PART 5 - MENCOBA MENGINGAT

Cuaca di rumah Intan sangatlah sejuk sekali. Disekeliling rumahnya masih terjaga pohon-pohon nan rindang. Pohon tersebut masih terawat sehingga setiap pagi embun pagi terasa sejuk sampai menusuk tulang.

Udara pagi ini membuat pria itu semakin betah untuk berlama-lama tidur di kasur. Karena suasana seperti ini sudah lama tidak ia temukan di Kota tempat ia dilahirkan. Pria itu bersyukur sekali karena dia masih bisa diselamatkan oleh kedua bidadari dan diobati sampai sembuh seperti ini.

Pagi ini merupakan pagi ketiga si pria itu tinggal dirumah Intan. Seperti biasa, Intan selalu sabar membantu pria itu untuk cepat sembuh. Ibunya Intan pagi ini sudah pergi ke hutan di tepi sungai mencari kayu bakar dan mencari obat-obatan untuk membantu mengobati kesembuhan pria tersebut.

Intan membawa air hangat untuk mengoles luka di seluruh badan pria itu. Si pria itu masih terlihat tertidur pulas. Saat Intan mengelap luka di tangannya, dia hanya diam saja tanpa ada pergerakan.

“Ah…! Sakit?” Lirih suara pria itu sambil memegangi kepalanya yang diusap air hangat oleh Intan, pria itu kemudian membuka matanya lalu dia terbangun dari tidurnya

“Kamu sudah bangun? Sini aku bantu duduk, awas hati-hati ya?” Intan mencoba membantu pria itu untuk duduk dan bersandar di dinding rumah Intan.

“Kamu? Terimakasih ya kamu sudah menolongku dan mengobatiku?” Pinta pria itu ke Intan sambil menatap wajah Intan

“Iya sama-sama, sudah tanggung jawab kita jika melihat orang yang membutuhkan bantuan itu harus segera dibantu!” Jawab Intan dengan tegas

“Ow iya nama kamu siapa?” Tanya pria itu sambil mengulurkan tangannya ke Intan

“Namaku Intan?” Jawab Intan sambil senyum ke pria tersebut

Wajah Intan sangatlah imut, walaupun dia tinggal di desa di dalam hutan, tetapi paras kecantikannya mengalahkan wanita yang tinggal dikota yang notabene tak bisa hidup dengan skincare. Tetapi wajah Intan alami cantik sehingga dipandang tak akan membuat bosan.

“Terimakasih ya Intan, mungkin kalau aku nggak ditolong kalian, aku sudah mati!” Gumam pria itu sedih

“Udah, nggak usah dipikirin, yang penting sekarang kamu cepat sembuh ya.” Pinta Intan sambil memegang bahu pria itu.

“Assalamu’alaikum?” 

“Wa’alaikum salam? Eh ibu sudah pulang, sini bu Intan bantuin bawa kayu bakarnya?” Intan kemudian menghampiri ibunya yang baru saja pulang dari dalam hutan mencari kayu bakar untuk kebutuhan sehari-hari dirumah

“Eh nak, kamu sudah bangun. Sudah makan belum kamu?” Tanya ibunya Intan ke pria kekar itu

“Ehm… belum makan dia bu?” Teriak Intan di dapur sambil memindahkan kayu bakarnya

“Iya tante, aku baru bangun tadi dan belum makan?” Jawab pria itu masih lemas

Tiba-tiba Intan menghampiri pria itu sambil membawakan makanan dan singkong rebus untuk dimakan bersama.

“Ow iya, ini makan dulu biar kamu ada tenaganya karena sudah beberapa hari ini kamu belum makan kan?” Pinta Intan sambil menyuapi singkong rebus ke pria itu.

Pria itu sampai detik ini belum juga bisa mengingat namanya sendiri dan dia juga belum sadar, dia sekarang lagi dimana.

“Bagaimana, enak nggak?” Tanya Intan sambil menyuapi singkong rebus ke pria itu

“Iya enak sekali?” Jawab pria itu sambil senyum manis ke Intan

“Ow iya nanti selesai makan, kita ke depan rumah ya, sambil belajar jalan biar kaki kamu enggak kaku?” Intan merayu pria itu agar belajar jalan

“Iya oke siap?” Jawab pria itu dengan tegasnya

Seperti janji Intan tadi, pria itu saat ini sudah selesai makan dan terlihat wajah pria itu sudah tidak pucat lagi. Akhirnya Intan bisa mengajak pria itu untuk berjalan di depan rumah.

Intan kemudian menuntun pria itu untuk nurunin tangga rumahnya yang agak licin. Saat mereka akan sampai di bawah, pria itu terpeleset dan pria itu jatuh menimpa Intan. Intan seketika kaget saat melihat wajah pria itu dekat dengan wajahnya.

“Gubrak….!

Suara tubuh pria itu dan Intan jatuh terpeleset dari tangga rumahnya secara bersamaan. 

“Aduh…!” Lirih suara pria itu sambil memegangi kepalanya yang masih belum sembuh. Pria itu memandangi wajah Intan yang sangat cantik itu, merekapun berpandangan beberapa menit.

“Eh.. ma…maaf ya Intan, tadi aku salah nginjak anak tangga yang licin jadi kita terjatuh?” 

“Iya enggak apa-apa kok?” Seketika fokus pandangan Intan buyar karena pria itu meminta maaf ke dia.

“Yaudah sini aku bantu kamu lagi bangun, awas hati-hati?” Intan membopong pria itu sambil membantu jalan agar kakinya tidak kaku lagi untuk berjalan

“Iya benar seperti itu, awas pelan-pelan.” Intan giat mengarahkan pria itu untuk berjalan

Akhirnya pria itu sudah mulai bisa jalan kembali walaupun masih agak pincang.  Intan merasa bahagia karena pria yang ditolongnya itu kini sudah mulai berangsur membaik. Tugas dia saat ini, hanya tinggal mengembalikan ingatannya kembali lagi.

“Intan! Sini nak, ajak pria itu istirahat dulu, nanti di lanjut latihannya lagi?” Teriak ibunya Intan sambil membawa ramuan untuk pria itu

“Eh kita istirahat dulu yuk, itu ibuku menyuruh kita untuk istirahat dulu?” 

“Iya oke.” Intan dan pria itu langsung beristirahat dan mendekati ibunya

“Ini ramuanya diminum dulu.” Pinta ibunya Intan sambil memberi secangkir ramuan obat

“Iya bu?” Jawab pria itu

“Ini ramuan alami yang bisa mengobati lukamu dengan cepat.” Sahut ibunya Intan

Sambil pria itu meminum ramuan buatan ibunya Intan, pria itu mencoba menggali informasi ke Intan dan ibunya, kenapa dia bisa sampai di sini dan kenapa kondisinya seperti itu.

Ibunya Intan menjelaskan kenapa dia bisa disini dan kenapa mereka mau membantu dan mau menolong pria itu. Pria itu kemudian terpesona dengan kebaikan dari Intan dan ibunya

“Ow iya nak, coba kamu ingat-ingat nama kamu siapa?” Tanya ibunya Intan masih penasaran

Pria itu mencoba mengingat kejadian saat dia bisa sampai dirumah Intan, tetapi saat dia ingin mengingatnya, seolah-olah pikiran hilang semua dan dia tak kuat untuk mengingat kejadian tersebut.

“Oh iya sudah berarti kamu belum pulih benar ingatanya.” Gumam ibunya Intan

“Iya ibu, yang penting dia sekarang sudah bisa jalan, pasti sebentar lagi sembuh normal lagi.” Sahut Intan

“Iya nak, ow iya bagaimana kalau kamu kita kasih nama Chiko?” 

“Chiko, hemm... boleh juga itu bu?” Jawab Chiko

“Iya chiko, bagus itu namanya dan cocok buat kamu.” Intan menambahi

Pria itu cuma mengangguk saja dan tersenyum lebar karena sudah diberi nama baru oleh ibunya Intan.

Akhirnya pria itu sekarang sudah resmi mempunyai nama baru agar gampang dikenali dan dicari saat dia akan pergi.

                                  *****

NOTE:

Untuk pembaca setiaku, silahkan tinggalkan komentar kalian di setiap akhir bab, terimakasih…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!