PART 9 - JANGAN TINGGALIN AKU

Setelah Intan meminum ramuan yang dibikin oleh ibunya, akhirnya badan Intan sekarang berangsur-angsur mulai membaik walaupun belum 100% pulih tetapi dia sekarang sudah bisa tersenyum dan demamnya juga sudah mulai turun dari sebelumnya.

Seketika Chiko merasa bahagia karena melihat Intan sudah bisa tersenyum kembali. Entah apa yang dipikirkan Chiko, saat Intan terbaring lemas sakit sepertinya dia merasa bersalah dan merasa sedih jika Intan sampai meninggalkannya.

Mungkinkah Chiko mulai jatuh cinta ke Intan, atau kah perasaan itu hanya ada di dirinya saja atau Intan juga merasakan hal yang sama. Apakah Chiko berani mengungkapkan perasaanya ke Intan jika memang dia benar-benar suka sama Intan.

“Intan, ini obatnya diminum lagi biar demam kamu cepat sembuh!” Pinta Chiko sambil memberikan obat ke Intan

Intan kemudian meminum ramuan obat yang diberikan oleh Chiko kedirinya. Walaupun rasanya pahit, tetapi demi kesehatan, Intan kemudian langsung meminumnya tanpa tersisa sedikitpun.

“Bagaimana, sudah mendingan kan Intan! Ow iya nanti kalau kamu sudah sembuh total aku akan ajak kamu main deh ke desa sebelah sambil refresh pikiran?” Chiko mencoba menghibur Intan agar dia segera sembuh

“Iya yang bener Chiko! Ok deh, awas ya kalau kamu sampai bohong, tak jewer entar!” Balas Intan sambil senyum-senyum kearahnya

“Iya aku janji kok, makanya kamu sekarang cepat sembuh agar kita bisa keluar main bersama ke desa sebelah?” Sahut Chiko sambil mengelus rambut Intan.

“Iya, doakan juga ya semoga aku cepet sembuh dan bisa menemani kamu!” Jawab Intan sambil senyum kearah Chiko

Mereka kemudian bercanda bersama, raut wajah Intan dan Chiko terlihat bahagia. Dari pancaran matanya Intan, bahwa dia sepertinya mencintai Chiko, begitu juga dengan tatapan mata Chiko yang tajam mengisyaratkan bahwa dia juga mencintai Intan.

Semua itu terlihat saat Intan sedang terbaring sakit, Chiko terlihat cemas tak seperti biasanya. 

“Nah begitu dong, akhirnya ada perubahan kamu nak!” Ibunya Intan tiba-tiba masuk ke dalam kamar mengagetkan Intan dan Chiko yang sedang asik bercanda bersama.

Intan dan Chiko kaget saat ibunya tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Apalagi Chiko sedang memegang tangan Intan dan sedang mengelus rambut Intan.

Chiko takut kalau ibunya Intan mengira dia berbuat yang tidak-tidak ke Intan. Tapi, syukurlah Ibunya Intan tidak mempermasalahkan itu semua.

“Iya bu, terimakasih ya sudah dibikinin obat buat Intan dan sekarang Intan sekarang sudah mulai mendingan.” Sahut Intan

“Loh, jangan berterima kasih ke ibu dong sayang, itu kan obatnya yang nyariin Chiko kemarin di hutan!” Balas Ibunya Intan sambil menunjuk ke arah Chiko

“Hah, serius bu yang nyari tumbuhan obat-obatan dia, kan itu susah nyarinya dan harus ke dalam sana.” Jawab Intan yang masih belum percaya kalau yang mencarikan tumbuhan obatnya itu Chiko

“Iya benar kok yang nyariin Chiko.” Jawab ibunya Intan

Chiko hanya terdiam menundukan kepalanya tanpa berkata-kata saat ibunya Intan memujinya berkali-kali.

“Chiko terimakasih ya karena kamu aku sekarang sudah sembuh, aku belum percaya kalau kamu berani ke hutan sendirian mencari ramuan obat-obatan itu untuk ku?” Intan menatap wajah Chiko dengan tatapan tajam yang serius

“Iya Intan sama-sama, yang penting kamu sekarang sudah sembuh itu sudah lebih dari cukup membuatku tenang.” Jawab Chiko sambil memegang tangan Intan.

“Ehm…ehm…sepertinya ibu disini mengganggu kalian berkomunikasi ya, ibu pamit ke dapur lagi saja ya!” Pinta Ibunya Intan langsung meninggalkan mereka berdua.

Ibunya Intan kemudian meninggalkan mereka berdua di kamar karena Ibunya Intan tidak mau mengganggu mereka saat ngobrol bersama.

Terlihat Intan dan Chiko tersenyum lebar saat Ibunya Intan pamit meninggalkan mereka dan memilih ke dapur.

“Oh iya Intan, boleh jujur nggak?” Pinta Chiko ke Intan dengan tatapan mata yang tajam

“Ehm…. Boleh kok, emang kamu mau ngomong apa, ngomong saja Chiko!” Jawab Intan 

“Ehm.. pas kamu sakit, aku merasa khawatir dan kehilangan sosok wanita sepertimu, makanya aku merasa galau saat kamu terbaring sakit kayak gini?” Chiko mencoba menjelaskan perasaan dia ke Intan

“Terus?” Intan hanya menjawab dengan singkat karena belum paham yang dibicarakan oleh Chiko

“Jadi, aku to the point saja ya ke kamu, kalau aku sebenarnya suka sama kamu, saat aku ada disini dan kamu rawat, aku menemukan sesosok wanita yang aku impikan yaitu semua ada pada dirimu Intan.” Chiko mencoba memberanikan diri mengutarakan isi hatinya ke Intan

“Jadi kamu suka sama aku?” Tanya Intan masih belum percaya kalau Chiko suka sama dia

“Iya Intan. Aku suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacarku!” Pinta Chiko dengan tatapan serius ke wajah Intan

Tanpa perlu pikir panjang, Intan langsung menjawab ucapan Chiko.

“Iya Chiko, aku juga suka sama kamu, dan aku mau kok jadi pacar kamu!” Jawab Intan dengan senyuman.

“Terimakasih ya Intan, kamu sudah mau nerima aku apa adanya, kami jangan tinggalin aku ya?” Pinta Chiko ke Intan.

“Iya sayang.” Jawab Intan dengan memberikan senyuman manis ke Chiko.

Akhirnya mereka berdua sudah resmi berpacaran. Intan merasa bersyukur sekali bisa menjadi pacarnya Chiko, dan Chiko juga merasa bahagia karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

“Ini kuenya dimakan dulu sayang, apa mau makan nasi biar aku ambilkan di dapur?” Pinta Chiko sambil menawarkan ke Intan

“Boleh dong ambilkan nasi saja Chiko karena perutku sudah keroncongan.” Balas Intan

Chiko kemudian dengan senang hati menuju dapur dan mengambilkan nasi untuk kekasihnya yaitu Intan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!