Perjalanan Chiko menyusuri hutan sangatlah beresiko, karena dengan medan yang sangat berbahaya, dia juga harus sigap melihat suasana di sekitar agar dia tidak menjadi mangsa binatang buas.
Berjam-jam ia menelusuri hutan, tetapi dia belum juga menemukan jalan raya di ujung hutan. Chiko sudah lelah dan ingin rasanya pulang kembali menemui Intan dan ibunya Intan.
Tetapi dia sadar bahwa tekadnya yang sudah bulat dan tidak akan menyerah begitu saja. Ia mencoba beristirahat sejenak untuk mengembalikan tenaganya yang sudah terkuras habis menyusuri bukit dan hutan ini.
“Huft…. lelah sekali rasanya perjalanan ini!” Ucap Chiko sambil mengeluarkan air minum dari tasnya
“Ya Tuhan semoga perjalananku lancar dan di depan segera ditemukan jalan raya.” Chiko berharap segera mendapatkan jalan keluar dari hutan ini karena dia sudah merasa lelah mendaki gunung dan bukit yang curam.
Setelah dia selesai beristirahat untuk minum, lalu dia melanjutkan perjalanannya kembali karena hari sudah mulai gelap.
“Wah, cuaca mulai mendung dan sudah mulai sore nih, sepertinya aku harus segera melanjutkan perjalananku agar segera sampai di lokasi.” Lirih hati Chiko sambil bergegas melanjutkan perjalanannya menuju ujung hutan.
Chiko mendaki kembali gunung dan melihat diujung ada keramaian. Akhirnya Chiko sudah menemukan jalan menuju Kota.
Tetapi saat dia akan mendekati jalan menuju kota tersebut cuaca tidak mendukung dan hujan lebat pun turun disertai angin kencang dan petir.
“Ah… sialan! Malah hujan lagi.” Ucap Chiko sambil mengeluarkan peralatan tendanya agar tidak basah badannya.
Saat tendanya Chiko sudah di pasang, Chiko akhirnya beristirahat semalam di hutan karena cuaca tidak mendukung.
*****
Disisi lain….
Dirumah Intan, Ibunya Intan sedang memasakan makanan kesukaan Intan dan siap disantap bersama di meja makan.
“Ibu, kira-kira Chiko sudah sampai mana ya, aku khawatir banget lo tentang dia, takut dia kenapa-napa!” Ucap Intan dengan tatapan yang cemas
“Udah, kamu sekarang tenang saja Intan, berdoa saja semoga Chiko di jalan aman dan lancar agar dia bisa bertemu dengan keluarganya?” Jawab Ibunya Intan sambil mengelus bahu Intan
“Iya bu, Intan tau tapi aku beneran khawatir sama dia karena dia belum pernah masuk ke dalam hutan sini.” Sahut Intan yang tak nafsu makan
“Sayang, kalau jodoh itu pasti nggak akan kemana, kamu yang penting ikhlaskan kepergiannya Chiko dan berdoa semoga dia selamat dalam perjalanannya.” Balas ibunya Intan.
“Aamiin, iya bu.” Jawab Intan dengan wajah yang sedih karena dia sudah kangen dengan Chiko
Hujan Pun mulai turun, petir dan angin kencang mulai menghantam rumah Intan. Intan hanya terdiam dan berdoa semoga kekasihnya tetap baik-baik saja.
“Intan, minggir nak!” Teriak Ibunya Intan menyuruh Intan minggir sambil mendorong badannya ke belakang
“Brakkkk….!”
Suara ranting kayu dari pohon yang terbawa angin menimpa rumah Intan dan ranting tersebut menimpa kepala ibunya. Intan seketika menjadi kaget dan membuat perasaanya semakin kacau.
“Ibu…!” Intan berteriak menghampiri ibunya yang tertimpa ranting pohon karena telah menolong Intan.
Setelah melihat Ibunya terluka karena tertimpa ranting pohon, intan lalu menggendong ibunya untuk menuju kamar yang lebih aman.
“Ibu nggak apa-apa kan?” Ucap Intan sambil mengusap darah yang mengalir dari pelipis kepala Ibunya karena terkena ranting pohon yang jatuh di rumahnya.
“Iya sayang, ibu nggak apa-apa. Ini cuma lecet dikit kok.” Jawab ibunya Intan
“Ibu tenang ya biar lukanya ibu, aku obati dulu biar nggak tambah parah.” Ucap Intan.
“Oke, sekarang luka ibu sudah aku bersihkan dan sudah aku balut dengan kain sekarang ibu istirahat saja dulu, besok kita benerin atap rumah kita yang rusak ini ya bu!” Pinta Intan
“Iya sayangku.” Jawab Ibunya Intan.
Intan kemudian masuk ke dalam kamarnya Chiko, mengecek apakah kamarnya Chiko masih baik-baik saja ataukah ikut rusak karena hujan deras dan angin kencang ini.
Saat dia mengecek dikamar Chiko, Intan melihat sebuah kertas yang ada di meja tidurnya Chiko. Intan penasaran dan ingin mencoba membuka kertasnya dan membaca isi kertasnya tersebut.
Dear Intan….
Mungkin ini pertemuan singkat kita, aku disini sudah merasa bahagia sekali bisa bertemu denganmu dan bisa merasakan kehangatan dari keluargamu, aku sangat mencintaimu.
Suatu saat jika kita berjodoh pasti aku akan kembali lagi untuk melamarmu, karena aku sangat mencintaimu.
Dengan setulus hati, aku ucapkan banyak terimakasih kepadamu, cinta dan kesetiaanmu yang membuatku menjadi kuat sampai sekarang ini.
Tetapi kali ini aku akan pergi mencari keluargaku, karena suatu saat aku akan membawa keluargaku untuk melamarmu.
Untukmu Intan, aku sangat sayang kamu. Aku sangat sayang kepadamu tak ada wanita lain selain dirimu.
Intan seketika kaget dan terharu membaca isi surat yang ada di atas mejanya Chiko. Intan merasa gagal karena baru menyadari kecintaan Chiko sangat luar biasa kepadanya.
Intan merasa sedih karena dia belum bisa menjadi wanita idola yang sesuai diharapkan oleh Chiko. Intan kemudian menyimpan surat tersebut di dalam bajunya.
Setelah selesai membaca surat dari Chiko, Intan kemudian menuju kamarnya lagi dan melihat ibunya saat ini sudah tertidur pulas.
*****
Pagi Pun telah tiba, suasana di puncak hutan terasa dingin sekali. Embun masih menyelimuti tenda Chiko. Chiko kemudian melanjutkan perjalanannya ke kota untuk mencari keberadaan kedua orang tuanya.
Sebelum dia melanjutkan perjalanannya, dia sarapan terlebih dahulu dengan mencari buah-buahan yang ada di sekitar tenda. Sat dirasa sudah kenyang, Chiko kemudian merapikan tendanya dan segera menuju tempat tujuannya.
Perjalanan kali ini menurun dan membuat keseimbangan badan Chiko terganggu. Chiko berkali-kali terjatuh karena medan menuju kota jalannya sangat licin.
Saat diperjalanan, Chiko bertemu dengan kakek-kakek tua. Dia menanyakan ke Chiko agar berhati-hati saat menuju kota jangan gegabah karena jalan ke sana masih jauh.
“Hai anak muda, kamu mau kemana?” Ucap kakek-kakek misterius itu yang membuat Chiko kaget karena datangnya tidak diketahui dari mana
“Eh kakek, aku mau ke Kota sana kek.” Jawab Chiko sambil menunjuk ke arah kota tujuannya
“Oh.. kalau kamu mau ke sana hati-hati jangan sampai kamu terburu-buru karena disana perjalanan masih curam dan berbahaya.” Sahut kakek-kakek tersebut
“Iya kek, terimakasih ya informasinya!” Balas Chiko.
Saat Chiko mengucapkan terimakasih ke kakek-kakek itu, tiba-tiba kakek-kakek itu sudah hilang tidak ada di sampingnya lagi.
“Loh, kakek-kakek tadi kemana ya, perasaan tadi masih ada disini deh?” Ucap Chiko masih kebingungan.
Chiko kemudian terus melanjutkan perjalanannya dengan hati-hati sesuai dengan yang diucapkan kakek-kakek tersebut kepadanya.
Setelah beberapa jam, Chiko akhirnya menemukan kota besar di ujung hutan. Dia sekarang merasa senang sekali karena yang dia inginkan sudah tercapai. Dia tinggal mencari tempat tinggalnya yang masih belum tau.
“Alhamdulillah, akhirnya aku sudah sampai di Kota?” Ucap Chiko dengan wajah yang bahagia.
Kemudian Chiko melangkahkan kakinya mendekati seorang bapak-bapak di seberang jalan sana.
“Permisi pak, mau tanya. Ini kota apa ya?” Tanya Chiko ke bapak-bapak tersebut
“Oh, ini Kota Bogor nak, emang kamu dari mana!” Balas bapak-bapak itu
“Aku dari dalam hutan sana pak, dan sekarang lagi nyari tempat tinggalku!” Sahut Chiko
"Kalau boleh tau, tempat tinggalmu dimana, seperti apa?" Ucap bapak-bapak tersebut.
Saat Chiko menjelaskan ciri-ciri tempat tinggalnya, akhirnya bapak-bapak tersebut mengarahkan Chiko ke Kota yang seperti Chiko ceritakan.
"Oke pak terimakasih ya." Ucap Chiko sambil melangkahkan kakinya kembali menuju kota tujuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments