Seperti biasa, Intan dan ibunya pagi ini berkebun menanam sayuran. Saat sayurannya sudah tumbuh, maka akan dijual ke pasar untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain menanam sayuran, ibu Intan hari ini panen sayuran kangkung dan buah strawberry di kebunnya.
“Intan, kamu dimana?” Lirih suara Chiko memanggilnya
Chiko mencoba keluar dari kamar dan mencari keberadaan Intan dan Ibunya Intan, tetapi setelah dilakukan pengecekan di dalam rumah tidak ada orang satupun. Akhirnya Chiko kedepan rumah dan melihat Intan sedang berkebun di depan rumah bersama Ibunya.
“Intan!” Teriak Chiko dari arah belakang badannya
Intan dan Ibunya kemudian menoleh kearah Chilo. Chiko hari ini terlihat sudah bisa jalan dengan normal. Tinggal luka yang ada dikepalanya yang masih basah belum kering, masih menunggu beberapa hari lagi akan sembuh.
“Eh Chiko, kamu sudah bangun?” Tanya Intan sambil menghampirinya
“Iya nih, tadi aku cariin kalian dimana, pikirku kalian pergi ninggalin aku sendirian dirumah ini.” Jawab Chiko
“Hahaha kamu bisa saja, mau ninggalin kamu kemana, kan harta kita cuma rumah ini saja Chiko, walaupun rumah tua tapi aku nyaman disini.” Jawab Intan
“Eh Chiko kamu mau belajar bertani nggak, ini kita lagi panen sayur kangkung sama strawberry.”
“Wah! Asyik nih, boleh dong aku bantuin kalian.” Jawab Chiko sambil membantu Intan berkebun.
Saat Chiko membantu Intan dan Ibunya berkebun, dia teringat sesuatu.
“Hai nak! Sini ambil buah ini, ini namanya buah strawberry?”
Chiko seketika teringat masa kecilnya dengan ibunya. Tetapi dia belum begitu mengenali asli wajah ibunya, dia hanya terdiam melamun melihat Intan memetikkan buah strawberry itu untuknya.
“Eh Chiko kamu kenapa kok malah melamun sih!” Gumam Intan
“Hem.. maaf aku teringat sama ibuku?” Jawab Chiko seketika membuat Intan dan Ibunya kaget menghentikan pekerjaan berkebunnya
“Apa! Alhamdulillah bu, dia sudah mulai mengingat orang tuanya!” Teriak Intan menoleh ke wajah Chiko
“Iya Intan.” Jawab Ibunya dengan wajah yang bahagia.
“Kamu sudah ingat sama orang tuamu, siapa namanya Chiko?” Tanya Intan sambil mendekatinya
“Iya, aku masih teringat sekilas saja belum mengingat seluruh wajahnya!” Jawab Chiko.
Chiko menundukan wajahnya, seakan dia sedih karena harus lupa ingatan dan lupa dengan wajah kedua orang tuanya.
Intan mengelus pundak Chiko dan menenangkannya. Intan adalah gadis yang penyayang dan penyabar, dia mencoba menenangkan Chiko dan membantunya untuk mengingat kenangannya kembali dengan keluarganya.
“Ow iya Intan, nanti siang kamu bawakan sayur-sayur ini ke pasar ya sambil jual buah strawberry ini karena sudah pada masak!” Pinta Ibunya Intan
“Iya bu siap nanti aku bantu jualkan sayuran dan buah-buahan ini ke pasar.” Jawab Intan
“Mau aku bantuin jualan juga nggak Intan?” Sahut Chiko
“Serius kamu mau bantuin aku jualan? Tapi nanti kaki kamu sudah kuat belum karena pasarnya lumayan jauh loh dari sini, disini kita nggak ada motor jadi harus ngelewatin hutan ini baru sampai desa disana.?” Intan menjelaskan ke Chiko sambil menunjuk ke arah kampung sebelah
“Ah… tenang saja, kakiku sudah kuat kok!” Jawab Chiko dengan tegasnya.
“Ya Sudah kalau begitu, sekarang tolong bantuin aku masukin buah-buah strawberry ini dan mengikat sayur kangkungnya ya Chiko, kita berangkat sekarang saja, takut kalau berangkat siang sampai disini lagi kemalaman.”
“Iya oke Intan!” Jawab Chiko.
Ibu Intan terlihat bahagia melihat putrinya bersama Chiko, sudah lama Ibunya Intan tidak melihat senyum anaknya itu semenjak ia ditinggalkan ayahnya yang telah lama meninggal dunia.
“Ibu, Intan sama Chiko pamit dulu ya ke pasar, doakan semoga dagangannya laris dan cepat habis!”
“Amin sayang, kalian hati-hati dijalan ya, kalau sudah habis segera pulang agar tidak kemalaman dijalan!” Jawab Ibunya Intan
Sesampainya di pasar, jualan Intan dan Chiko laris terjual, tak perlu menunggu lama sayuran kangkung dan buah strawberry yang dijualnya sudah ludes terjual.
Raut bahagia terlihat di wajah Intan dan Chiko. Mereka seakan membawa berkah dalam menjual dagangannya itu.
“Eh Intan, yuk pulang dagangannya sudah habis nih!” Pinta Chiko ke Intan
“Iya Chiko, alhamdulillah ya dagangan kita laris manis dibeli sama warga sini?” Jawab Intan sambil tersenyum bahagia
Saat mereka sudah meninggalkan pasar dan pulang menuju rumahnya Intan, tiba-tiba di pertengahan perjalanan cuaca tidak mendukung. Hujan lebat pun turun membuat Intan dan Chiko kehujanan.
“Chiko kita meneduh dulu yuk, hujannya deras sekali ini?” Ajak Intan
“Iya Intan, kita coba cari tempat untuk meneduh dulu ya di depan sana semoga ada!” Jawab Chilo sambil memeluk badan Intan yang sudah basah kuyup.
Disini nggak ada rumah warga, yang ada hanya gubuk tua di tengah sawah. Akhirnya Chiko mengajak Intan menuju gubuk itu.
Mereka meneduh di gubuk itu sampai hujan reda. Walaupun itu gubuk tua, tetapi masih bisa digunakan untuk meneduh dan berlindung dari derasnya hujan hari ini.
“Kamu nggak kenapa-napa kan Intan, kelihatannya baju kamu basah kuyup?” Tanya Chiko
“Iya aku nggak apa-apa kok Chiko!” Terlihat Intan kedinginan sampai dia menggigil.
Chiko kemudian memakaikan jaketnya ke tubuh Intan agar dia tidak kedinginan lagi.
“Terimakasih ya Chiko?” Ucap Intan sambil menatap wajah Chiko yang tulus memberikan jaketnya untuk Intan
“Iya Intan sama-sama.” Jawab Chiko sambil memeluk badan Intan yang masih kedinginan.
Intan merasa nyaman sekali saat tubuhnya dipeluk oleh Chiko, serasa ia melayang dibuatnya.
Mereka ngobrol di gubuk tua itu sambil mengingat saat menjual dagangannya yang cepat habis terjual.
"Ternyata kamu jago juga ya Chiko jualannya, baru sebentar kita membuka lapak langsung habis jualan kita?" Harika senyum melihat wajah Chiko
"Ah biasa saja kali, kamu itu yang jago merayu pelanggan datang untuk membeli sayuran dan buah strawberry kita?" Jawab Chiko.
Sekitar satu jam mereka beristirahat di gubuk tua itu sambil menunggu hujan benar-benar reda. Saat hujan sudah reda, mereka melanjutkan perjalanannya menuju rumah.
Mereka sampai dirumah sekitar pukul 18.50 WIB, ibunya Intan sudah menunggu kedatangan mereka dirumah dengan hati yang was-was.
“Dimana ya Intan dan Chiko, semoga mereka baik-baik saja dan tidak kehujanan dijalan, kasihan kalau kehujanan!” Lirih hati ibunya Intan.
“Assalamu’alaikum, bu?” Terdengar suara Intan memanggil Ibunya dan mengetuk pintu rumah
“Wa’alaikum salam.” Jawab Ibunya Intan.
Intan mengetuk pintu rumah ibunya. Ibunya kemudian menghampiri Intan dan Chiko dengan keadaan baju mereka yang sudah basah kuyup kehujanan.
“Loh baju kalian kok bisa basah kayak gitu, kehujanan dimana kalian?” Tanya ibunya Intan
“Tadi kita kehujanan di perkebunan desa sana bu, disana nggak ada rumah makanya kita lari mencari tempat untuk berteduh dan kita menemukan gubuk tua ditengah sawah?” Jawab Intan
“Oh yasudah kalau begitu kalian mandi dulu, ibu sudah membuat kan sop ayam di rumah, ow iya tadi disini juga hujan deras makanya ibu khawatir dengan kalian.”
“Iya bu, yasudah Intan mandi dulu ya sudah nggak kuat nih!” Intan langsung menuju kamar mandi
Selesai mandi, mereka kemudian menyantap hidangan yang sudah disediakan ibunya Intan untuk mereka.
Intan dan Chiko kemudian melahap sop ayamnya dengan cepat karena mereka sudah lapar.
“Ow iya bu, tadi kita sudah berhasil menjual sayuran dan buah strawberry kita dan habis terjual.” Intan mengeluarkan uang hasil dagangannya ke Ibunya
“Alhamdulillah Intan.” Jawab ibunya dengan wajah yang gembira
“Iya bu, tadi malah ada yang mau borong sayurannya lagi, tapi sudah habis dan kita sudah janji besok akan kita bawakan sayuran yang lebih banyak lagi untuknya.” Timpali Chiko menjelaskan ke ibunya Intan.
“Iya bu tadi ada yang bilang seperti itu?” Sahut Intan
“Alhamdulillah kalau begitu?” Jawab Ibunya Intan.
Usai mereka makan bersama, mereka langsung menuju kamar masing-masing untuk beristirahat bersama.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments