Kemunculan Tania

Maura duduk termenung di sudut kamarnya, merenung tentang berita yang baru saja didengarnya. Hatinya terasa hancur ketika mengetahui bahwa Bima, yang baru saja mengungkapkan perasaannya padanya tiba-tiba akan menikah. Ia masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.Seandainya bukan ayah Bima sendiri yang menyampaikan berita tersebut pasti Maura pun akan menganggap berita tersebut rumor semata.

Malam terasa sangat gelap tanpa bulan dan bintang menghiasi sang malam.

Maura menatap langit yang kelam,"Bim, benarkah berita yang disampaikan ayahmu itu? Bahwa kamu akan menikah? " tanya Maura pada malam. Ia hanya bisa berharap sang malam menyampaikan pertanyaannya pada Bima, yang entah dimana ia berada saat ini.

Setelah begitu banyak kilas balik tentang pertemuan terakhir mereka, Maura merasa hancur dan kecewa.

Maura menangis dalam diam ia sadar tidak selayaknya ia menangisi rencana pernikahan Bima toh dirinya sendiri juga telah menjadi milik orang lain.

"Bagaimana mungkin aku merasa sedih dan hancur akan kebahagiaan Bima. Sedangkan bersamanya, ia pun tidak mampu membuat Bima bahagia." pikir Maura sambil menghapus cairan bening yang mengalir di pipinya.

Tembok tinggi yang menjulang diantara mereka tidak akan pernah bisa membuat mereka bersama.

Saat Bima mengungkapkan perasaannya, Maura merasa seperti melayang di awan semu kebahagiaan. Namun, sekarang, kebahagiaannya hancur oleh kabar pernikahan Bima. Seolah-olah kehidupannya berubah dalam sekejap mata.

"Apa sebenarnya yang terjadi, kenapa orang-orang disekitar aku berubah dengan cepat begitu saja. Kemarin Reno, tiba-tiba ia berubah menjadi pribadi yang hangat dan perhatian. Dan hari ini aku mendapat kabar bila Bima sedang mempersiapkan pernikahannya. Ada apa ini?" Maura memukul-mukul kepalanya yang terasa sangat sakit dengan semua perubahan yang terjadi begitu cepat dalam hidupnya.

Maura mengingat pertemuan terakhir mereka dengan jelas. Dekapan hangat, kecupan mesra, tatapan dalam penuh arti yang mampu menenangkan jiwa. Bahkan mereka masih tertawa, berbicara dari hati ke hati, dan Maura masih bisa merasakan kehangatan antara dirinya dan Bima saat itu.Tetapi sekarang, kilasan itu menjadi pahit.

Maura juga berusaha mengingat, apakah sebelumnya Bima pernah memberikan tanda-tanda rencana menikah dalam waktu dekat ini kepadanya ?

"Tidak ... justru terakhir kali kami bertemu, Bima sedikit kecewa karena aku menolak tawarannya untuk tinggal di apartemennya sementara waktu, bersama Prilly dan Angga." pikir Maura.

"Hmm, apa iya se-kecewa itu dia, sehingga Bima mengambil keputusan untuk menikah.?" kembali pertanyaan demi pertanyaan tanpa jawaban itu terlintas di pikiran Maura.

Dalam kegalauannya, Maura mencoba menghubungi Bima. Namun, pesan-pesan singkatnya pun tidak mendapatkan balasan. Keingintahuannya membuatnya semakin bingung. Apakah Bima marah padanya? Apakah inilah cara Bima menunjukkan ketidaksukaannya terhadap sikap Maura pada waktu itu ? Berbagai pertanyaan silih berganti bermuculan di kepalanya.

Dalam usahanya mencari jawaban, Maura mencoba mengingat setiap kata dan tatapan Bima. Apakah ada sesuatu yang mungkin telah diabaikannya? Keputusan Bima untuk menikah membawa Maura pada pertanyaan-pertanyaan yang menyakitkan.

Malam itu, Maura hanya bisa menangis dalam kegelapan kamarnya. Hati dan pikirannya berada dalam keadaan kacau. Bagaimana segala sesuatu bisa berubah secepat ini?

Pikirannya terus berputar, mencari jawaban yang tak kunjung ditemukan. Maura merenung pada kenangan-kenangan indah mereka bersama, dan sekarang, semua itu terasa seperti mimpi buruk. Rasa sakit dan kegalauan merajai hatinya, seperti matahari yang redup dalam kegelapan.

Maura mulai memahami bahwa terkadang, cinta tidak selalu membawa kebahagiaan. Keputusan Bima membuatnya merenung tentang kompleksitas perasaan manusia. Patah hati dan kecewa menjadi teman setianya, dan Maura harus belajar menerima kenyataan bahwa cinta tidak selalu berjalan sesuai rencana.

Malam berganti pagi, hari ini Reno tidak pulang ke rumah , ia pun tidak memberi kabar dimana dirinya berada.

Belum selesai keterkejutannya akan kabar terakhir Bima, Reno suaminya pun kembali berubah ke kebiasaan lamanya.

Tidak memberinya kabar apapun bila ia tidak pulang ke rumah.Dan berada dimana dia saat ini hanya malam saja yang tahu.

Pandangan Maura semakin gelap ia merasa semua orang telah meninggalkan dirinya. Tubuhnya lunglai tak berdaya. Ia mencoba membuka kedua matanya namun terasa berat. Lalu ia pun menyadari matanya bengkak akibat menangis semalam.

Maura melangkah gontai menuju dapur, membuka kulkas lalu mengambil beberapa es batu untuk mengompres matanya yang bengkak.

Tapi meskipun perasaannya masih terluka, ia harus terus melangkah maju. Sebagian dari dirinya ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan Bima, tetapi yang lain tahu bahwa ia harus fokus pada pemulihan diri.

Maura memutuskan untuk membiarkan waktu menyembuhkan rasa kecewanya. la harus menemukan kekuatan untuk melangkah maju. Demi Angga. Mungkin suatu hari nanti, jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pikirannya akan datang.

................

Pagi ini karena semalam merenungi semua yang terjadi, dan perubahan cepat orang-orang disekitarnya tanpa ada petunjuk awal apapun. Membuat Maura datang terlambat di kantor.

"Pagi pak Johan." sapa Maura saat melewati Satpam kantor.

"Pagi Bu Maura" sahut satpam kantor sambil melihat jam tangannya.

"Tumben Bu Maura terlambat." sambil menatap Maura yang terlihat tergesa-gesa hingga hilang masuk ke dalam lift.

Hari ini ada rapat dengan klien baru, bersama bos baru Maura juga, yaitu ayah Bima.

Walaupun di awal rapat Maura merasa ada atmosfer yang berbeda, karena tidak ada Bima yang akan senantiasa siap mendukung dan membantunya, bila Maura sedikit kehilangan kosakata. Tapi syukurlah rapat berakhir dengan sukses hingga akhir. Berkat tim yang dibentuknya sangat solid dalam membuat materi.

"Selamat ya Maura, kamu berhasil lagi mendapatkan klien baru lagi bagi perusahaan kita." ucap pak Sigit atas keberhasilan Maura.

"Terima kasih pak!"

"Oh ya setelah kamu bereskan semua berkas-berkas yang dibutuhkan untuk tanda tangan proyek.Kamu ke ruangan saya ya." kemudian pak Sigit melangkah keluar ruangan.Menyisakan pertanyaan kembali di benak Maura

Maura terlihat beberapa kali memijit kepalanya saat membereskan perjanjian pembuatan proyek bersama.

Terlalu banyak pikiran dan pertanyaan tanpa jawaban yang kini menghuni isi kepala Maura.

...........

"Permisi pak Sigit."

"Hai Maura, ayo sini masuk. Bapak ingin memperkenalkan kamu dengan seorang." ujar pak Sigit.

Maura mengeryitkan keningnya. "Hmm, ada apa ini, kenapa tiba-tiba jantungku berdetak cepat mendengar pak Sigit hendak memperkenalkan seseorang padaku." batin Maura berusaha menenangkan diri.

Maura pun melangkah masuk ke ruangan pak Sigit, di dekat meja kerja pak Sigit berdiri sosok wanita seksi dan cantik dengan tatapan dingin dan tidak menyenangkan.

"Maura kenalkan, ini Tania calon istri Bima" ucap pak Sigit.

Maura merasakan detak jantungnya berhenti sesaat ketika nama "Tania" disebutkan. Dalam sekejap, ruangan itu terasa berputar. Lantai yang ia pijak pun seolah runtuh. Tubuh Maura goyah terhuyung beberapa detik, dengan sisa-sisa kesadarannya ia masih berusaha meraih kursi yang ada didepannya untuk berpegangan dan bertahan untuk tetap berdiri tegak.

"Maura kamu tidak apa-apa?" dengan sigap pak Sigit menahan tubuh Maura agar tidak terjatuh.

"Saya tidak apa-apa pak. Maaf, hari ini saya sedikit kurang fit karena semalam saya lembur menyiapkan materi rapat tadi pagi." ucap Maura menyembunyikan apa yang terjadi sesungguhnya.

Beberapa detik setelah tubuh Maura terhuyung hampir ambruk, Tania menatap Maura dengan tatapan dingin yang seakan menyelidiki setiap detail di wajahnya. Maura, meskipun terkejut, mencoba menyembunyikan ketidaknyamanannya.

"Senang berkenalan, Maura," kata Tania dengan senyum yang terasa kurang tulus.

Maura mencoba untuk bersikap profesional dan memanfaatkan momen itu untuk memperkenalkan dirinya. "Maura, Kepala Bagian Pemasaran," ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Tania menyambutnya dengan senyuman yang lebih lembut, tetapi kebekuan tetap terasa di udara.

Pak Sigit menjelaskan bahwa Tania akan menjadi pengganti Bima sebagai Pengawas sementara tim pemasaran, selama Bima belum bisa kembali memimpin.

Maura mencoba menyembunyikan kekecewaannya di balik ketegangan yang semakin terasa di ruangan itu. Ia merasa seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan di balik penggantian ini.

Di bawah pengawasan Tania, tim Maura merasa tertekan. Tania dikenal dengan kepribadian yang tinggi hati, egois dan kurang bisa bekerja secara tim. Setiap interaksi di ruang rapat terasa tegang, Maura dan tim merasakan tekanan luar biasa dalam bekerja.

..................

Tidak beberapa lama,

"Pak Johan tolong mobil saya!" sambil melempar kunci ke arah Satpam.

Pak Johan yang sigap segera menangkap kunci mobil yang dilempar Bima.

Sambil menggosok kedua matanya pak Johan berusaha memperjelas pengelihatannya.

"Pak Bima? Itu pak Bima! " seru senang satpam kantor melihat kehadiran Bima kembali.

..................

Episodes
1 Kekecewaan
2 Putus asa
3 Kebersamaan
4 Pertemuan pertama
5 Kepahitan yang tersembunyi
6 Terpesona.
7 Berbeda
8 Bersatu padu
9 Menyendiri
10 Mengalahkan hati.
11 Kejutan yang tak diinginkan
12 Ungkapan hati Bima.
13 Pergumulan hati.
14 kecewa
15 Tetap Tekun Berjuang.
16 Terjebak oleh masa lalu.
17 Kosong
18 Berjuang mencari kebenaran.
19 Kabar Tak Terduga.
20 Kemunculan Tania
21 Kembali
22 Mengembalikan kekuasaan.
23 Sikap satria Bima
24 Kegilaan yang menjadi.
25 Berlibur bersama
26 Patner in crime
27 Sebuah ancaman yang menekan.
28 Obsesi
29 Menyerah
30 cinta di waktu yang salah.
31 Pertengkaran.
32 Kerjasama
33 Penyesalan yang Menyayat Hati
34 Kecurigaan Maura.
35 Kecewa
36 Kekecewaan Tania.
37 Terkuak.
38 Kenyataan pahit.
39 Ketakutan
40 Pupus
41 Peluang di Antara Bayang-bayang
42 Terikat Janji.
43 Bersembunyi.
44 Penyesalan.
45 Dikejar preman.
46 Arti sebuah kebahagiaan.
47 Pelarian yang tidak berujung.
48 Kegundahan Hati.
49 Penyelamatan Reno.
50 Kelahiran bayi mungil.
51 Penyesalan Reno.
52 Titik balik Maura
53 Kegigihan Tania
54 Kecurigaan Zidan.
55 Pintu Kebahagiaan Tania
56 Resmi menduda
57 Kegalauan Reno.
58 Usaha Reno menaklukkan Maura.
59 Penyesalan yang terlambat.
60 Hilang
61 Menelusuri jejak Angga.
62 Kerinduan Seorang Ayah.
63 Kembalinya Angga.
64 Solusi terbaik
65 Kedatangan sang Kakek.
66 Kecurigaan Kakek.
67 Kesadaran Reno.
68 Pesta Kejutan.
69 Bahagia.
70 Perubahan Reno.
71 Surat panggilan.
72 Harapan tipis Reno.
73 Sebuah Penyesalan dan Awal Kehidupan Baru
74 Momen Terindah Penuh Kenangan.
75 Malam Pertama
76 Awal kebahagiaan.
77 Harapan Baru.
78 Semalam bersama sang papah.
79 Menyongsong masa depan
80 Saling Memiliki
81 Kebersamaan
82 Dendam Tania.
83 Akhir dari pencarian.
84 Kepulangan Tania.
85 Kembalinys Tania dalam pelukan Zidan
86 Zidan dan kecurigaannya.
87 Kehidupan Baru Reno.
88 Kehidupan baru Reno.
89 Perasaan terpendam Maura.
90 Rumah tangga impian.
91 Liburan keluarga yang tidak terlupakan.
92 Niat Tersembunyi Zidan.
93 Kekecewaan Zidan.
94 Ketidakjelasan Emosi kejiwaan Tania.
95 Rencana Kecam Tania.
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kekecewaan
2
Putus asa
3
Kebersamaan
4
Pertemuan pertama
5
Kepahitan yang tersembunyi
6
Terpesona.
7
Berbeda
8
Bersatu padu
9
Menyendiri
10
Mengalahkan hati.
11
Kejutan yang tak diinginkan
12
Ungkapan hati Bima.
13
Pergumulan hati.
14
kecewa
15
Tetap Tekun Berjuang.
16
Terjebak oleh masa lalu.
17
Kosong
18
Berjuang mencari kebenaran.
19
Kabar Tak Terduga.
20
Kemunculan Tania
21
Kembali
22
Mengembalikan kekuasaan.
23
Sikap satria Bima
24
Kegilaan yang menjadi.
25
Berlibur bersama
26
Patner in crime
27
Sebuah ancaman yang menekan.
28
Obsesi
29
Menyerah
30
cinta di waktu yang salah.
31
Pertengkaran.
32
Kerjasama
33
Penyesalan yang Menyayat Hati
34
Kecurigaan Maura.
35
Kecewa
36
Kekecewaan Tania.
37
Terkuak.
38
Kenyataan pahit.
39
Ketakutan
40
Pupus
41
Peluang di Antara Bayang-bayang
42
Terikat Janji.
43
Bersembunyi.
44
Penyesalan.
45
Dikejar preman.
46
Arti sebuah kebahagiaan.
47
Pelarian yang tidak berujung.
48
Kegundahan Hati.
49
Penyelamatan Reno.
50
Kelahiran bayi mungil.
51
Penyesalan Reno.
52
Titik balik Maura
53
Kegigihan Tania
54
Kecurigaan Zidan.
55
Pintu Kebahagiaan Tania
56
Resmi menduda
57
Kegalauan Reno.
58
Usaha Reno menaklukkan Maura.
59
Penyesalan yang terlambat.
60
Hilang
61
Menelusuri jejak Angga.
62
Kerinduan Seorang Ayah.
63
Kembalinya Angga.
64
Solusi terbaik
65
Kedatangan sang Kakek.
66
Kecurigaan Kakek.
67
Kesadaran Reno.
68
Pesta Kejutan.
69
Bahagia.
70
Perubahan Reno.
71
Surat panggilan.
72
Harapan tipis Reno.
73
Sebuah Penyesalan dan Awal Kehidupan Baru
74
Momen Terindah Penuh Kenangan.
75
Malam Pertama
76
Awal kebahagiaan.
77
Harapan Baru.
78
Semalam bersama sang papah.
79
Menyongsong masa depan
80
Saling Memiliki
81
Kebersamaan
82
Dendam Tania.
83
Akhir dari pencarian.
84
Kepulangan Tania.
85
Kembalinys Tania dalam pelukan Zidan
86
Zidan dan kecurigaannya.
87
Kehidupan Baru Reno.
88
Kehidupan baru Reno.
89
Perasaan terpendam Maura.
90
Rumah tangga impian.
91
Liburan keluarga yang tidak terlupakan.
92
Niat Tersembunyi Zidan.
93
Kekecewaan Zidan.
94
Ketidakjelasan Emosi kejiwaan Tania.
95
Rencana Kecam Tania.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!