Dengan hanya berbekal tekad untuk memberikan yang terbaik untuk Angga, Maura memberanikan diri menerima tawaran pekerjaan yang sempat ditawarkan Prilly padanya.
"Kamu serius??" seolah tak percaya sahabatnya ini menerima tawaran yang ia berikan waktu itu.
Maura mengangguk yakin.
"Keuangan aku sudah semakin menipis, aku harus mencukupi kebutuhan Angga.Mustahil aku mengandalkan papanya.Ia terlalu sibuk dengan dunianya.Pagi ini saja ia sudah keluar rumah tanpa pamit." keluh Maura.
"Baiklah kalau kamu sudah yakin. Kamu bisa menitipkan Angga pada mama selama kamu bekerja." ujar April sambil menekan beberapa keyboard hape nya untuk menghubungi salah satu temannya.
Beberapa menit kemudian,
"Oke Maura, besok kamu sudah bisa mulai bekerja." Prilly mengulurkan tangannya memberi selamat pada Maura sahabatnya itu.
"Benarkah Pril? Kamu serius?" setengah tidak percaya Maura memeluk Prilly.
"Terima kasih Prill.Saat ini aku benar-benar memerlukan pekerjaan ini." ucap bahagia Maura.
"Aku tahu, sekarang saatnya kamu bangkit tidak perlu lagi berharap pada sesuatu yang tidak bisa diharapkan.Sukses ya, semangat!" ucap Prilly yang ikut bahagia.
"Tapi Pril .....,"
"Jangan khawatir tentang Angga. Titipkan mama saja, ia pasti sangat senang. Mama aku paling suka anak kecil." sambil tersenyum, Prilly meyakinkan sahabatnya itu.
...............
Semalam Reno tidak pulang ke rumah. Ada sedikit rasa sesak yang Maura rasakan .Tetapi mengingat Angga, Maura segera menepis perasaan itu.
Hari ini hari pertama Maura masuk kerja, dengan berbalut kemeja putih dan rok pendek berwarna biru Benhur. Maura menatap dirinya di depan kaca.
"Aku rasa, aku sudah cukup rapi" batinnya gugup.Lalu ia pun meraih tas berwarna hitam di dekatnya.
Sedikit berlari kecil Maura bergegas menghampiri Angga dan menitipkan ke rumah Prilly.
.................
Maura memasuki pintu kantor dengan perasaan campur aduk antara gugup dan semangat. Hari ini adalah hari pertama Maura memasuki dunia kerja sebagai marketing di perusahaan parfum ternama. Dengan tangan bergetar, ia menyerahkan surat perkenalan dan identifikasi kepada resepsionis yang tersenyum ramah.
Pertama kali masuk kantor, Maura terkesima oleh atmosfer yang mewah dan elegan. Bau harum parfum bertebaran di udara, menciptakan suasana yang begitu eksklusif. Dia merasa sedikit canggung di tengah para profesional yang tampak begitu berpengalaman. Namun, kegigihan Maura untuk memenuhi kebutuhannya dan Angga tak tertahankan.
Seiring berjalannya waktu, Maura makin memahami dinamika industri parfum. Ia belajar dengan tekun tentang berbagai jenis aroma, kombinasi bahan, dan tren terkini. Terlepas dari kesulitan awal, Maura menemukan minatnya pada dunia parfum dan mulai mengeksplorasi produk-produk perusahaan dengan penuh semangat.
Kepintaran Maura dalam memahami nuansa aroma dan keuletannya dalam menggali informasi membuatnya semakin akrab dengan produk-produk yang menjadi andalan perusahaannya. Dalam presentasi-presentasinya, ia mampu dengan lincah menjelaskan setiap nuansa parfum, memikat hati para klien potensial.
Angga, anak semata wayang Maura, menjadi sumber inspirasi dan dorongan bagi dirinya. Maura menginginkan masa depan yang cerah untuk Angga, dan itulah yang membuatnya bekerja dengan penuh dedikasi. Setiap kali lelah mendera, wajah Angga menjadi pendorong Maura untuk terus maju.
Tidak butuh waktu lama bagi Maura untuk menjadi sales favorit perusahaannya. Keuletan dan pengetahuannya yang mendalam tentang parfum membuatnya memenangkan hati banyak pelanggan. Ia mulai menerima apresiasi dari rekan-rekannya dan mendapatkan pujian dari atasan atas kinerjanya yang luar biasa.
Pendapatan Maura juga mengalami peningkatan yang signifikan. Bonus dan insentif mulai mengalir, membuka pintu kesuksesan yang lebih besar baginya dan Angga. Dengan tangan dingin, Maura mengatur keuangan keluarganya, memastikan bahwa kehidupan mereka semakin nyaman.
Suatu hari, Maura mendapat tugas khusus untuk mempromosikan parfum best seller perusahaan. Ia menyusun strategi pemasaran yang kreatif dan melibatkan pelanggan dengan cara yang unik. Hasilnya, penjualan parfum tersebut melonjak pesat, membuatnya semakin disegani di perusahaan.
Berkat kegigihan dan dedikasinya, Maura berhasil menaklukkan dunia parfum. Ia tidak lagi hanya seorang pemula yang canggung di dunia kerja, melainkan seorang profesional yang dihormati dan diperhitungkan. Angga melihat ibunya sebagai pahlawan, sosok yang mampu mengubah takdir keluarga mereka.
Tiga bulan berlalu begitu cepat, tetapi perjalanan Maura penuh warna dan prestasi. Di setiap botol parfum yang dijualnya, ia melihat perjuangan, kerja keras, dan kebahagiaan keluarganya. Maura memahami bahwa keberhasilannya bukan hanya sekadar pencapaian pribadi, melainkan juga sukses bagi Angga dan masa depan mereka berdua.
Maura kini bertekad untuk tidak lagi terpuruk pada pernikahan nya yang sedingin es .Ia juga tidak lagi peduli ada tidaknya Reno dalam hidupnya.Terlalu banyak kekecewaan yang ia rasakan terhadap suaminya.Perubahan sikap dan sifat yang ia impikan hanyalah sekedar impian.Reno tidak akan pernah berubah selama ia tidak menyadari kesalahannya.
Melihat sang istri, Maura sukses dalam pekerjaannya.Ia menawarkan diri untuk menjaga Angga selama Maura bekerja.
Merasa sungkan bila terlalu sering menitipkan Angga pada orang tua Prilly. Maura menerima penawaran suaminya untuk membantunya menjaga Angga. "Bagaimana pun juga Reno papanya.Angga pasti aman bersamanya. Dan aku bisa bekerja dengan tenang." pikir Maura.
Sejak hari itu peran mereka tertukar, Maura yang bekerja mencari nafkah dan Reno yang mengurus rumah dan Angga.
..............
Hari ini kebetulan Reno sedang pulang ke rumah orang tuanya.
Maura memutuskan untuk memberi dirinya sedikit istirahat dari rutinitas. Kebetulan hari ini Maura libur bekerja. Dia mengundang sahabat-sahabat terbaiknya, Prilly, Monica, dan Retha, untuk menikmati "me time" bersama. Setelah sekian lama ia fokus bekerja, Maura merasa perlu memanjakan dirinya sekaligus mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada teman-teman yang selalu mendukungnya.
Maura dan sahabat-sahabatnya berkumpul di kediamannya, dari awal mereka berkumpul diisi dengan canda tawa ceria.
Mereka membawa makanan favorit masing-masing dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka.
Seluruh ruangan dihiasi dengan tawa, canda, dan aroma harum kopi yang melingkupi udara.
Prilly membawa koleksi film-film komedi terbaru, Monica membawa kue-kue homemade yang lezat, sedangkan Retha membawa permainan papan untuk menghangatkan suasana. Mereka memutuskan untuk memulai hari dengan menonton film sambil menikmati camilan yang disiapkan.
Saat menikmati film, Maura merasa begitu bersyukur memiliki teman-teman sehebat mereka. Prilly, yang selalu menjadi pendengar setia setiap kali Maura memiliki beban pikiran. Monica, si koki handal yang mampu membuat hidangan lezat dari bahan-bahan sederhana. Dan Retha, teman yang penuh energi dan selalu membawa semangat baru ke dalam kehidupan Maura.
Setelah sesi nonton film, mereka beralih ke sesi memasak bersama. Maura menyuguhkan hidangan khas keluarganya, sementara Monica memberikan tips memasak yang membuat semuanya jadi lebih menyenangkan. Sambil mengaduk-aduk panci, mereka tertawa dan bercanda, menciptakan momen kebersamaan yang tak terlupakan.
"Guys. bagaimana kalau setelah ini kita ke Taman Kota." usul Retha.
"Hmm boleh juga, bagaimana yang lain setuju tidak?" tanya Prilly.
"Aku sih oke tapi, aku ajak Angga juga ya." sahut Maura.
"Pasti dong Angga harus ikut, biar dia juga bisa bermain disana. Dan makan kue buatan kita sepuasnya yang dijamin yummy." lanjut Monica, disambut gelak tawa bahagia.
Kemudian sore itu, mereka merencanakan menghabiskan waktu di Taman kota. Di sana, mereka berjalan-jalan, bercengkrama, dan tertawa tanpa beban. Retha membawa bola voli, sehingga mereka spontan bermain di lapangan yang terbuka. Walaupun tidak mahir dalam olahraga, namun keceriaan mereka membuat aktivitas tersebut menjadi penuh kegembiraan.
Maura merasa begitu beruntung memiliki teman-teman seperti mereka. Mereka bukan hanya sekadar sahabat, melainkan keluarga yang dipilih sendiri. Di antara tawa dan canda, Maura tidak bisa menahan rasa syukurnya. Dia merasa diberkati dengan kehadiran sahabat-sahabat sejati yang selalu ada dalam suka dan duka.
Seiring matahari mulai tenggelam, mereka memutuskan untuk menyudahi hari ini dengan makan malam di restoran favorit mereka. Meja penuh dengan hidangan lezat dan gelas diangkat untuk mengucapkan terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang telah mereka lalui begitu jauh. Maura merasa begitu terinspirasi oleh setiap cerita keberhasilan dan perjuangan sahabat-sahabatnya tersebut.
Di akhir acara, mereka duduk bersama di teras restoran, menikmati pemandangan malam yang indah. Sambil memangku Angga, Maura merasa seperti hidupnya kini lebih seimbang. Pekerjaan yang sukses, teman-teman sejati, dan kebahagiaan diri yang semakin ia rasakan. Mereka berjanji untuk melanjutkan tradisi "me time" bersama, sebagai momen untuk merayakan kebersamaan dan saling mendukung satu sama lain.
Maura tersenyum melihat sahabat-sahabatnya, dan dalam hatinya, ia bersyukur karena memiliki mereka di setiap langkah hidupnya. Sebuah hari yang penuh tawa, canda, dan ucapan syukur atas semua hal baik yang telah diberikan kepadanya tak henti hentinya ia panjatkan.
..........................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Selviana
Kisah Maura dan Reno banyak terjadi di dunia nyata.Istri yang banting tulang, suami yang jaga anak.Lucu, bukan?
2024-02-22
1