Usai menerima firasat yang kurang baik, mama kemudian mencoba menghubungi teman-teman boy dengan tujuan menemukan keberadaan boy dimana. Akan tetapi saat dihubungi satu persatu, teman boy tidak ada yang tahu dimana boy berada.
“Boy kamu dimana nak, jangan bikin mama khawatir seperti ini?” Terlihat wajah mama khawatir
“Hallo anton, kamu dimana?” Mama boy menelfon satu persatu teman-temannya boy
“Iya hallo tante, saya lagi dirumah tante, ada apa ya tante tumben nelpon jam segini?” Jawab anton
“Boy ada nggak di rumah kamu, karena tadi handphone dia ketinggalan dirumah usai ribut sama papanya.”
“Nggak ada tante, mungkin dia lagi main di klub yang sering kita nongkrong tante?” Sahut anton
“Oke berarti kamu juga nggak tahu ya dimana boy.”
Anton mencoba mencari tahu keberadaan boy dimana sekarang, Anton mencoba menelfon temannya di klub yang ia sering main, ternyata hasilnya nihil boy tidak ada disana.
“Ah… dimana sih anak biawak ini, dicariin orang tuanya malah nggak ada kabar!” Anton ngedumel dalam hatinya
“Ini nih kalau jadi anak mama, selalu ngerepotin orang.” Anton ngomel-ngomel sendiri.
*****
Suara mobil papa sudah di garasi rumah. Mama seketika menghampiri papa menceritakan firasat buruknya ke anak kesayangannya.
“Pa! Papa akhirnya papa sudah pulang.” Mama langsung menangis dipelukan suaminya
“Kenapa ma? Udah jangan nangis kita bicarakan baik-baik di dalam.” Pinta papa
Akhirnya mama menceritakan firasat buruknya tentang anaknya. Suami mama mencoba menenangkan istrinya agar selalu berprasangka baik.
“Mama coba tenangkan perasaan mama dulu, itu kan cuma foto siapa tau itu jatuh karena tertiup angin.”
“Tapi pa, hati mama merasa ada yang kurang baik sama boy pa.” Mama boy masih saja menangis, hati dan pikirannya kacau mendapatkan firasat foto boy yang jatuh dengan sendirinya.
“Iya sudah ayo mama coba hubungi teman main boy, si anton!”
“Anton tadi sudah mama telpon dan katanya dia nggak tau keberadaan boy pa?”
Papa boy masih tegar walaupun kadang hati dia tergoyahkan melihat tangisan istrinya yang selalu meminta menemaninya mencari keberadaan boy anak semata wayangnya.
Papa mencoba mencari tahu keberadaan boy dengan melacak jejak GPS yang terpasang di mobilnya boy saat dia keluar dari rumah. Saat dilakukan pengecekan, keberadaan mobil boy terakhir menuju arah gunung dan GPS tiba-tiba tidak terdeteksi di komputer papa yang sudah disambungkan ke GPS mobil yang dikendarai anaknya itu.
“Tuh kan pa! Mama jadi khawatir.”
“Mama sabar dulu ya, mungkin GPS nya sinyalnya hilang kan lagi di gunung jadi sinyalnya jelek, atau GPS nya rusak coba kita lihat sampai selesai.”
Papa boy terus mencoba menenangkan firasat buruk yang ada di pikiran istrinya itu. Sambil mengecek GPS dan CCTV yang ada di dalam mobilnya boy, titik terakhir berada di kaki gunung dan setelah dilakukan pemantauan ternyata tidak ada hasil lagi.
“Nihil sayang! Kamera CCTV dan GPS yang terpasang di mobilnya boy tidak terdeteksi lagi!”
“Astaga! Serius pa, terus gimana ini nasib boy anak kita?”
“Nanti coba kita minta bantuan kepolisian, semoga bisa ketemu dengan bantuannya. Sekarang mama mending istirahat di dalam dulu ya.” Pinta papa boy.
*****
“Intan, sini nak!” Teriak seorang perempuan tua di dalam hutan yang melihat sesuatu di tepi sungai
“Iya bu ada apa?” Jawab intan sambil lari menghampiri ibunya yang memanggilnya di tepi sungai
Saat Intan mendatangi ibunya, terlihat ada seorang pria yang terluka parah dengan darah mengucur di kepalanya, tangan dan seluruh tubuhnya mengalami luka-luka, sepertinya pemuda itu habis mengalami kecelakaan yang dahsyat dan terbawa arus dari air terjun sampai ditepi sungai dekat rumah Intan.
“Ayo kita tolong pria ini nak!” Pinta ibunya ke Intan
“Tapi bu, apa nggak bahaya kalau kita membawanya ke rumah?” Jawab Intan, karena dia takut membawa pria ke dalam rumahnya
“Ah, kita tolong dulu dia, ini masih ada denyut nadinya, nanti kita obati semoga masih bisa tertolong.”
Ibunya Intan mencoba mengecek denyut nadi pria tersebut dan terlihat pria itu masih pingsan tak sadarkan diri.
Intan membawakan air hangat untuk mengelap luka di kepala pria itu, sedangkan ibunya Intan mencoba membersihkan luka pria itu dan menutupnya dengan kain agar tidak infeksi.
Intan Permatasari
Dia adalah seorang gadis yang berparas cantik, pintar, baik hati dan berkulit putih. Dia tinggal bersama ibunya di dalam hutan. Rumah Intan sangatlah sederhana yang berada di dalam hutan ditepi sungai. Untuk penerangan rumahnya masih menggunakan dimar. Karena di dalam hutan belum ada aliran listrik dari PLN.
Intan merupakan anak yatim karena sejak kecil dia sudah ditinggalkan ayahnya pergi. Ayah Intan meninggal dunia karena terkena penyakit. Saat Intan melihat pria yang barusan ditolongnya, ia merasa menemukan ayahnya kembali lagi.
“Intan, nanti kamu selalu cek keadaan pria ini ya, untuk lukanya sudah ibu obati tinggal menunggu dia sadarkan diri saja.”
“Iya bu siap! Ini handuk dan air hangatnya aku taruh disini saja ya bu?” Jawab Intan sambil meletakan handuk dan air hangat di meja samping pria tersebut.
“Iya letakan saja di dekat pria itu”.” Jawab ibu Intan yang menyuruh anaknya
Ibundanya Intan kemudian meninggalkan Intan dan pria itu. Intan mencoba melihat wajah pria itu dan mencoba memegang kepalanya yang masih mengeluarkan darah segar. Intan sesekali mengelap darah yang keluar dari kening pria itu.
“Duh kasihan sekali pria ini sampai seperti ini lukanya?” Intan nggak tega melihatnya
Sudah satu hari pria itu belum juga sadarkan diri, sembari menunggu dia sadar, Intan terus berdoa semoga pria yang ditolongnya itu bisa selamat dan sadarkan diri.
Dua hari telah berlalu akhirnya pria itu sudah bisa bergerak dan sadarkan diri.
“Aduh! Au sakit!” Bisik suara pria itu sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit
“Alhamdulillah kamu sudah sadarkan diri?” Jawab Intan dengan senyum manisnya
Pria itu kemudian memegang kepalanya karena masih terasa sakit dan badan susah untuk digerakkan.
“Sudah, jangan banyak gerak dulu, kamu sudah kami rawat.” Pinta Intan sambil memegang tangan pria itu
“Ibu! Sini bu, pria ini sudah sadarkan diri bu?” Teriak Intan memanggil ibunya lagi masak di dapur.
“Alhamdulillah kalau begitu, ow iya Intan kamu coba ambilin air hangat gih bawa kesini untuk mengelap lukanya dan ambilin minuman kesini ya?” Pinta ibunya Intan
“Oke bu.”
Intan kemudian langsung bergerak menuju dapur mengambilkan air sesuai permintaan ibunya.
“Nak, ini minum dulu agar badan kamu lebih enakan lagi?” Pinta ibunya Intan ke pria itu
“Aku lagi dimana ini? Kamu siapa, aku siapa?” Tanya pria itu
Sepertinya pria itu masih syok dan mengalami lupa ingatan karena benturan dari benda keras yang mengenai di kepalanya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ibnu Muhammad
Terimakasih kak
2024-02-21
0
Mari ani
Aku mampir kak, semangat, lanjut
2024-02-21
1