Putus asa

Di luar hujan deras menguyur bumi.Seluruh tumbuhan di halaman rumah basah oleh air hujan.

Maura berdiri di depan jendela rumahnya, menatap kosong tetesan air hujan yang mengalir membasahi kaca jendelanya.

Ditemani suara petir dan kilat yang bersahutan, Maura menemukan dirinya terjerat dalam labirin rumah tangga yang penuh dengan tantangan.

Suaminya, Reno, seperti beban yang tak kunjung berkurang. Meskipun tampak gagal dalam menjalani perannya sebagai suami yang bertanggung jawab, Maura memilih untuk membungkusnya dalam diam dan menyimpannya dalam kesabaran.

Hari-hari Maura diisi dengan rutinitas yang melelahkan, mencoba memenuhi keinginan Reno yang selalu menginginkan pelayanan khusus.

Bila suaminya lapar , hidangan lezat untuknya harus tersedia di meja makan.Padahal tidak sepeserpun ia memberi uang belanja pada Maura. Ia seolah tidak peduli darimana istrinya mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, yang ia tahu hanyalah apa yang ia mau harus sudah tersedia di depan mata.

Yang lebih mengiris hati, Reno bahkan tidak menyadari ataupun peduli dengan segala usaha dan kelelahan fisik maupun batin yang mendera Maura, setiap saat Maura memikirkan bagaimana cara untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Sekaligus merawat si kecil Angga Dirgantara.

Bila Maura tidak bisa menyediakan apa yang diminta Reno, ia selalu melampiaskan ketidakpuasannya dengan perilaku kasarnya baik fisik maupun lisan pada Maura.

Keseharian Reno hanya bermalas-malasan dan mengkritik apapun yang dikerjakan Maura tanpa mau turun tangan membantunya.

Pada setiap kekecewaan, Maura mencoba menutupi ketidakbahagiaannya di balik senyumannya. Meskipun terkadang hatinya hampir menyerah, tetapi ia terus berusaha memahami sifat suaminya, berharap bahwa suatu hari Reno menyadari kesalahannya dan akan berubah menjadi pendamping yang lebih baik.

Tetapi Reno, bagaimanapun, terus mengecewakan. Ketika keinginannya tidak dipenuhi atau keadaan rumah sedikit berantakan karena Maura belum sempat merapikan dan membersihkannya, ia akan mengamuk, membanting apa pun yang ada di dekatnya, tanpa memikirkan dampaknya pada mental dan psikis anak mereka yang masih balita. Ucapan kasarnya sering kali menusuk hati Maura, tapi ia lebih memilih untuk menyimpan luka itu dalam diam.

Hampir tiap malam di rumah tangga Maura, diisi dengan ketegangan yang sulit dijelaskan. Dinding kamar menyaksikan pertengkaran dan tangisan yang disembunyikan dari mata dunia luar. Maura terus berusaha mempertahankan citra keluarga yang bahagia di hadapan teman-temannya, menutupi jejak-jejak kesulitan yang tak terhitung jumlahnya.

Meski terombang-ambing dalam samudera ketidakpastian, Maura tetap bertahan. Kesabaran dan cinta yang ia miliki pada Reno tampaknya tak terbatas. Ia mencari dukungan dalam diam, berbicara hanya dengan dinding kamar yang menjadi teman setianya.

Seringkali, di tengah malam yang sunyi, Maura menangis, melepaskan beban perasaannya yang terpendam.

Kehidupan Maura seperti drama rumah tangga yang tak kunjung usai. Meskipun terus disakiti oleh perilaku buruk suaminya, ia memilih untuk melanjutkan perjuangannya, mengharapkan cahaya di ujung terowongan. Bahkan ketika teman-temannya memberikan nasihat atau menyarankan untuk meninggalkan Reno, Maura memilih untuk tetap bertahan, mungkin karena harapan yang masih menyala di dalam hatinya.

...................

Seiring waktu berlalu, Maura mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan melalui perjuangan yang tidak berujung. Meski ia mencintai suaminya, ia kini menyadari bahwa harga dirinya tidak seharusnya hancur hanya untuk mempertahankan sebuah hubungan.

Maura kini merasa lelah ia seperti memperjuangkan sesuatu yang tidak patut ia perjuangkan semua hanya akan berakhir sia-sia.Karena ia merasa hanya dia yang berjuang untuk keberhasilan rumah tangga mereka hanya dia dan itu terasa berat dan melelahkan.

.....................

Di suatu pagi,

Maura merasa hatinya berdesir tak menentu saat balitanya, Angga, menangis tersedu-sedu di kamarnya. Wajahnya yang polos memancarkan keputusasaan karena tangan kecilnya menggenggam erat bantal kesayangan, mencerminkan rasa gelisah yang sama dengan ibunya. Maura segera berlari ke kamar si kecil, mencoba dengan lembut memeluk dan menenangkannya.

Namun, tangis Angga semakin menjadi-jadi, membuat Maura semakin merasa kebingungan. Dia mencoba menyusui Angga, memastikan bahwa kebutuhan dasarnya terpenuhi. Tapi anaknya itu terus menangis, membuat Maura semakin gelisah. Ketika mencoba menemukan botol susu di lemari, dia menyadari keadaan yang membuatnya semakin panik. Di dalam dompetnya, hanya terdapat selembar uang lima ribu rupiah.

Dalam keputusasaannya, Maura merenung sejenak. Bagaimana mungkin dia bisa membeli susu dengan uang yang begitu sedikit sedangkan ia juga harus menyediakan sarapan untuk suaminya. Air mata mulai membasahi pipinya, tidak hanya karena kebingungan, tetapi juga karena perasaan putus asa yang merayap di dalam dirinya.

Maura bergegas keluar dari kamar dengan hati-hati, berusaha agar Angga tidak semakin terganggu. Di ruang tengah, dia mencoba mencari suaminya, Reno. Namun, setelah mencari di seluruh sudut rumah, tidak ada tanda-tanda sosok suaminya itu terlihat. Perasaan kesal mulai menyusup ke dalam hatinya. Mengapa suaminya tidak ada, ketika dia membutuhkan dukungan dan kehadirannya?.

Rasa putus asa semakin menghimpit Maura, membuatnya merasa seakan-akan dunia ini runtuh di hadapannya. Dengan langkah lesu, dia kembali ke kamar Angga. Airmata kecewa dan keputusasaan mencampuri perasaannya. Bagaimana dia bisa memberikan yang terbaik untuk anaknya dengan keterbatasan ini? Tangisnya dalam diam dan pedihnya.

Maura memegang erat tangan Angga, berbicara pelan pada anaknya itu yang masih menangis. "Sabar ya nak," ucapnya dengan suara serak, mencoba menenangkan hatinya sendiri sekaligus menghibur Angga.

Sambil mendekap Angga, Maura duduk di tepi ranjang, mencoba merumuskan rencana. Mungkin ada teman atau tetangga yang bisa membantunya. Atau mungkin ada solusi lain yang belum terpikirkan. Meskipun perasaan putus asa masih menyelimuti hatinya, Maura bertekad untuk mencari jalan keluar.

Dalam keheningan kamarnya, Maura merenung. Dia tahu bahwa dia tidak boleh menyerah begitu saja. Meskipun uang terbatas dan suaminya tidak ada di sisi, cintanya pada buah hatinya mendorongnya untuk tetap berjuang. Dalam diam, dia mencari kekuatan dan tekad untuk menghadapi tantangan ini, karena di tangan seorang ibu, terkadang keajaiban bisa terwujud.

.................

Maura menggendong Angga dan berlari keluar rumah ia memanggil ojek online lalu menuju ke rumah sahabatnya Prilly.

Karena rumah Prilly yang paling dekat dengannya dan ia juga ingat Prilly sebelumnya pernah menawarkan pekerjaan pada dirinya, tapi saat itu Maura menolaknya, karena ia merasa tidak mungkin meninggalkan si kecil Angga, walaupun saat itu sahabat-sahabat yang lain bersedia memberikan bantuan untuk menjaga Angga selama Maura bekerja.

Tetapi melihat kondisi keuangan nya saat ini, memaksa Maura untuk berpikir ulang dan sepertinya ia memang membutuhkan pekerjaan itu selain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya juga sebagai pembunuh waktu dan melupakan kesakitan yang ia rasakan untuk sementara.

Setelah tiba di depan rumah Prilly. Orang tua Prilly yang melihat Maura datang bersama si kecil langsung menyambutnya hangat.

