Bab 16 ~

Kilasan masa lalu atau sebatas mimpi, aku tidak mengerti. Yang jelas ada kesamaan kisah dari yang ibu ceritakan dan yang aku saksikan dalam mimpi. Bahkan bagaimana Ayah meregang nyawa dihabisi oleh segerombolan orang itu terlihat begitu nyata dan mengerikan.

Satu hal yang membuatku penasaran dan bertanya-tanya. “Bajra.” Kata itu keluar dari mulut Ayah sebelum dia menutup mata. Sosok yang menghabisi dan membuat tubuh Ayah sangat rusak dengan begitu kejam.

Sayangnya aku tidak melihat wajah itu. Apa mungkin orang yang sama dengan Bajra, kerabat Dewa yang kemarin kami temui? Namun, Bajra yang ini terlihat seperti paranormal sedangkan yang menghabisi Ayah bertindak seperti mafia.

“Vit, kamu yakin mau keluar?”

“Iya Bu, jenuh aku di rumah saja.”

“Tapi ….”

“Dekat kok bu, lagi pula aku pergi ikut Pak Dewa naik mobil.”

Wajah Ibu terlihat berat mengizinkan aku ikut dengan Dewa ke lokasi proyek. Padahal aku berencana lain, mencari informasi tentang Ayah juga … Bajra. Kelebatan makhluk tak kasat mata masih mengganggu, tapi aku abaikan. Entah aku sudah tidak merasa takut atau karena sedang fokus dengan masalah kematian Ayah.

Dalam perjalanan aku sampaikan kalau ingin turun di puskesmas.

“Kamu sakit Vit? Kita ke rumah sakit aja ya,” usul Dewa yang langsung aku tolak. Tidak mungkin aku sampaikan sedang mencari tahu sosok Bajra.

“Tidak pak, saya baik-baik saja. Waktu antar Bapak ke puskesmas saya melihat sesuatu, mungkin saja ada hubungan dengan Ayah saya yang pernah tinggal di daerah ini.”

“Aku temani ya?”

“Tidak usah, Pak Dewa segera ke lokasi proyek. Jangan sampai tim Bapak kena masalah.”

Apa yang aku katakan sepertinya benar, Dewa langsung diam dan fokus mengemudi. Tidak lama kami tiba di puskesmas, saat hendak membuka pintu mobil Dewa menahanku.

“Kalau sudah selesai kabar ya, aku langsung jemput ke sini.” Tentu saja aku jawab dengan anggukan kepala dan tersenyum.

Suasana puskesmas cukup ramai, tujuanku ke tempat di mana ada pigura foto Ayah. Pigura-pigura itu masih ada di sana, aku tatap foto Ayah. siapa yang harus aku temui untuk bertanya masalah ini. Bertanya pada salah satu petugas, aku pun menuju salah satu ruangan. Setelah membaca nama ruang aku ketuk pintunya. Seorang pria paruh baya mempersilahkan aku masuk.

“jadi mbak ini salah satu tim dari pembangunan resort?”

“Iya pak, saya sedang lihat fasilitas kesehatan di sini karena akan banyak yang bekerja.”Setelah bicara  panjang lebar aku pun membahas masalah Ayah.

“Jaka?” tanya bapak itu.

“Iya, itu Pakde saya. Katanya pernah bekerja di sini. Jaka Untara nama lengkapnya.”

“Jaka Untara,” ulang Bapak itu lalu beranjak dan membuka lemari arsip. Entah mencari apa kemudian mengeluarkan salah satu map yang terlihat sudah sangat usang.

Kami kembali duduk berhadapan, beliau membuka map tersebut dan menatapku.

“Yang ini bukan Mbak?” tanya si Bapak.

Aku melihat foto Ayah dan identitas lain.

“Kayaknya sih iya, karena saya belum pernah bertemu langsung hanya lihat fotonya saja.”

“Tidak lama beliau di sini. waktu itu saya masih staf biasa dan beliau mantri.”

“Pakde saya itu meninggal Pak, keluarga kami tidak ada yang mau cerita. Saya penasaran saja.”

“Kalau saya ceritakan Mbak harus simpan ini ya, jangan sampaikan kalau tahu dari saya.”

Aku mengangguk cepat. Bapak ini menjelaskan kejadian itu meski tidak runtut, tapi tidak membuahkan hasil karena tidak merujuk pelaku.

“Dukun santet?”

“Saat itu masyarakat di sini belum banyak percaya dengan dokter, kalau sakit dibawa ke dukun. Saat ada wabah penyakit, malah Pak Jaka dituduh yang menyebarkan sebagai dukun santet atau apalah istilahnya. Jadi masyarakat akan pergi ke puskesmas untuk berobat.”

“Karena alasan itu Pak Jaka dihabisi?”

“Mungkin, saya kurang tahu. Kejadiannya malam hari dan bukan di sini. Pelaku dan dalangnya juga tidak tertangkap karena semua pelaku seperti tutup mulut.”

“Hm, Bapak tahu pria bernama Bajra?”

Bapak itu terkejut mendengarku menyebut nama Bajra.

“Bajra siapa Mbak?” tanyanya sambil kembali menyimpan berkas tadi.

“Bajra yang penampilannya seperti para normal itu Pak. Apa mungkin dia para normal ya, pakaian hitam-hitam dengan ikat kepala. Ada kalung etnik dan ….”

“Saya tidak tahu mbak dan saya sibuk. Silahkan keluar!”

Ada sesuatu, aku yakin Bapak ini mengenal Bajra. Gesture wajahnya berbeda saat aku menyebut nama Bajra. Akhirnya aku beranjak dan pamit dari ruangan itu.

***

Entah keberuntungan atau kesi4lan yang aku hadapi sekarang. Sengaja menuju lokasi proyek tanpa memberitahu Dewa dan sekarang malah menyaksikan langsung Dewa sedang bicara dengan Bajra. Mereka bicara di luar, dekat mobil. Aku mencari tempat agak jauh, tapi bisa mendengar pembicaraan mereka tanpa diketahui.

“Aku butuh informasi tentang gadis itu, bahkan diterawang pun tidak bisa,” seru Bajra.

“Informasi bagaimana Pakde dan untuk apa?” tanya Dewa. Bukan hanya pria itu yang merasa aneh, aku pun sama. Untuk apa si Bajra ini butuh identitasku.

“Aku melihat gadis ini bukan orang sembarangan, perasaanku mengatakan ada hubungan masa lalu dengannya. Aku khawatir kalau dia berbahaya untuk hidupku.”

“Pakde ini ada-ada saja, Vita itu hanya karyawan biasa dan tidak punya ilmu apapun. Kalaupun kemarin dia mengalami mati suri itu karena takdir hidupnya.”

“Ikuti saja apa kata Pakde.”

Si4l ada seseorang yang menegurku, aku pun bergegas menghampiri Dewa.

“Vita, kenapa tidak telpon?”

“Nggak pa-pa kok Pak, sekalian jalan-jalan,” sahutku lalu menoleh pada Bajra. Tatapannya sinis dan aku hanya mengangguk pelan.

Dewa mengajak kami ke dalam, aku berjalan di belakang Bajra. Entah karena alas kaki yang aku gunakan atau jalanan yang tidak bersahabat, aku terpeleset dan berteriak. Bajra refleks meraih tanganku.

“Aaa,” aku menjerit dan memegang kepalaku. Kilasan itu datang lagi ….

 

 

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒋𝒅 𝒌𝒍 𝑽𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒍𝒊𝒂𝒕 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒚𝒂 🤔🤔

2024-04-25

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

dapat bayangan ya

2024-04-30

0

A B U

A B U

.next

2024-03-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!