Raibnya Bima Airlangga dengan tiba-tiba, beberapa minggu terakhir ini meninggalkan rasa kehilangan mendalam dan keprihatinan yang melanda seluruh karyawan dari staf paling bawah hingga atas. Sebagai figur yang dikenal sebagai pribadi baik dan bertanggung jawab, Bima telah menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan setiap individu di dalam perusahaannya..
Penghuni gedung hampir sepenuhnya mengenal Bima sebagai bos utama mereka. Meskipun ayah Bima saat ini sementara menggantikan posisinya, namun bagi seluruh karyawan, Bima tetap menjadi sosok pimpinan yang tak tergantikan. Ketidakhadirannya memberikan pukulan berat bagi atmosfer positif dan harmonis yang selama ini diciptakan Bima di lingkungan kerja.
Setiap tindakan dan keputusan Bima selalu mencerminkan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan. Kehadiran Bima di perusahaan tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai sosok yang selalu mendengarkan dan peduli terhadap setiap individu. Ketulusan hati Bima terpancar dalam setiap interaksinya, dalam menciptakan hubungan kerja yang tidak hanya profesional, tetapi juga penuh kehangatan.
Bima tidak pernah membeda-bedakan antara staf paling bawah hingga atas ia selalu mendengar setiap keluhan dan selalu mengapresiasi tiap kerja keras mereka untuk Perusahaan.
Sebagai bos yang bertanggung jawab, Bima selalu menempatkan kepentingan karyawan dan perusahaan di atas segalanya. Kepemimpinannya memberikan inspirasi dan motivasi bagi seluruh tim untuk mencapai tujuan bersama. Banyak karyawan yang merasa dihargai dan diberdayakan di bawah kepemimpinan Bima, termasuk Maura.
Sejak Bima absen beberapa minggu terakhir ini, suasana di gedung seketika hening. Setiap sudut ruangan dihiasi oleh ekspresi wajah yang mencerminkan kesedihan dan kehilangan yang mendalam. Bisik-bisik penyebab ketidakhadiran bos mereka beberapa minggu ini pun mulai merebak ramai di kalangan karyawan.
"Apa mungkin bos bertengkar dengan bos besar, hingga perusahaan ini diambil alih oleh bos besar." rumor absennya Bima merebak di kalangan karyawan.
"Perusahaan ini kan milik Pak Bima, dari awal berdiri pak Bima yang merintis. Sepertinya tidak mungkin pak Bima rela menyerahkan begitu saja ke orang lain meskipun itu ayahnya." bisik staf yang lain.
"Tidak seperti biasanya, pak Bima tidak pernah tidak hadir di kantor selama ini." sahut Toni staf keamanan.
"Iya benar hidup pak Bima sepenuhnya untuk perusahaan ini. Tapi kenapa tiba-tiba pak Bima tidak muncul lagi dan ayahnya yang menggantikannya. Apa mungkin pak Bima sakit parah dan sengaja beritanya disembunyikan oleh keluarganya dari kita?" gosip tentang keberadaan Bima semakin tidak terkendali beberapa dugaan, rumor dan berita-berita yang belum diketahui benar tidaknya mulai simpang siur di kalangan karyawan Bima.
Beberapa minggu ini, posisi kepemimpinan sementara digantikan oleh ayah Bima , tetapi aura kebijakan dan kehangatan yang selalu dipancarkan oleh Bima sulit untuk digantikan. Karyawan merindukan nasihat bijak dan kebijaksanaan yang selalu mereka dapatkan dari Bima.
Absennya Bima tidak hanya meninggalkan kursi kosong di ruang pimpinan, tetapi juga meninggalkan kekosongan di hati setiap individu yang pernah bekerjasama dengannya.
Dari Bima, para karyawan mendapatkan banyak pelajaran berharga, dan jejak inspiratif bagi mereka. Meskipun fisiknya saat ini tidak hadir, tetapi Bima tetap ada di setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh tim yang ditinggalkannya.
......................
Di tempat yang berbeda.
Malam ini langit berhiaskan bintang-bintang, bagaikan perhiasan yang gemerlap di angkasa. Namun beberapa awan kelabu berusaha menutupi kedua sumber sinar indah di waktu malam , yaitu sang bulan dan bintang. Membuat malam ini terasa sangat gelap segelap perasaan Bima saat ini.
Bima terlihat berjalan dengan langkah berat, beban pikirannya menyelimuti hatinya. Di tengah kekalutannya, ia merenung tentang perjodohan yang diatur oleh orangtuanya. "Mengapa ini harus terjadi padaku?" bisiknya sambil melangkah menuju rumahnya. Rumah yang menjadi saksi bisu dari segala beban dan tekanan yang kini melanda hidupnya.
Sesampainya di rumah, Bima menemukan orang tuanya tengah duduk di ruang tamu dengan wajah serius. Mereka memberitahu Bima tentang balas Budi yang harus ia lakukan kepada keluarga pak Herman teman karib sang ayah, yang dulu pernah menolong keluarga mereka saat mereka mengalami kesulitan ekonomi. Untuk itulah pak Sigit berharap dengan cara menerima perjodohan yang diinginkan pak Herman terhadap anak-anak mereka Tania dan Bima merupakan wujud balas Budi mereka terhadap keluarga pak Herman. "Ini demi kebaikan keluarga kita," ujar sang ayah dengan ekspresi penuh penyesalan.
"Iya Bima, kalau tidak ada pak Herman waktu itu entah saat ini kehidupan kita seperti apa dan perusahaan parfum yang kamu rintis itupun modal awalnya dari beliau." tegas sang ibu berusaha memohon pengertian Bima.
Bima hanya terdiam.Saat ini ia merasa berada di ruang hampa. Untuk bernafas pun terasa sangat sesak dan susah .Tidak terlihat olehnya jalan keluar atau setitik sinar terang agar ia bisa keluar dari jebakan siksaan hidup perlahan oleh si iblis betina, Tania.
Bima mencoba untuk menerima keputusan ini dengan lapang dada, namun hatinya meronta. Ia merenung dalam gelap, memikirkan tanggung jawabnya sebagai anak dan beban besar yang harus ia pikul demi keluarga. Namun, di dalam lubuk hatinya, terpendam ketidaksetujuan yang sulit diungkapkan.
Pada suatu malam, Bima melangkah keluar dari rumahnya yang gelap dan beralih ke kehidupan malam yang penuh kegelapan. Ia memutuskan untuk pergi ke sebuah club malam yang kabarnya menjadi tempat Tania, gadis yang selalu membuat hidupnya bagaikan berada di neraka itu, kehilangan mahkota nya akibat kebodohannya dan keteledorannya.
Di tengah kerumunan orang-orang yang sedang berjoget meliuk- liukkan tubuhnya, Bima mencoba mencari tahu kebenaran di balik semua ini. Dia ingin tahu siapa yang sebenarnya harus bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Tania. "Siapa bedebah itu yang membuat diriku harus bertanggung jawab atas perbuatannya ?" Bima menggertakkan gigi, merasa marah dan berusaha menemukan jawaban.
Bima mengetahui bahwa Tania telah menjadi korban kejahatan yang merusak reputasi keluarganya. Rasa amarahnya semakin memuncak, dan ia bersumpah untuk menemukan pelaku sebenarnya dan memberikan keadilan bagi Tania. Sehingga ia bisa bebas dari pernikahan paksa ini.
Setiap langkah Bima penuh dengan tekad dan kemarahan. Ia melakukan penyelidikan sendiri, mencari petunjuk di sekitar club malam itu. Perjalanannya membawanya ke tempat-tempat yang gelap, bertemu dengan orang-orang yang mungkin tahu siapa pelaku sebenarnya.
"Seseorang harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Tidak bisa hanya kubiarkan ini terjadi," gumam Bima di tengah keputusasaan dan kemarahan yang semakin mendalam.
Saat ini rasa haus akan keadilan berkobar membara di dalam dirinya, dan ia tidak akan berhenti sebelum menemukan pelaku sesungguhnya.
Konflik batinnya semakin memuncak. Di satu sisi, ia harus menghadapi perjodohan yang tak diinginkannya. Di sisi lain, tanggung jawab untuk membela kehormatan Tania semakin menjadi prioritas utamanya agar ia bisa lepas dari pernikahan paksa yang diinginkan keluarga Tania agar nama baik keluarga besarnya tidak tercoreng.
"Kenapa hidupku harus menjadi begini? Aku hanya ingin hidup bahagia bersama orang yang kucintai, dan melindungi orang yang ku sayangi, Maura. " desah Bima dalam kegelapan malam. Namun, di tengah keputusasaan itu, semangatnya untuk memberikan keadilan kepada Tania tetap berkobar.
"Maura, aku merindukanmu ." kepala Bima terkulai lemas di depan meja bartender. Bima sedikit mabuk akibat minuman yang diteguknya.
....................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments