Pagi ini papa dan mamanya boy sedang sarapan di ruang makan dirumahnya. Papanya boy terlihat gelisah saat akan sarapan.
Terlihat papanya boy nafasnya tersendat-sendat dan selalu memegangi dadanya seakan dia kesulitan saat bernafas.
Melihat kejadian itu, mamanya boy langsung sigap menanyakan ke suaminya tersebut apa yang telah terjadi.
“Papa kenapa kok gelisah seperti itu?” Tanya mamanya boy khawatir melihat perilaku suaminya itu
“Nggak tahu ma. Dada papa tiba-tiba sesak nih!” Ucap papanya boy sambil memegangi dadanya
“Astaga kok bisa! Papa tadi malam sudah minum obat dari dokter belum sebelum tidur?” Ucap mamanya boy kaget melihat suaminya lemas
“Belum ma, tadi malam papa kelupaan karena sibuk kerja.” Jawab papanya boy.
“Waduh gawat ini. Ya sudah sekarang papa tunggu sebentar disini dulu ya?” Jawab mamanya boy.
Saat mamanya boy mengetahui suaminya kambuh lagi penyakitnya, dia langsung segera mengambilkan obat suaminya di kamar.
Setelah mendapatkan obatnya, kemudian mamanya boy menyuruh suaminya agar segera meminum obatnya untuk meredakan nyeri di jantungnya yang luar biasa itu.
“Alhamdulillah ketemu obatnya, semoga papa cepat sembuh dan nggak kenapa-napa lagi.” Lirih dalam hati mamanya boy.
Mamanya boy kemudian ke ruang makan dan menghampiri suaminya yang masih duduk ditempat makan.
“Ini pa obatnya, coba diminum dulu obatnya, semoga bisa meredakan rasa sakit jantung papa!” Pinta mamanya boy sambil menyodorkan obat dan air minum untuk suaminya
“Iya ma, terimakasih ya?” Jawab papanya boy langsung meminum obat tersebut.
Beberapa menit kemudian, setelah papanya boy sudah meminum obatnya tersebut, akhirnya papanya boy sudah lumayan mendingan lagi dan bisa bernafas lega kembali.
“Bagaimana pa, sudah enakan belum jantung papa sekarang?” Ucap mamanya boy yang masih khawatir sambil mengelus pundak suaminya itu
“Iya ma, alhamdulillah sudah enakan nih!” Jawab papa sambil senyum melihat istrinya yang telah sigap menolongnya
“Syukurlah kalau begitu.” Balas mamanya boy dengan hembusan nafas yang lega
“Ow iya pa, sarapan dulu yuk pasti papa sudah lapar kan. Untuk hari ini, papa mending istirahat dirumah saja dulu, mama khawatir kalau papa memaksakan kerja nanti malah tambah sakit papa?” Ucap mamanya boy dengan penuh rasa khawatir di benak hatinya
“Hemm…iya ma, papa nanti istirahat dulu hari ini dan nggak kerja dulu karena takut kenapa-napa juga kan kantor malah repot.” Jawab papa sambil meminum air putih digenggamannya kembali
“Iya pa, bener banget itu. Ow iya ini sarapannya pa, dimakan ya?” Ucap mamanya boy sambil menyiapkan makanan suaminya di piring
“Iya terimakasih mama sayang, iya sudah yuk kita makan dulu.” Pinta papanya boy ke mamanya boy.
Papa dan mamanya boy kemudian memakan masakan istrinya dengan lahap. Terlihat sesekali istrinya bercanda dengan papanya boy sambil menyuapinya agar suaminya lekas sembuh.
“Ow iya ma, boy kemana ya kok belum kelihatan jam segini?” Ucap papanya boy mencari anak kesayangannya itu
“Oh, mungkin masih tidur kali dia pa. Sudah biarkan saja nanti juga nongol sendiri dia.” Jawab mamanya boy
“Iya ma. Papa sebenarnya pengen ngomong penting ke dia, bahwa papa sekarang kan sudah sakit-sakitan, papa pengen dia menggantikan posisi papa diperusahaan agar dia bisa belajar kerja dan tanggung jawab mencari uang sendiri ma? Kasihan nanti kalau dia nggak bisa kerja.” Ucap papanya boy dengan penuh harap
“Iya pa, mama juga berpikiran seperti itu, mama juga nggak mau lihat dia pesta-pesta seperti itu, setiap malam hanya bisa menghabiskan uang orang tua saja!” Balas mamanya boy dengan menghela nafasnya
“Nanti selesai sarapan, tolong bangunin boy ya ma, biar papa yang ngomong ke dia.” Pinta papanya boy
“Iya pa, siap nanti mama sampaikan ke dia.” Jawab mamanya boy
“Iya ma, terimakasih ya.” Jawab papanya boy melanjutkan sarapannya pagi ini
“Iya pa sama-sama, yang penting nanti ngomongnya ke boy jangan keras-keras pa, takut nanti dia berontak kayak yang sudah-sudah.” Pinta mamanya boy
“Iya tenang saja kalau masalah itu ma?” Balas papanya boy
“Oke deh sayang, semoga saja dia mau menuruti kemauan papa.” Ucap mamanya boy dengan penuh harap
“Aamiin sayang.” Balas papanya boy.
Mama dan papanya boy kemudian menghabiskan makanan di atas piringnya.
Sedangkan untuk mama dan papanya boy tidak mengetahui bahwa boy dari tadi malam keluar rumah main pesta-pesta di club malam bersama wanita malam dan sampai sekarang dia juga belum pulang ke rumah.
