salah sama ita?” Pinta wanita malam itu agar besok boy menemaninya lagi

“Oh iya oke deh sip!” Jawab boy singkat langsung meninggalkan wanita jalang itu.

Boy menuju parkiran mobil dan langsung pulang ke rumahnya. Tak perlu menunggu lama, akhirnya boy sudah sampai di rumah.

Sesampainya dirumah boy mengetuk pintu tapi tidak ada yang membukanya karena waktu sudah menunjukan pukul 04.10 dini hari. Akhirnya bibi mira terbangun dan membukakan pintu rumah

“Loe itu kalau kerja yang benar! Dipanggil-panggil dari tadi enggak nongol, loe mau gue pacat!” Teriak boy sambil menunjuk muka bibi mira

“Maaf den, tadi saya masih tidur?” Jawab bibi mira sambil ketakutan karena boy pulang dengan kondisi sedang mabuk. Bibi mira hanya menundukan wajahnya karena takut dipecat dari kerjaanya

“Kamu mabuk lagi boy?” Tanya mama sambil menceramahi anaknya itu

“Ah.. apaan sih ma, bukan urusan kamu ma? Boy mau mabuk mau enggak itu urusan boy ma, boy sudah dewasa jadi sudah bisa ngurus diri sendiri.” Teriak boy

“Kamu itu anak mama, jadi wajar kalau mama nanya ke kamu seperti itu!” Jawab mama

“Ah brisiklah! Udah mending sana mama tidur lagi sama papa yang sudah tua renta itu?” Pinta boy menyuruh mamanya tidur

“Ih…. ngapain kamu masih disitu ma, minggir-minggir boy pusing mau tidur malas diceramahin lagi!”

Boy kemudian masuk ke kamarnya dan meninggalkan mamanya. Mamanya kecewa bercampur sedih menyaksikan kelakuan anaknya yang setiap hari kelakuannya seperti itu. Bibi mira kemudian mencoba mendekati mama agar menahan emosi dan selalu sabar menghadapi sifat anak semata wayangnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!