PART 2 - PERMINTAAN PAPA

Pagi ini bibi mira sudah menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga boy. Terlihat papa dan mama boy sudah siap menyantap sarapan pagi yang di masak oleh bibi mira.

“Ma, anak mu mana jam segini belum keluar juga dari kamar!” Tanya papa boy ke mama

“Iya pa, mungkin boy masih tertidur lelap, tunggu saja pa pasti nanti juga bangun dia?” Jawab mama boy dengan santainya.

Sebenarnya mama mau cerita kalau boy tadi pulang ke rumah jam 04.10 dini hari, tapi mama enggak tega kalau papa harus berantem lagi sama boy masalah ini. Kasihan kesehatan papa yang setiap hari mulai menurun.

“Sini pa, biar mama ambilin nasi dan lauknya?” Mama mengambilkan nasi dan lauk untuk papa sebelum berangkat kerja

“Oh iya ma, terimakasih ya kamu tidak berubah dari kita menikah sampai tua tetap setia menemani papa?” Jawab papa sambil memandangi wajah mama yang tetap anggun dan cantik awet muda

Suara pintu kamar boy terbuka, terlihat boy baru bangun tidur dan keluar dari kamar menuju kamar tengah

“Boy sarapan dulu bareng mama dan papa nak?” Pinta mama

“Boy enggak mau sarapan ma!” Jawab boy sambil jalan sempoyongan

“Kamu mabuk lagi ya!” Teriak papa langsung seketika menghentikan sarapannya

“Iya! Emang kenapa kalau aku mabuk pa.” Teriak boy sambil menatap dengan tatapan tajam ke papanya

Papanya kemudian beranjak dari meja makan dan menghampiri boy. Dengan wajah yang kecewa papa mendekati boy

Plak…!

Plak…!

Terdengar suara tamparan ke pipi kanan dan kiri boy begitu renyah. Papa merasa kecewa sekali melihat kelakuan anaknya setiap hari tidak ada sikap untuk berubah menjadi lebih baik, malah tambah parah

“Dasar anak enggak tahu diri, anak kurang ajar! Sudah di kasih perhatian yang cukup masih saja maunya seenak jidat!” Papa menampar pipi boy dan memarahinya 

“Apa-apaan sih pa! Boy itu sudah gede, boy sudah bisa menentukan hidupnya sendiri!” Jawab boy sambil memegangi pipinya karena tamparan papanya sangat kuat membuat pipi boy menjadi merah

“Apa! Apa yang sudah kamu bisa diumur segini? Kamu itu masih anak bawang belum bisa ngatur kehidupanmu sendiri.”

Saat boy ingin membalas perkataan papanya, mama langsung menasehati boy agar selalu mendengarkan ucapan orang tua terutama sama papanya.

“Cukup boy! Cobalah instropeksi diri nak, dengerin kata papamu, kita seperti ini ingin kamu itu jadi anak yang baik dan tidak terjerumus ke jalan yang salah.” Mama boy menasehati boy

“Alah! Mama jangan ikut campur urusan boy ma. Papa emang dari dulu kayak gini.” Jawab boy

“Boy! tolong dengerin papa mu ini ngomong,  usia papa mungkin tinggal sebentar lagi makanya papa ingin melihat kamu cepat menikah agar tanggung jawab papa selesai dan bisa melihat kamu bahagia dengan keluargamu sendiri boy?” Papa menjelaskan ke boy dengan memegang pundaknya.

“Ah..! Nikah lagi nikah lagi, emang kalian enggak bosen apa nyuruh boy untuk nikah terus! Telinga boy sudah panas pa diceramahin kayak gini setiap hari.” Jawab boy tetap tidak mau menikah di usia muda

“Papa mau tanya sekarang ke kamu, kamu maunya apa sekarang boy?” Tanya papanya boy

“Boy ingin hidup foya-foya dan kumpul sama teman-teman boy pa! Boy belum ingin menikah.” Jawab boy sambil senyum sinis

“Emang kamu sudah siap kalau masih mempertahankan keinginan kamu? Kamu siap kehilangan semua fasilitas dari papa untukmu?” 

“Fasilitas? Maksudnya apa pa!” Jawab boy penasaran

“Jadi gini saja, karena papa sudah muak dengan alasan kamu seperti itu setiap hari, untuk fasiltas yang sudah papa kasih seperti ATM, HP, Laptop, Credit Card, Passport, motor berikut fasilitas mobil akan papa tarik semua, papa ingin lihat kamu bisa hidup apa enggak tanpa bantuan papa!” Jawab papa sambil memandangi boy

“Apa! Apa-apaan ini, kalian itu orang tua macam apa, mending bunuh saja boy pa!” Jawab boy seolah tidak terima akan perlakuan papanya ke dia

“Iya itu terserah kamu saja, tinggal ikuti perintah papa susah amat, malah milih orang lain untuk dipercaya, jelas-jelas mereka hanya menghabiskan uang papa untuk party setiap malam.” 

“Udahlah boy turuti kemauan papa kamu, itu juga demi kebaikan kamu kok?” Pinta mama boy dengan wajah yang enggak tega melihat anak kesayangannya diperlakukan papanya seperti itu

Tanpa sepatah kata, boy akhirnya langsung keluar dari rumah melajukan mobilnya dengan kencang tanpa tau arah mau kemana.

Boy merasa kecewa sekali dengan keputusan papanya yang mengekang dia setiap hari dan harus menuruti kemauan papanya.

Mama boy kemudian mendekati papa sambil mengelus pundak papa.

“Pa, apakah keputusan papa itu enggak berlebihan, kasihan boy lo pa nanti kalau dia sakit gimana?” Bujuk mama ke papa sambil mengelus pundak papa

“Udahlah ma, boy itu sudah dewasa pasti bisa berfikir positif dan bisa mengambil keputusan! Lagian dia kita kasih masukan juga enggak mau kan? Jalan satu-satunya ya ini biar dia mikir!” Jawab papa sambil memandangi wajah mama yang mulai sedih

“Tapi pa?” Jawab mama menangis di pundak papa

“Mama enggak tega pa lihat boy nanti kelaparan diluar sana?” 

Papa hanya terdiam saja. Papa tetap mempertahankan keputusannya itu agar menjadikan boy anak yang bertanggung jawab dan bisa merubah sifatnya

“Udah ma, papa mau berangkat kerja pusing mikirin anakmu terus-terusan?” 

“Iya pa, sebentar ya pa?  Mama mau ambilin tas papa di kamar dulu!” Mama langsung melaju cepat menuju kamar untuk mengambilkan tas papa yang sudah disiapkan mama di dalam kamar tadi pagi

“Ma sudah belum, papa sudah telat berangkat kerja nih?” Teriak papa sambil melihat jam di tangannya

“Sebentar pa, ini sudah selesai.” Mama memberikan tas kerja papa 

“Yasudah kalau begitu papa pamit kerja dulu ya ma?” 

“Iya papa hati-hati dijalan ya?” Jawab mama sambil mencium tangan papa

“Pak harjo, ayo berangkat.” Papa memanggil supir pribadi papa

Akhirnya papa berangkat kerja, mama terlihat masih kasihan tentang keadaan boy jika ucapan suaminya itu benar-benar di tepati. Karena suaminya itu kalau ngomong tidak pernah main-main.

“Bu? Maaf bu ini handphonenya tuan boy ketinggalan bu di meja dekat garasi mobil tadi.” Bibi mira membawa handphone boy yang ketinggalan

“Aduh! Kok bisa ketinggalan sih bi? terus boy sekarang kemana?” Mama boy semakin cemas karena bingung mau menghubungi boy bagaimana karena handphonenya ketinggalan

“Tidak tahu bu, tadi dia langsung keluar naik mobil.” Jawab bibi mira

Mama boy kemudian mengambil handphonenya boy dan meletakkan di kamarnya boy. Mamanya boy kemudian duduk di kamarnya boy memandangi tempat tidurnya boy. 

Dia teringat boy yang masih kecil masih imut dan masih lucu-lucunya main bersama mamanya. Terlihat wajah mama boy senyum saat mengingat boy masih kecil dan bermain bersama mamanya.

                                  *****

“Ah…! Brengsek bener punya orang tua sifatnya kaku semua, maunya setiap keinginannya harus dituruti!” Teriak boy dalam mobil

Boy melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, entah dia mau kemana karena dia sendiri tak tau mau kemana, dia melewati hutan dan pegunungan dengan melaju kencang

“Ow iya anton dimana ya? Apa aku telfon dia dulu saja ya?” Gumam boy

Saat dia mau menelfon anton, ternyata dia baru sadar bahwa handphonenya tertinggal dirumah.

“Ah, sialan! Handphone gue ketinggalan lagi dirumah?” Teriak boy kesal dengan keadaan hari ini

Karena dia tidak berkonsentrasi mengendarai mobilnya, akhirnya mobilnya yang dia kendarai mengalami kecelakaan dan terguling masuk ke dalam jurang di pegunungan

Gubrak…!

Foto boy tiba-tiba jatuh dari dinding rumah. Mama boy kemudian kaget melihat fotonya boy jatuh dengan sendirinya. Perasaan mamanya boy pun mulai kacau dengan kejadian seperti itu.

“Pa, papa dimana boy kok belum pulang ya pa? Mama khawatir sama dia pa?” Mama menelfon papa karena khawatir dengan keadaan boy

“Udah biarin saja ma, nanti juga pulang dia, coba mama telfon dah dia dimana sekarang?” Pinta papa

“Masalahnya itu pa! Handphone dia ketinggalan dirumah!” Mama terus menangis

“Waduh! Yaudah mama tenangin diri saja, nanti papa coba pulang kerja lebih awal terus kita cari tau dia dimana.” Jawab papa

“Iya pa.” Jawab mama

                                    *****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!