Gencar Tebar Pesona

"Tunggu!" Vincent mencekal pergelangan tangan Nora saat gadis itu hendak beranjak pergi. Nora menyeringai sebelum menoleh ke belakang.

Dengan sorot mata menatap selidik pada tuannya, Nora bertanya, "ya, Tuan?"

Vincent menatap wajah cantik sang pembantu yang kini menunggu instruksi darinya. Namun tak ada yang Vincent inginkan, ia hanya ingin bersama dengan Nora jauh lebih lama. Mengamati gadis cantik itu sedikit lebih lama. Namun Nora hanyalah pembantu yang bekerja di kediamannya, sementara Vincent adalah calon pewaris dari perusahaan besar milik keluarga Pratama.

"Tuan?" Nora menunggu.

"Tidak, aku hanya ingin bertanya, apa makan malamnya sudah siap?" Vincent mencari alasan, ia melepaskan tangan Nora.

"Sudah, Tuan. Anda ingin makan malam sekarang atau menunggu Nyonya Cillia?" Nora bertanya balik, mengetes apakah hati Vincent tertaut dengan Cillia. Pasangan yang saling mencintai pasti akan menunggu istrinya pulang dan makan malam bersama.

"Makan malam sekarang saja, paling juga dia sudah makan di rumah orang tuanya."

"Baik, Tuan. Saya panasin lauknya."

Nora bergegas masuk kembali ke dalam dapur, ia menyiapkan makan malam untuk Vincent. Pria itu diam diam menatap Nora dari belakang, mengamati betapa tangkasnya wanita itu bekerja. Sangat cekatan, benar-benar tipekal wanita dalam indaman Vincent saat masih muda dulu.

Vincent selalu berpikir seorang wanita harusnya tidak bekerja. Di rumah saja untuk melayani suami, menjaga anak, memasak, menyambut saat pulang kerja, lihai dalam urusan rumah tangga, dan juga selalu tampil cantik dan wangi, seperti Nora.

Kalau yang layak di jadikan istri harusnya yang seperti ini, pikir Vincent.

"Ck, sepertinya aku mulai tidak waras!" Vincent menekan perasaannya dan kembali ke ruang makan. Ia membuka tablet pintarnya sambil menunggu masakan Nora selesai di panasi.

"Silahkan di nikmati, Tuan." Nora menyodorkan alat makan, ia bahkan mengambilkan nasi sampai lauk pauk ke atas piring Vincent. Tubuhnya sengaja mendekat hingga Vincent bisa mencium aroma manis dari collone murahan di tubuh Nora.

Apa pembantu baru ini sengaja menguji imanku?? batin Vincent.

"Tuan kenapa bengong, makanannya sudah siap. Silahkan di makan keburu dingin." Nora tersenyum.

"Ah, iya," jawab Vincent.

Vincent menyuapkan sesendok penuh nasi dengan sup dan empal daging. Enak sekali, dagingnya lembut dan empuk, bumbunya juga merasuk sangat dalam dan langsung lumer bersamaan dengan nasi di dalam mulut. Cita rasa yang sudah lama tidak Vincent rasakan semenjak menikah pun kini kembali.

"Enak sekali, kamu pintar masak ya."

"Saya pernah bekerja di restoran, Tuan. Jadi paham caranya memasak." Nora menuangkan air untuk majikannya.

Vincent mengangguk senang, kepandaian memasak karena pengalaman. Pembantu barunya sungguh sangat mengejutkan.

"Silahkan minumnya." Alih alih meletakkan di sisi piring Vincent, Nora justru menyerahkan gelasnya pada Vincent hingga tangan mereka tak sengaja kembali bersentuhan. Vincent merasakan alirah listrik yang menyengat permukaan kulitnya dan membuat desiran halus ke sekujur tubuh.

"Saya permisi, silahkan makan, Tuan. Panggil saya bila butuh sesuatu." Nora melemparkan jurus maut terakhirnya, senyuman selebar senyum pepsodent.

"I ... iya," gagap Vincent seperti kerbau di cocok hidungnya karena terpesona dengan kecantikan Nora.

Sepeninggalan Nora, Vincent kembali menikmati makan malamnya. Di tengah makan malam yang nikmat itu, Cillia kembali dengan banyak barang belanjaan.

"Letakkan di kamarku, Sisca!" Perintah Cillia.

"Baik, Bu."

Vincent diam mengamati kelakuan istrinya yang memborong barang barang bermerk lagi. Uang mereka memang tak mungkin habis hanya untuk beberapa barang bermerk, namun Vincent kesal karena alih alih menyiapkan makan malam atau pun menyambut kedatangan suaminya wanita ini malah memilih untuk shopping di mall.

Cillia mendekati Vincent, ia melihat meja makan penuh dengan makanan, sepertinya masakan si pembantu baru, tak mungkin Mbok Sidah yang menyiapkan semuanya.

"Kamu makan tanpa menungguku?" Cillia menuduh Vincent. Sebelum pria itu marah kepadanya lebih baik dia dulu yang marah.

"Dari mana saja kamu?" Vincent justru tidak terusik, ia bertanya pada Cillia, "Apa kamu tahu jam berapa sekarang? Aku bisa kena maag dan mati muda bila setiap hari harus menunggumu pulang untuk makan malam!" Bentak Vincent sambil menggebrak meja makan. Napsu makannya langsung menghilang begitu melihat wajah istrinya yang menyebalkan.

Cillia terperanjat kaget, baru kali ini ia melihat suaminya marah sampai menggebrak meja. Bisanya Vincent akan pergi setelah perdebatan kecil terjadi diantara mereka. Cillialah yang lebih sering ngambek sampai beberapa hari.

Kening Cillia mengerut, ia teringat dengan wejangan sang mama kalau jangan sampai mengusik Vincent dan perceraian terjadi, bisa bisa mereka akan kehilangan perusahaan karena saat ini saham yang dipegang oleh Vincent jauh lebih besar.

"Maaf, Vin, maksudku bila kamu menungguku aku bisa menyiapkan makan malam untukmu." Cillia mengelus pudak suaminya.

"Bukankah kamu tak mau memasak?? Takut kuku kuku cantikmu ini patah?" geram Vincent.

"Ya, tentu saja bukan aku yang memasaknya." Cillia tersenyum, membuat Vincent berdecih, dasar wanita menyebalkan.

"Sudahlah, aku lelah!" Vincent mengelap mulut dan membanting serbet makan di depan Cillia.

Pria itu pergi ke ruang kerjanya, di sana ia menghabiskan waktu sebelum beranjak naik untuk tidur.

"Shit!!" umpat Cillia, ia menyugar rambutnya ke belakang karena kesal dengan perangaian suaminya. Cillia kira Vincent tipe tipe pria yang mudah ditundukan dengan kecantikan, namun semenjak menikah sampai saat ini Vincent tetap saja dingin kepadanya. Vincent belum pernah jatuh cinta pada siapa pun dan langsung dijodohkan dengan Cillia atas permintaan kedua orang tuanya. Pernikahan bisnis agar kedua keluarga saling diuntungkan.

Tak ada cinta di dalam pernikahan mereka. Namun sebagai seorang wanita tentu saja Cillia mendambakan perlakuan manis dari Vincent.

Bagaimana bisa mendapatkan perlakuan manis kalau sikapmu begitu menyebalkan, Tuan Putri Manja, batin Nora seakan bisa menjawab pikiran Cillia.

Nora datang dengan alasan ingin membereskan meja makan. "Nyonya sudah pulang? Mau makan dulu? Kalau tidak saya akan membereskan mejanya."

"Tidak, aku sudah makan! Pergilah untuk membantu Sisca membereskan belanjaanku!" usir Cillia dengan ketus.

"Baik, Nyonya." Nora menurut, ia naik ke atas.

"Sialan!" Cillia menghentakkan tubuhnya kesal sebelum akhirnya menyusul juga naik ke atas.

Nora melihat Sisca sibuk mengeluarkan tas tas dan juga sepatu yang baru saja Cillia beli. Juga beberapa kotak perhiasan dengan kain bludru berwarna hitam.

"Jangan malas, cepat selesaikan dan keluar dari sini! Aku mau istirahat!!" Cillia membuka semua pintu lemari kaca dengan sidik jarinya.

Sisca diam tak menjawab dan langsung menaikkan semua tas tas ke deretan masing masing dan Nora membereskan box tas ke lemari bawah.

Nora mengamati Cillia yang membuka berankas, ia memasukkan beberapa kotak perhiasan ke dalam berangkas. Nora ingin tahu, kepo, perhiasan apa yang dimasukkan ke dalam berangkas.

Cillia membuka kotak hitam dan mengamati perhiasan bermata biru dengan permata yang besar di bagian tengah. High jewelry dengan harga ratusan milyar, peninggalan turun temurun dari keluarga Subroto yang dulunya merupakan milik Tamara.

Mata Nora membulat saat melihat kalung milik ibunya itu ada di tangan Cillia saat ini.

Cillia menatap kagum kalungnya, ia pasti akan sangat cantik saat memakai kalung itu nanti di acara perusahaan.

...****************...

Episodes
1 Awal Yang Pahit
2 Perjalanan Hidup
3 Tunjangan Bulanan
4 Masa SMA
5 Masa SMA II
6 Masa SMA III
7 Masa SMA IV
8 Berakhirnya Masa SMA
9 Perubahan Nora
10 Lilith
11 Tiba di Ibukota
12 Binggo!
13 Pembantu Baru
14 Hari Pertama Bekerja
15 Gencar Tebar Pesona
16 Jatuh Cinta
17 Terlalu Dingin
18 Ketahuan?
19 Ranjang Panas Majikanku
20 Tidak Berhasil??
21 Pembuktian Cinta
22 Under The Moonlight
23 Hilangnya Kalung
24 Si Gondrong Joe
25 Perhatian Yang Tidak Perlu
26 Genderang Perang
27 Menjadi Orang Lain
28 Tikungan Nora
29 Diambang Kebangkrutan
30 Rasakan Juga
31 Sisi Lain
32 Kecemburuan Vincent
33 Mulai Bergerak
34 Sisi Posesif Vincent
35 Hari Kemenangan Nora
36 Serangan Telak
37 Kartu As
38 Kebenaran
39 Sesumbar
40 Pertemuan Kembali
41 Makan Malam
42 Terjebak
43 Rasa Bersalah
44 Tinggal Selangkah Lagi
45 Tergapai Satu Demi Satu
46 Darah Lebih Kental daripada Air
47 Mata Ganti Mata
48 Hukuman Yang Pantas
49 Arga dan Masa Lalunya
50 Arga dan Masa Lalunya 2
51 Kekosongan Hati
52 Ingin Berdamai Dengan Masa Lalu
53 Pengasuh Baru
54 Rindu
55 Ini Istri Saya
56 Kebenaran Itu Menyakitkan
57 Mencari Mama Baru
58 Kesempatan
59 Pinangan Almaira
60 Ayo Kita Menikah!
61 Perasaan Lama Muncul Kembali
62 Kesadaran Arini
63 Kepura-puraan
64 Mencuri Kesempatan
65 Perlahan Lahan Membaik
66 Semakin Gila
67 Pertemuan Tak Terduga
68 Benar Bukan?
69 Dia Nora
70 Kepulangan Arini
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Awal Yang Pahit
2
Perjalanan Hidup
3
Tunjangan Bulanan
4
Masa SMA
5
Masa SMA II
6
Masa SMA III
7
Masa SMA IV
8
Berakhirnya Masa SMA
9
Perubahan Nora
10
Lilith
11
Tiba di Ibukota
12
Binggo!
13
Pembantu Baru
14
Hari Pertama Bekerja
15
Gencar Tebar Pesona
16
Jatuh Cinta
17
Terlalu Dingin
18
Ketahuan?
19
Ranjang Panas Majikanku
20
Tidak Berhasil??
21
Pembuktian Cinta
22
Under The Moonlight
23
Hilangnya Kalung
24
Si Gondrong Joe
25
Perhatian Yang Tidak Perlu
26
Genderang Perang
27
Menjadi Orang Lain
28
Tikungan Nora
29
Diambang Kebangkrutan
30
Rasakan Juga
31
Sisi Lain
32
Kecemburuan Vincent
33
Mulai Bergerak
34
Sisi Posesif Vincent
35
Hari Kemenangan Nora
36
Serangan Telak
37
Kartu As
38
Kebenaran
39
Sesumbar
40
Pertemuan Kembali
41
Makan Malam
42
Terjebak
43
Rasa Bersalah
44
Tinggal Selangkah Lagi
45
Tergapai Satu Demi Satu
46
Darah Lebih Kental daripada Air
47
Mata Ganti Mata
48
Hukuman Yang Pantas
49
Arga dan Masa Lalunya
50
Arga dan Masa Lalunya 2
51
Kekosongan Hati
52
Ingin Berdamai Dengan Masa Lalu
53
Pengasuh Baru
54
Rindu
55
Ini Istri Saya
56
Kebenaran Itu Menyakitkan
57
Mencari Mama Baru
58
Kesempatan
59
Pinangan Almaira
60
Ayo Kita Menikah!
61
Perasaan Lama Muncul Kembali
62
Kesadaran Arini
63
Kepura-puraan
64
Mencuri Kesempatan
65
Perlahan Lahan Membaik
66
Semakin Gila
67
Pertemuan Tak Terduga
68
Benar Bukan?
69
Dia Nora
70
Kepulangan Arini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!