Bab 17 ~ Terjebak

Dewa menghampiriku. “Kamu nggak pa-pa Vita?”

Nafasku masih memburu, dengan dada naik turun. Perlahan nyeri di kepalaku hilang. Saat menoleh ke arah Bajra, pria itu menatap dengan raut wajah tidak terbaca. Belum sepenuhnya yakin, tapi kilasan tadi menunjukan kalau pria ini ada hubungannya dengan kematian Ayah.

Percakapan bersama dengan pria tua yang terlihat begitu dihormati, membicarakan pria bernama Jaka termasuk rencana menghabisinya.  Sungguh kejam. Pertanyaan lain muncul di benakku, kenapa kilasan itu datang dan bagaimana mengontr0lnya.

“Vita, sebaiknya kita pulang.”

“Tidak Pak, saya sudah lebih baik.”

“Yakin?”

Aku mengangguk pelan berusaha meyakinkan Dewa, karena kesempatan bersama Bajra tidak mungkin datang lagi. Alasan apa yang harus disampaikan untuk menemui pria ini. Dewa dan Bajra berbincang masalah tanah resort yang sedang dibangun juga masalah klenik. Bahkan mengatakan insiden aku kecelakaan karena ada gangguan dari penunggu di sana.

Bukan bermaksud menghina, tapi dalam hati aku ingin terbahak. Meski bukan seorang muslim yang sangat religius, tapi aku yakin kalau kejadian itu murni karena takdir. Sudah kehendak Tuhan. Dari kilasan tadi wajah Bajra masih terlihat muda, berbeda dengan saat ini.

“Pak Dewa, dia itu apa memang dari dulu pekerjaannya ….” Aku tidak melanjutkan ucapanku hanya menunjuk Bajra yang keluar ruangan bersama seorang pria, menuju tengah lokasi pembangunan.

“Kalau itu aku nggak tahu, karena selama ini aku tinggal di Jakarta. Ibuku bilang, Pakde memang dikenal dan ditakuti.”

Pandanganku masih tertuju ke arahnya yang sedang berkomat kamit entah membaca mantra apa. Dua makhluk yang berdiri di belakangnya menatap sengit ke arahku. Matanya merah menyala, dengan seringai yang menunjukan gigi-gigi tajam meneteskan darah.

“Astagfirullah,” ucapku pelan lalu mengusap wajah.

Makhluk itu menjerit membuat Bajra menoleh ke arahku lalu berjalan mendekat. Tentu saja aku melangkah mundur dan terbentur tubuh Dewa.

“Maaf Pak.”

“Kamu,” ujar Bajra sambil menunjuk wajahku. “Aja nguthik uthik. Urus saja masalahmu sendiri, di atas langit masih ada langit.”

“Pakde ….”

Barja mengangkat tangannya agar Dewa diam.

“Entah kamu keturunan siapa, tapi Bajra … jangan main-main denganku,” ujar pria itu sambil menepuk dadanya. “Dewa aku tunggu kabarmu tentang perempuan ini.”

“Pakde,” panggil Dewa menyusul Bajra yang meninggalkan tempat ini, mungkin karena aku.

“Makin yakin kalau dia memang orang jahat dan ada hubungannya dengan kematian ayah,” gumamku.

Aku memandang sekeliling di mana orang-orang bekerja, serta garis line polisi tempat aku terjatuh. Beberapa orang pekerja sempat menatap ke arahku, sepertinya mereka yang menolong atau terlibat evakuasi.

Lokasi kejadian, itu yang belum aku dapatkan. Tempat di mana Ayah dihabisi. Yang aku tahu hanya nama desanya, tapi tepatnya di sebelah mana belum aku ketahui. Sepertinya aku harus cari orangtua yang mungkin masih ingat dengan kejadian itu.

***

“Vita, jujur aku tidak mengerti. Ada persoalan apa kamu dengan Pakde, sedangkan kalian baru bertemu.”

Jawabanku hanya mengedikkan bahu, tidak mungkin aku sampaikan kalau pria itu kemungkinan besar adalah pembunuh ayahku. Bukti dan fakta belum ada, kilasan yang aku lihat pun seperti puzzle.

“Nggak ngerti, mungkin karena aku pernah mati suri jadi dia pikir aku punya ilmu.”

Dewa akan kembali ke Jakarta, artinya hanya aku dan Ibu yang akan menempati rumah tersebut.

“Sudah, Nak Dewa tidak usah khawatir. Ibu akan menjaga Vita, suami saya akhir minggu ini juga akan datang.”

“Kabari aku terus Vit, kondisi kamu dan jangan ke tempat yang berbahaya.”

“iya,” jawabku sambil tersenyum. Entah mengapa nasihat dan perhatian Dewa melebihi statusnya sebagai ketua Tim. Menduga-duga pria itu ada rasa denganku, tapi aku tidak ingin terbawa perasaan. Khawatir jika itu hanya pendapatku saja.

Malam pun tiba, suasana rumah sangat sepi karena hanya ada aku dan Ibu. Sempat merinding karena mendengar suara tawa melengking dari belakang rumah. Kami baru saja sholat isya berjamaah. Aku sudah berada di atas ranjang sambil membuka ponsel, sedang Ibu keluar tengah dan terdengar beliau melantunkan ayat suci.

Entah sudah berapa lama aku tertidur, yang jelas suara itu sangat mengganggu. Perlahan aku mengerjap, Ibu yang tidur di sampingku sudah lelap.

Brak brak brak

Suara pintu, jelas itu suara pintu. Bukan diketuk, tapi seperti suara barang dipukulkan ke pintu. Sudah lewat tengah malam, siapa yang datang dengan cara seperti itu. Ingin abai, tapi cukup mengganggu.

“Bu,” panggilku pelan. Rasanya tidak tega membangunkannya. Tidurnya sangat lelap.

Aku beranjak turun dari ranjang, melangkah pelan menuju pintu dan membukanya. Ruang tengah gelap karena lampu yangs engaja dipadamkan, hanya ada penerangan dari dapur dan kamar. Lagi-lagi suara itu terdengar dan aku melihat pintu bergetar setiap berbunyi karena pukulan atau mungkin hantaman.

“Siapa?”

Tidak ada jawaban dan ….

Brak Brak Brak

Pintu kembali bergetar dan bersuara. Perlahan aku memutar kunci dan membuka pulan pintu itu. ada sosok berdiri di depan rumah. Aku bahkan sampai mengucek mataku memastikan sosok itu.

“Ayah,” ucapku pelan.

Sosok itu mengulurkan tangannya seakan mengajakku mendekat. Aku melangkah keluar dari dalam rumah, mendekati sosok itu yang malah melangkah mundur.

“Ayah,” ujarku lagi semakin jauh dari beranda dan sudah berada di dekat pagar.

Tanganku hendak menyentuh uluran tangannya, tapi perlahan tatapannya berubah menjadi seringai dan berubah menjadi sosok menyeramkan yang biasa mengikuti Bajra.

Brak

Aku menoleh ke arah suara dan terbelalak karena suara itu berasal dari sosok pocong yang membenturkan kepalanya ke pintu dan menyadari ada beberapa makhluk menyeramkan menghampiriku.

“Pergi!”

Sosok perempuan yang sedang menunduk sambil memilin rambutnya tertawa melengking seperti yang aku dengar semalam.

“Pergi kalian….”

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

kiriman si bajra

2024-04-30

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝑽𝒊𝒕𝒂 𝒉𝒓𝒔 𝒌𝒖𝒂𝒕 💪💪💪

2024-04-25

0

A B U

A B U

lanjut,

2024-03-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!