Saat makanan orang tuanya boy sudah habis, mamanya boy kemudian merapikan tempat makan dan segera menemui boy di dalam kamarnya.
Sedangkan untuk papanya boy terlihat bersandar di kursi makan.
Tok….tok…tok….
“Sayang, buka pintunya mama mau masuk.” Ucap mamanya boy dari luar kamarnya boy tetapi boy tidak membalas ucapan mamanya
“Sayang, buka pintunya.” Ucap mamanya boy kembali.
Sudah berkali-kali orang tuanya mengetuk pintu kamarnya boy, tetapi dari dalam kamar tidak ada jawaban sama sekali.
Akhirnya mamanya boy mencoba mendorong pintu kamarnya, dan ternyata pintu kamarnya boy tidak dikunci.
Betapa kagetnya saat mamanya boy melihat kamarnya boy kosong tidak ada orang.
“Papa!” Teriak mamanya boy seketika kaget melihat kamarnya boy nggak ada orang.
Mendengar mamanya boy teriak, akhirnya papanya boy langsung menemuinya dikamarnua boy.
“Ada apa ma?” Ucap papanya boy mendekati istrinya yang berteriak histeris
“Loh boy kemana ma kok nggak ada orang di dalam kamarnya?” Tanya papanya boy penasaran sambil melihat setiap sudut kamar
“Mama juga nggak tau pa, apa jangan-jangan dia tadi malam keluar ke club malam ya pa?” Ucap mamanya boy
“Bisa jadi itu, coba mama telfon anton atau boy langsung deh ma. Siapa tau dia bersamanya.” Ucap papanya boy
“Oh, iya bener banget itu pa. Tunggu sebentar ya pa, mama mau nelpon anton dulu.” Ucap mamanya boy mengeluarkan handphonenya dari tasnya
Kring….kring…kring….!
Suara handphonenya anton berdering kencang, tetapi tidak diangkatnya karena anton masih tertidur pulas di kamar bersama wanita malam tersebut.
“Angkat anton, lama banget kamu mengangkat telepon dari tante?” Lirih ucap mamanya boy.
Sudah tiga kali mamanya boy menelponnya, tetapi tidak diangkat oleh anton
“Bagaimana ma, diangkat nggak sama anton!” Ucap papanya boy penasaran
“Nggak pa, sudah tiga kali mama telfon dia tapi nggak diangkat!” Balas mamanya boy khawatir mencari boy
“Haduh, nih anak kebiasaan banget ya, bisanya cuma hura-hura saja!” Teriak papanya boy yang kesal melihat anaknya sudah keluar lagi tanpa sepengetahuan papa dan mamanya
“Sabar pa, ingat kondisi papa masih lemah saat ini.” Pinta mamanya boy sambil menenangkan emosi suaminya tersebut
“Iya ma, tapi kalau lama-lama kayak gini, papa juga emosi jadinya!” Jawab papanya boy geram melihat tingkah lakunya
“Iya papa sabar, kita tunggu saja di kamar tengah semoga saja dia cepat pulang dan papa bisa ngobrol ke dia?” Ucap mamanya boy
“Iya sudah kalau begitu ma, ayo kita kesana?” Balas papanya boy.
Mama dan papanya boy kemudian menuju ruang tengah untuk duduk sambil menunggu anaknya pulang kerumahnya.
Jam sudah menunjukan pukul 10.54 WIB, tetapi boy belum juga ada dirumahnya.
“Jam sudah segini tetapi boy belum juga pulang ma!” Ucap papanya boy yang sudah gelisah.
Mamanya boy hanya terdiam saja tanpa menanggapi ucapan suaminya itu, karena mamanya boy takut kalau kesabaran suaminya habis bisa marah ke anaknya.
Beberapa menit kemudian, boy akhirnya datang ke rumahnya menggunakan mobil papanya.
Tin…tin…tin…!
Suara klakson mobil masuk ke dalam garasi rumah papanya boy. Boy kemudian keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.
Langkahnya boy tertuju ke arah orang tuanya yang sudah duduk di ruang tengah rumah nya.
“Boy, dari mana kamu jam segini baru pulang!” Ucap papanya boy dengan nada yang tinggi dengan tatapan yang tajam ke arah mata anaknya
“Sabar pa?” Lirih ucap mamanya boy sambil mengelus bahu suaminya
“Ehm… dari main pa!” Jawab boy gaguk
“Kamu main dari malam sampai jam segini baru pulang, hebat ya kamu?” Ucap papanya boy
“Iya tapi kan, boy bosen pa dirumah terus. Boy pengen mencari suasana baru!” Ucap boy
“Kamu kesini dulu, papa dan mama mau ngomong sesuatu ke kamu.” Papa menyuruh boy duduk bareng dengan orang tuanya
“Iya pa.” Jawab boy nurut.
Papanya boy kemudian menawarkan boy dan meminta dia untuk bekerja di perusahaannya agar dia bisa belajar bekerja karena orang tuanya sudah sakit-sakitan. Papanya boy takut kalau dia sudah meninggal tidak ada yang bisa melanjutkan perusahaanya.
Setelah berunding dengan pelik, akhirnya boy mau menuruti kemauan orang tuanya.
Papanya boy senang sekali mendengar jawaban anaknya yang mau menjadi karyawan dan bekerja di perusahaan orang tuanya sebagai penerus orang tuanya.
Boy ditawari memegang jabatan manager pemasaran di perusahaan orang tuanya dan dia sudah bisa kerja besok pagi.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments