Bersatu padu

Reno, suami yang seharusnya menjadi sandaran bagi keluarganya, malah terjerat dalam kecemburuan buta terhadap kesuksesan istrinya, Maura. Meskipun Maura telah berhasil dalam karirnya dan menjalankan peran finansial untuk keluarga, Reno justru merasa terhina dan merendahkan dirinya sendiri.

Reno kehilangan pandangan terhadap keberhasilan istri sebagai pencapaian bersama, melihatnya sebagai ancaman terhadap martabatnya. Sebaliknya, seharusnya ia bersyukur kepada Maura yang telah membantunya menjaga kestabilan keuangan keluarga. Namun, cemburu telah melumpuhkan akal sehatnya, membuatnya mengeluarkan kata-kata pedas dan menyakitkan kepada Maura.

Sehingga Maura memutuskan untuk memakai jasa asisten rumah tangga untuk merawat rumah dan menjaga Angga selama ia bekerja.Maura tidak lagi mempercayakan Angga pada Reno.Pernah suatu ketika Angga dikunci seorang diri di rumah dan Reno pergi entah kemana. Beruntung saat itu Maura sedang tidak enak badan sehingga ia memutuskan pulang lebih cepat dari jam kantor. Betapa terkejutnya dirinya mendapatkan anak semata wayangnya ditinggal begitu saja di rumah meski Angga dalam keadaan tidur.

Sejak saat itu Maura tidak lagi mempercayakan penjagaan Angga pada Reno.Ia lebih memilih mencari asisten rumah tangga yang ia kenal dan lebih bertanggung jawab daripada Reno.

Suasana semakin memburuk saat Reno pulang dalam keadaan mabuk, membanting barang-barang di rumah setelah minum bersama teman-temannya. Alkohol telah meracuni pikirannya, membuatnya kehilangan kendali .

Maura yang terjaga dari tidurnya yang baru saja terlelap, dibuatnya terkejut dengan suara barang-barang berjatuhan dan sengaja dibanting oleh suaminya.

Pyarrrr

Brakkk

Suara-suara cukup mengagetkan itu memaksa Muara untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Saat Maura mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, Reno dengan kasar membekap Maura dan menamparnya tanpa alasan jelas.

Pertengkaran hebat pun terjadi, Reno tak segan-segan berbuat kasar dan menyakiti Maura. Dan akhirnya kekacauan dan kegilaan Reno itu pun terdengar oleh Angga yang terbangun dan menangis ketakutan.

Dalam kegilaannya, Reno tidak menyadari bahwa perilakunya telah merusak keharmonisan keluarga yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan keamanan bagi semua anggota keluarga.

Tini yang melihat majikannya disakiti oleh suaminya sendiri, hanya bisa diam sambil berusaha menenangkan Angga di kamar. Angga terus menangis mendengar keributan yang tidak seharusnya ia dengar.

Tini merasa iba pada Maura, seharian telah bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, setelah pulang dan sampai di rumah yang harusnya waktunya bisa dipergunakan untuk beristirahat menghilangkan kepenatan justru dijadikan partner penyiksaan dan ribut oleh suaminya.

Dalam diam dan ketakutannya, melihat Reno mengamuk di bawah pengaruh Alkohol, air mata Tini pun mengalir untuk Maura.

.................

Pagi ini walaupun sinar sang mentari sudah berusaha memasuki celah-celah jendela, namun masih terkesan kelabu.

Suasana rumah setelah pertengkaran besar semalam, terlihat kacau dan penuh dengan keheningan yang mencekam.

Pecahan kaca, barang-barang berserakan di lantai, bukti dari sisa-sisa keributan semalam yang masih terlihat dengan jelas.

Maura terduduk lemah di sudut ruangan, wajahnya memperlihatkan bekas-bekas penyiksaan kasar yang dialaminya.

Dan Reno tergeletak tak sadarkan diri dalam sisa-sisa pengaruh alkohol semalam di sofa.

Pagi ini, Maura memilih untuk tidak masuk kerja, ia berupaya menyembunyikan jejak penyiksaan yang terlihat jelas di wajah dan tubuhnya. Ia berusaha menjaga rahasianya dari teman kantor dan ketiga sahabatnya, dan menyimpan penderitaan yang dialaminya sebagai rahasia kelam.

............

Siang itu setelah mengambil beberapa lembar uang dari dompet Maura. Reno pergi meninggalkan rumah.

Maura tidak bisa berbuat banyak psikis dan fisiknya terlalu lelah untuk mengadakan perlawanan pada Reno.

Kehebohan semalam cukup membuatnya putus asa dan lelah selelah lelahnya. Habis sudah air mata Maura, ia tidak bisa lagi menangis. Hanya dadanya terasa tertancap pisau cukup dalam, sakit ... pedih ia rasakan.Namun untuk berteriak minta tolong pun ia tidak mampu.

Maura hanya membiarkan saja apapun yang Reno lakukan. Asal Reno segera pergi dari rumah Maura baru bisa bernafas lega.

Setelah Reno keluar rumah, entah kemana. Maura memerintahkan Tini untuk membersihkan semua jejak-jejak yang tidak patut dilihat Angga.

Setelah Maura membersihkan diri, ia pun berpamitan untuk pergi ke apotek untuk membeli penghilang lebam.

"Tini saya pergi ke Apotek sebentar ya dengan Angga.Kamu beres-beres rumah saja." perintah Maura sebelum ia meninggalkan rumah.

"Baik Bu." sahut Tini. Kemudian ia pun membersihkan dan merapikan semua sesuai perintah Maura.

..............

Di tempat yang terpisah,

"Selamat siang, bisa bicara dengan Maura?" Prilly menelepon Maura ke kantor Maura. Sejak pagi ia berusaha menghubungi handphone Maura tapi nomer tidak aktif.

Dengan perasaan cemas Prilly dan teman-temannya mencoba mencari info tentang keberadaan sahabatnya itu.

"Apa? Hari ini Maura tidak masuk kerja.Oh baiklah, terima kasih infonya." lalu hubungan telepon pun terputus.

Baik Prilly, Monica dan Retha terdiam untuk beberapa saat. "Ada apa dengan Maura? Apa yang terjadi?" pertanyaan-pertanyaan itu silih berganti di kepala mereka.

Tanpa ada yang mengomando Prilly, Monica dan Retha saling bertukar pandang."Kita ke rumah Maura." kalimat spontan yang keluar dari mulut mereka bersamaan.

Lalu merekapun bergegas ke mobil Prilly dan mobil pun meluncur menuju rumah Maura.

Tidak lama kemudian, mobil berwarna putih mungil itu pun berhenti di depan rumah Maura.

"Sepi." ucap lirih Monica mengamati sesaat rumah Maura.

"Yuk!" ajak Prilly. Mereka pun segera turun dari mobil dan menuju pintu utama rumah Maura.

Saat pintu rumah Maura terbuka, perasaan prihatin campur kaget mewarnai ekspresi wajah sahabat-sahabat Maura tersebut.

Ruang tamu yang biasanya tertata rapi dan bersih, kini dihiasi keheningan yang terbebani oleh jejak kejadian semalam. Ada pecahan kaca dan kursi yang terbalik, dan beberapa barang masih terlihat berserakan di lantai. Mereka segera menyadari bahwa sesuatu yang tidak wajar terjadi.

Di sudut ruangan terlihat Tini masih sibuk membereskan beberapa barang yang berserakan di lantai seorang diri.

Melihat semua itu, Monica tidak bisa lagi membendung rasa penasaran dan khawatirnya.

"Mbak Tini, ibu mana?" tanya Monica.

"Apa yang terjadi?" sambung Retha sambil berkeliling ruangan.

"Angga dan ibu dimana mbak?" Prilly tak kalah khawatir nya pada sahabatnya itu.

Prilly setengah berlari menuju kamar Angga, Kosong.Terlihat jelas ekspresi panik dan khawatir."Angga mana Tin?" tunjuk Prilly ke kamar Angga yang kosong.

Diserbu berbagai macam pertanyaan oleh sahabat-sahabatnya Maura, tanpa banyak drama, Tini sang asisten rumah tangga segera memberi tahu mereka kisah kelam yang terjadi semalam.

Sorot mata sahabat-sahabat Maura membesar ketika mereka mendengar betapa Reno suami Maura mabuk dan merusak rumah mereka seakan sebuah badai melanda.

Belum lagi kekerasan yang dilakukan Reno pada Maura.Tini menceritakan semuanya tanpa terkecuali. Itu dilakukannya karena Tini juga khawatir dengan keselamatan majikannya bila terus-menerus disakiti dan disiksa oleh Reno.

Jejak kekacauan semalam masih terasa di setiap sudut rumah. Sahabat-sahabat Maura tercengang melihatnya. Meja yang pecah, barang-barang berserakan, dan ketegangan emosional yang terasa di udara menggambarkan betapa mengerikannya malam itu.

Tini memberi rincian kebrutalan yang dialami Maura. Akhirnya tabir kelam rumah tangga Maura yang selama ini berusaha disembunyikan dan ditutupi olehnya mulai terkuak.

Sahabat-sahabatnya merasa marah dan kesal, ingin melampiaskan kekecewaan mereka pada Reno. Retha, dengan wajah penuh amarah, hendak melabrak Reno jika saja Reno masih berada di rumah.

Monica, Retha dan Prilly geram, mereka hendak merencanakan cara untuk memberikan pelajaran pada Reno.

Sahabat-sahabat Maura terdiam sejenak, mencerna situasi yang begitu rumit ini.

Perasaan mereka campur aduk. Mereka juga merasa bingung dan tak tahu harus memulai darimana untuk menolong dan melepaskan Maura dari kebrutalan Reno.Karena Maura sendiri selalu menutupi kebrengsekan Reno dari mereka.

Ketiga sahabat itu pun merasa terpukul oleh tindakan Reno pada Maura. Solidaritas di antara mereka memuncak, dan tekad untuk mendukung Maura tumbuh lebih kuat.

Meskipun rasa marah dan kekecewaan menghantui Prilly, Retha dan Monica. Mereka bertekad bersatu untuk selalu memberikan dukungan moral pada Maura.

Saat ini bersama Tini, mereka bahu-membahu membersihkan dan merapikan rumah yang berantakan, mencoba mengembalikan sedikit kehangatan di dalamnya.

Sang asisten rumah tangga yang juga menjadi saksi bisu tragedi ini, merasa lega melihat majikannya memiliki sahabat-sahabat yang baik dan peduli seperti mereka.

..................

Di perusahaan tempat Maura bekerja.

"Tolong panggil Maura ke ruangan saya!" perintah Bima pada sekretaris pribadinya, sambil ia membolak-balikan beberapa berkas dan mempelajari proposal promosi yang diberikan padanya.

"Maaf pak, hari ini Maura ijin tidak masuk kerja." jawab sang sekretaris.

Mendengar hal itu, kebingungan dan keheranan langsung meliputi wajah Bima.

Mata Bima melebar sedikit, mencoba meresapi kenyataan bahwa Maura, yang biasanya selalu bisa diandalkan dan siap sedia, ternyata tidak berada di kantor pada saat yang sangat penting.

Bima kembali terdiam, pikirannya pun penuh dengan berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Ia segera meletakkan pulpen yang dipegangnya, begitu juga dengan berkas-berkas yang tadinya dengan serius ia pelajari, kini ia biarkan berserakan begitu saja di meja.

Wajah Bima mencerminkan campuran antara kekecewaan dan keterkejutan.