"Hai Maura.. hai Angga. Wah sudah makin besar kamu sekarang ya. Sini Oma gendong biar mama kamu bisa leluasa ngobrol sama Tante Prilly." sambut hangat ibu Prilly.

Tante Ira sangat paham dan mengerti ada sesuatu yang terjadi yang membuat Maura datang pagi-pagi bersama si kecil.

"Prilly! Dicari Maura nih."

"Angga sama Oma dulu ya, Kamu santai saja disini bersama Prilly." ucap Tante Ira sambil tersenyum menenangkan Maura.

"Hai Maura " sambil celingukan Prilly mencari sosok Reno.

"Aku sendiri bersama Angga." ucap lirih Maura mengetahui arti gestur sahabatnya itu.

Prilly menarik napas panjang.Mulai memahami ada sesuatu yang terjadi dengan sahabatnya itu.

"Apa yang terjadi? Kegilaan apa lagi yang dia lakukan padamu?" sambil memegang kedua tangan sahabatnya itu.

"Kamu baik-baik saja kan?" Prilly menyentuh dan memeriksa wajah Maura, memastikan tidak ada luka lebam di wajah sahabat nya itu.

Prilly benar-benar prihatin dengan keadaan sahabat nya itu.Terlalu banyak beban yang harus ia pikul sendiri.Dan Prilly yakin masih banyak hal menyedihkan lainnya yang Maura pendam sendiri.

"Aku butuh pekerjaan Pril.Apa masih ada pekerjaan yang kamu tawarkan padaku kemarin?" tanya Maura dengan sorot mata berharap.

..................

Yuk biar Maura semakin bersemangat beri like dan komennya ya...

Terimakasih

Jangan lupa ikuti terus kelanjutannya.

Terpopuler

Comments

Selviana

Selviana

Sabar Maura, Kamu harus kuat demi Angga.

2024-02-22

1

Selviana

Selviana

Reno hanya mau makan enak tapi tidak mau bekerja.

2024-02-22

1

tinz

tinz

di tangan seorang ibu keajaiban pasti terjadi. Semangat Maura

2024-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Kekecewaan
2 Putus asa
3 Kebersamaan
4 Pertemuan pertama
5 Kepahitan yang tersembunyi
6 Terpesona.
7 Berbeda
8 Bersatu padu
9 Menyendiri
10 Mengalahkan hati.
11 Kejutan yang tak diinginkan
12 Ungkapan hati Bima.
13 Pergumulan hati.
14 kecewa
15 Tetap Tekun Berjuang.
16 Terjebak oleh masa lalu.
17 Kosong
18 Berjuang mencari kebenaran.
19 Kabar Tak Terduga.
20 Kemunculan Tania
21 Kembali
22 Mengembalikan kekuasaan.
23 Sikap satria Bima
24 Kegilaan yang menjadi.
25 Berlibur bersama
26 Patner in crime
27 Sebuah ancaman yang menekan.
28 Obsesi
29 Menyerah
30 cinta di waktu yang salah.
31 Pertengkaran.
32 Kerjasama
33 Penyesalan yang Menyayat Hati
34 Kecurigaan Maura.
35 Kecewa
36 Kekecewaan Tania.
37 Terkuak.
38 Kenyataan pahit.
39 Ketakutan
40 Pupus
41 Peluang di Antara Bayang-bayang
42 Terikat Janji.
43 Bersembunyi.
44 Penyesalan.
45 Dikejar preman.
46 Arti sebuah kebahagiaan.
47 Pelarian yang tidak berujung.
48 Kegundahan Hati.
49 Penyelamatan Reno.
50 Kelahiran bayi mungil.
51 Penyesalan Reno.
52 Titik balik Maura
53 Kegigihan Tania
54 Kecurigaan Zidan.
55 Pintu Kebahagiaan Tania
56 Resmi menduda
57 Kegalauan Reno.
58 Usaha Reno menaklukkan Maura.
59 Penyesalan yang terlambat.
60 Hilang
61 Menelusuri jejak Angga.
62 Kerinduan Seorang Ayah.
63 Kembalinya Angga.
64 Solusi terbaik
65 Kedatangan sang Kakek.
66 Kecurigaan Kakek.
67 Kesadaran Reno.
68 Pesta Kejutan.
69 Bahagia.
70 Perubahan Reno.
71 Surat panggilan.
72 Harapan tipis Reno.
73 Sebuah Penyesalan dan Awal Kehidupan Baru
74 Momen Terindah Penuh Kenangan.
75 Malam Pertama
76 Awal kebahagiaan.
77 Harapan Baru.
78 Semalam bersama sang papah.
79 Menyongsong masa depan
80 Saling Memiliki
81 Kebersamaan
82 Dendam Tania.
83 Akhir dari pencarian.
84 Kepulangan Tania.
85 Kembalinys Tania dalam pelukan Zidan
86 Zidan dan kecurigaannya.
87 Kehidupan Baru Reno.
88 Kehidupan baru Reno.
89 Perasaan terpendam Maura.
90 Rumah tangga impian.
91 Liburan keluarga yang tidak terlupakan.
92 Niat Tersembunyi Zidan.
93 Kekecewaan Zidan.
94 Ketidakjelasan Emosi kejiwaan Tania.
95 Rencana Kecam Tania.
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kekecewaan
2
Putus asa
3
Kebersamaan
4
Pertemuan pertama
5
Kepahitan yang tersembunyi
6
Terpesona.
7
Berbeda
8
Bersatu padu
9
Menyendiri
10
Mengalahkan hati.
11
Kejutan yang tak diinginkan
12
Ungkapan hati Bima.
13
Pergumulan hati.
14
kecewa
15
Tetap Tekun Berjuang.
16
Terjebak oleh masa lalu.
17
Kosong
18
Berjuang mencari kebenaran.
19
Kabar Tak Terduga.
20
Kemunculan Tania
21
Kembali
22
Mengembalikan kekuasaan.
23
Sikap satria Bima
24
Kegilaan yang menjadi.
25
Berlibur bersama
26
Patner in crime
27
Sebuah ancaman yang menekan.
28
Obsesi
29
Menyerah
30
cinta di waktu yang salah.
31
Pertengkaran.
32
Kerjasama
33
Penyesalan yang Menyayat Hati
34
Kecurigaan Maura.
35
Kecewa
36
Kekecewaan Tania.
37
Terkuak.
38
Kenyataan pahit.
39
Ketakutan
40
Pupus
41
Peluang di Antara Bayang-bayang
42
Terikat Janji.
43
Bersembunyi.
44
Penyesalan.
45
Dikejar preman.
46
Arti sebuah kebahagiaan.
47
Pelarian yang tidak berujung.
48
Kegundahan Hati.
49
Penyelamatan Reno.
50
Kelahiran bayi mungil.
51
Penyesalan Reno.
52
Titik balik Maura
53
Kegigihan Tania
54
Kecurigaan Zidan.
55
Pintu Kebahagiaan Tania
56
Resmi menduda
57
Kegalauan Reno.
58
Usaha Reno menaklukkan Maura.
59
Penyesalan yang terlambat.
60
Hilang
61
Menelusuri jejak Angga.
62
Kerinduan Seorang Ayah.
63
Kembalinya Angga.
64
Solusi terbaik
65
Kedatangan sang Kakek.
66
Kecurigaan Kakek.
67
Kesadaran Reno.
68
Pesta Kejutan.
69
Bahagia.
70
Perubahan Reno.
71
Surat panggilan.
72
Harapan tipis Reno.
73
Sebuah Penyesalan dan Awal Kehidupan Baru
74
Momen Terindah Penuh Kenangan.
75
Malam Pertama
76
Awal kebahagiaan.
77
Harapan Baru.
78
Semalam bersama sang papah.
79
Menyongsong masa depan
80
Saling Memiliki
81
Kebersamaan
82
Dendam Tania.
83
Akhir dari pencarian.
84
Kepulangan Tania.
85
Kembalinys Tania dalam pelukan Zidan
86
Zidan dan kecurigaannya.
87
Kehidupan Baru Reno.
88
Kehidupan baru Reno.
89
Perasaan terpendam Maura.
90
Rumah tangga impian.
91
Liburan keluarga yang tidak terlupakan.
92
Niat Tersembunyi Zidan.
93
Kekecewaan Zidan.
94
Ketidakjelasan Emosi kejiwaan Tania.
95
Rencana Kecam Tania.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!