PART 4 - AMNESIA

Pagi ini pria itu sudah mulai sadarkan diri, walaupun dia belum sepenuhnya sadar bahwa keberadaanya sekarang lagi terbaring sakit. Kaki terasa kaku, tangan terasa sulit untuk digerakan dan badan seperti kayu yang tak bisa bergerak.

“Uhuk uhuk!” Pria itu batuk karena dia kehausan

“Kamu haus? Kamu pengen minum?” Tanya Intan sambil memperhatikan wajah pria itu

Lalu intan beranjak dari tempat duduknya menuju dapur untuk mengambilkan air minum. Pria itu mulai minum air pemberian dari Intan itu secara pelan-pelan, walaupun susah untuk di telan tetapi pria itu sudah bisa minum air ke mulutnya sedikit demi sedikit.

“Terimakasih ya!”  Suara pria itu masih lemas. Terlihat wajah dia masih lemas lunglai terbaring di atas kasur bambu

“Sudah, kamu sekarang istirahat saja dulu?” Pinta Intan sambil membaringkan badan pria itu ke kasur kembali

Pria itu langsung berbaring kembali karena dia belum bisa menggerakan badannya dengan maksimal. Terlihat pandangan mata pria itu kosong.

“Intan, kesini nak?” Teriak ibu Intan di dapur, sepertinya ia sedang masak sesuatu

“Iya bu, sebentar Intan ke situ.” Jawab Intan sambil membereskan air minum yang diminum pria tadi.

Setelah selesai membereskan air minum tersebut, Intan kemudian menuju ke dapur untuk menemui ibunya.

“Ow iya gimana keadaan pria itu?” Tanya ibu Intan sambil menatap wajah Intan

“Alhamdulillah sudah ada perubahan bu, dia sudah mau minum dan berbicara walaupun hanya sedikit, mungkin karena badannya masih lemas ya bu?” Jawab Intan sambil minta solusi terbaik dari ibunya

“Iya nak, dia masih butuh proses yang lama untuk masa pemulihannya karena lukanya sangat parah. Untung fisiknya kuat, jadi dia nggak terlalu ngedrop.”

Ibunya Intan menyarankan kalau pria itu sudah bangun dari tidurnya, agar ditawari makan, pasti pria itu lapar karena dari kemarin belum makan.

Intan kemudian kembali ke kamar dan merapikan kamar sambil memandangi wajah pria tersebut. Terlihat pria itu sangat tampan sampai-sampai Intan tak sadarkan diri telah memandanginya begitu lama.

Karena pria itu masih tertidur pulas, akhirnya Intan meninggalkannya dan membersihkan halaman rumah. Suara sapu lidi yang Intan gunakan merasuk ke dalam telinga pria itu dan membuatnya terbangun dari tidurnya.

“Permisi, uhuk uhuk!” Teriak pria itu dengan nada masih lemas

Dari depan rumah, Intan pun mendengar panggilan pria itu yang ada di dalam kamar. Intan dengan sekejap kilat menghampiri pria itu dan membantunya untuk bangkit dari tempat tidurnya.

“Aduh kepalaku kenapa sakit sekali?” Gumam pria itu ke Intan

“Hati-hati, luka kamu belum kering dan kamu masih butuh istirahat.” Jawab Intan sambil mengelus bahu pria itu

Intan membantu pria itu untuk menyenderkan badannya di dinding rumah. Rumah Intan sangat khas dengan suasana pedesaan.

Setelah pria itu sudah bisa berbicara dengan lancar dan tubuhnya sudah mulai bisa digerakan satu persatu, Intan kemudian menceritakan kronologisnya pria itu bisa sampai di rumahnya.

“Kemarin aku dan ibuku menemukan kamu di tepi sungai di ujung sana saat ibuku sedang mencari kayu bakar.” Intan memberikan penjelasan ke pria itu

“Oh iya, kalau boleh tau nama kamu siapa ya?” Tanya Intan ke pria itu

“Nama? Nama ku siapa?”  Terlihat wajah pria itu kebingungan saat ditanya nama sama Intan

“Aduh sakit!” Pria itu langsung memegangi kepalanya karena nggak tahan dengan luka yang ada di kepalanya yang belum sembuh maksimal

Saat pria itu ingin menjawab namanya, tiba-tiba pria itu lupa dengan namanya sendiri. Dia lupa dari mana asalnya dan namanya sendiri pun dia tidak ingat. Mungkin karena benturan batu yang ada di air terjun tersebut yang membuatnya hilang ingatan.

Intan tercengang mendengar ucapan pria itu, saat dia itu lupa akan namanya sendiri. Intan merasa kasihan, pasti dia terpukul sekali karena masih sakit ditambah hilang ingatan juga.

Intan kemudian menuju dapur dan menceritakan ke ibunya, bahwa pria yang mereka temukan di pinggir sungai itu hilang ingatan serta tak ingat dia dari mana asalnya dan lupa sama nama sendiri.

Sedangkan untuk tanda pengenal seperti KTP dan sebagainya dia tidak membawanya.

                                    *****

Disisi lain…

Mamanya boy di rumah masih terlihat khawatir dan kebingungan. Dia takut anaknya kenapa-napa. Akhirnya mamanya boy mengajak papa untuk melaporkan kejadian tersebut kepihak yang berwajib.

“Pa, ini sekarang sudah jam 22.00 WIB, tetapi boy sampai saat ini belum ada kabar dan dia juga belum pulang pa?” 

Mamanya boy masih merasa cemas, sampai-sampai dia nggak nafsu makan lagi. Di dalam pikiran mamanya boy hanya namanya boy.

Boy merupakan anak kesayangan mamanya, jadi tak heran kalau boy ada salah pasti mamanya yang pasang badan ke papanya.

“Pa, sepertinya kita harus lapor ke Polisi saja deh pa, karena sudah malam juga boy tidak ada kabar?” Pinta mamanya boy sambil merayu suaminya

“Ehm… iya sudah kita makan dulu, setelah itu kita urus semuanya ke kantor Polisi ya ma?” Jawab suaminya dengan senyuman.

Selesai makan bersama, akhirnya papa dan mamanya boy menuju ke kantor Polisi dan membuat laporan kehilangan. Untuk laporan sedang diselidiki Polisi dan akan diproses apabila sudah ada perkembangan.

“Untuk laporan bapak dan ibu sudah kami terima, untuk selanjutnya bapak dan ibu silahkan pulang dan menunggu informasi lebih lanjut dari kami!” Pak Polisi tersebut mencoba menjelaskan ke orang tua Bayu agar sabar menunggu informasi dari Kepolisian, karena kasusnya masih dalam pencarian.

“Oh iya pak Polisi, terimakasih?” Jawab mamanya boy.

“Tuh ma, akhirnya kita sudah laporan ke kantor Polisi tinggal menunggu informasi lebih lanjut!” 

Setelah membuat laporan kehilangan, orang tua Boy kemudian pulang kerumah karena waktu sudah menunjukan pukul 01.00 WIB dini hari.

Di dalam perjalanan pulang, mamanya boy masih saja sedih walaupun dia sudah melaporkan kejadian tersebut kepihak yang berwajib. Hati siapa yang tak sedih jika orang yang di sayang hilang tidak ada kabar seperti Boy ini.

Papa di dalam mobil mencoba menghibur istrinya agar selalu sabar menunggu informasi dari kepolisian. Karena prosesnya tisak instan, harus ada tahapan-tahapannya dalam mengumpulkan data yang akurat.

“Ma, kita mampir ke rest area depan sana dulu yuk, papa mau beli sate, mama mau nggak papa beliin sate juga?” Pinta papa ke mama

Mamanya boy hanya menganggukan kepalanya saja tanpa menjawab ucapan suaminya.

“Oke deh, papa belikan sate dulu ya buat mama.” 

Setelah sampai di rest area, papanya boy turun dari mobil dan langsung memesan beberapa tusuk sate. Setelah pesanan selesai papanya boy kemudian menuju mobilnya dan langsung pulang menuju rumahnya untuk beristirahat.

“Alhamdulillah, akhirnya kita sampai dirumah sayang?” 

“Kamu langsung mau makan sate, atau istirahat dulu sayang?” Pinta papanya boy merayu mamanya boy

“Ehm… mama kayaknya langsung istirahat deh pa, mama sudah ngantuk banget nih?” Jawab mamanya boy dan langsung menuju kamar tidur.

“Oh, iya sudah kalau begitu, satenya papa makan sama tante mira ya?” Pinta papanya boy.

                                     *****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!