Sejenak, ruangan menjadi sunyi. CEO yang tegas dan berwibawa ini membutuhkan waktu beberapa saat untuk menghadapi situasi yang tak terduga ini.

Meskipun terkejut, Bima segera menyadarkan dirinya. Ia memberikan instruksi ulang pada sekretaris nya , agar memanggil wakil Maura sebagai penggantinya.

Bima saat ini butuh penasehat untuk dimintai pendapatnya pada proposal yang hendak ia tanda tangani hari ini.

Meski demikian, bayangan kebingungan masih terlihat dalam mata Bima, yang sekarang harus mengatasi dan mengambil sendiri keputusan menyetujui atau menolak proposal promosi, tanpa kehadiran patner kerja andalannya.

"Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa ia tidak masuk hari ini? Apa ada sesuatu yang terjadi di jalan kemarin, sewaktu pulang dari kafe?" pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban itu terus berputar di kepala Bima.

Ia meraih hapenya dan mencari nomer Maura. Matanya terfokus menatap layar hape untuk beberapa saat, jelas terlintas keraguan saat tangannya hendak menekan nomer tersebut.

...............

Hallo pembaca aku yang setia, makasih ya masih mengikuti kisah Maura. Tetap tunggu kelanjutannya ya.

Jangan lupa like dan komennya 🙏

Episodes
1 Kekecewaan
2 Putus asa
3 Kebersamaan
4 Pertemuan pertama
5 Kepahitan yang tersembunyi
6 Terpesona.
7 Berbeda
8 Bersatu padu
9 Menyendiri
10 Mengalahkan hati.
11 Kejutan yang tak diinginkan
12 Ungkapan hati Bima.
13 Pergumulan hati.
14 kecewa
15 Tetap Tekun Berjuang.
16 Terjebak oleh masa lalu.
17 Kosong
18 Berjuang mencari kebenaran.
19 Kabar Tak Terduga.
20 Kemunculan Tania
21 Kembali
22 Mengembalikan kekuasaan.
23 Sikap satria Bima
24 Kegilaan yang menjadi.
25 Berlibur bersama
26 Patner in crime
27 Sebuah ancaman yang menekan.
28 Obsesi
29 Menyerah
30 cinta di waktu yang salah.
31 Pertengkaran.
32 Kerjasama
33 Penyesalan yang Menyayat Hati
34 Kecurigaan Maura.
35 Kecewa
36 Kekecewaan Tania.
37 Terkuak.
38 Kenyataan pahit.
39 Ketakutan
40 Pupus
41 Peluang di Antara Bayang-bayang
42 Terikat Janji.
43 Bersembunyi.
44 Penyesalan.
45 Dikejar preman.
46 Arti sebuah kebahagiaan.
47 Pelarian yang tidak berujung.
48 Kegundahan Hati.
49 Penyelamatan Reno.
50 Kelahiran bayi mungil.
51 Penyesalan Reno.
52 Titik balik Maura
53 Kegigihan Tania
54 Kecurigaan Zidan.
55 Pintu Kebahagiaan Tania
56 Resmi menduda
57 Kegalauan Reno.
58 Usaha Reno menaklukkan Maura.
59 Penyesalan yang terlambat.
60 Hilang
61 Menelusuri jejak Angga.
62 Kerinduan Seorang Ayah.
63 Kembalinya Angga.
64 Solusi terbaik
65 Kedatangan sang Kakek.
66 Kecurigaan Kakek.
67 Kesadaran Reno.
68 Pesta Kejutan.
69 Bahagia.
70 Perubahan Reno.
71 Surat panggilan.
72 Harapan tipis Reno.
73 Sebuah Penyesalan dan Awal Kehidupan Baru
74 Momen Terindah Penuh Kenangan.
75 Malam Pertama
76 Awal kebahagiaan.
77 Harapan Baru.
78 Semalam bersama sang papah.
79 Menyongsong masa depan
80 Saling Memiliki
81 Kebersamaan
82 Dendam Tania.
83 Akhir dari pencarian.
84 Kepulangan Tania.
85 Kembalinys Tania dalam pelukan Zidan
86 Zidan dan kecurigaannya.
87 Kehidupan Baru Reno.
88 Kehidupan baru Reno.
89 Perasaan terpendam Maura.
90 Rumah tangga impian.
91 Liburan keluarga yang tidak terlupakan.
92 Niat Tersembunyi Zidan.
93 Kekecewaan Zidan.
94 Ketidakjelasan Emosi kejiwaan Tania.
95 Rencana Kecam Tania.
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kekecewaan
2
Putus asa
3
Kebersamaan
4
Pertemuan pertama
5
Kepahitan yang tersembunyi
6
Terpesona.
7
Berbeda
8
Bersatu padu
9
Menyendiri
10
Mengalahkan hati.
11
Kejutan yang tak diinginkan
12
Ungkapan hati Bima.
13
Pergumulan hati.
14
kecewa
15
Tetap Tekun Berjuang.
16
Terjebak oleh masa lalu.
17
Kosong
18
Berjuang mencari kebenaran.
19
Kabar Tak Terduga.
20
Kemunculan Tania
21
Kembali
22
Mengembalikan kekuasaan.
23
Sikap satria Bima
24
Kegilaan yang menjadi.
25
Berlibur bersama
26
Patner in crime
27
Sebuah ancaman yang menekan.
28
Obsesi
29
Menyerah
30
cinta di waktu yang salah.
31
Pertengkaran.
32
Kerjasama
33
Penyesalan yang Menyayat Hati
34
Kecurigaan Maura.
35
Kecewa
36
Kekecewaan Tania.
37
Terkuak.
38
Kenyataan pahit.
39
Ketakutan
40
Pupus
41
Peluang di Antara Bayang-bayang
42
Terikat Janji.
43
Bersembunyi.
44
Penyesalan.
45
Dikejar preman.
46
Arti sebuah kebahagiaan.
47
Pelarian yang tidak berujung.
48
Kegundahan Hati.
49
Penyelamatan Reno.
50
Kelahiran bayi mungil.
51
Penyesalan Reno.
52
Titik balik Maura
53
Kegigihan Tania
54
Kecurigaan Zidan.
55
Pintu Kebahagiaan Tania
56
Resmi menduda
57
Kegalauan Reno.
58
Usaha Reno menaklukkan Maura.
59
Penyesalan yang terlambat.
60
Hilang
61
Menelusuri jejak Angga.
62
Kerinduan Seorang Ayah.
63
Kembalinya Angga.
64
Solusi terbaik
65
Kedatangan sang Kakek.
66
Kecurigaan Kakek.
67
Kesadaran Reno.
68
Pesta Kejutan.
69
Bahagia.
70
Perubahan Reno.
71
Surat panggilan.
72
Harapan tipis Reno.
73
Sebuah Penyesalan dan Awal Kehidupan Baru
74
Momen Terindah Penuh Kenangan.
75
Malam Pertama
76
Awal kebahagiaan.
77
Harapan Baru.
78
Semalam bersama sang papah.
79
Menyongsong masa depan
80
Saling Memiliki
81
Kebersamaan
82
Dendam Tania.
83
Akhir dari pencarian.
84
Kepulangan Tania.
85
Kembalinys Tania dalam pelukan Zidan
86
Zidan dan kecurigaannya.
87
Kehidupan Baru Reno.
88
Kehidupan baru Reno.
89
Perasaan terpendam Maura.
90
Rumah tangga impian.
91
Liburan keluarga yang tidak terlupakan.
92
Niat Tersembunyi Zidan.
93
Kekecewaan Zidan.
94
Ketidakjelasan Emosi kejiwaan Tania.
95
Rencana Kecam Tania.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!