Keluarga Airlangga terperangkap dalam dilema yang pelik. Hubungan persahabatan sekaligus partner bisnis mereka dengan keluarga Herman membuat situasi semakin rumit. Keinginan keluarga Herman akan perjodohan antara anak-anak mereka Tania dan Bima membuat keluarga Bima merasakan dilema luar biasa .
Karena yang membuat semuanya terasa berat adalah , Tania ternyata telah hamil tanpa diketahui siapa ayah dari janin yang dikandungnya.
Saat ini ayah Bima sedang bimbang untuk membuka percakapan dengan anaknya, Bima.
Segala kemungkinan reaksi yang akan muncul mereka coba pahami dan mencari cara agar Bima tidak merasa menjadi alat balas budi atas apa yang pernah keluarga Herman perbuat pada keluarga mereka.
Bima memandang curiga akan gerak gerik kedua orang tuanya saat ingin berbicara padanya.
"Ada apa pa ? Ada yang ingin papa bicarakan dengan Bima? Tentang apa? " tanya Bima menyelidik sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Hidung kamu tidak apa-apa nak?" tanya sang ibu kembali saat melihat hidung Bima di perban.
Bima menyentuh hidungnya."Ini? Bukan apa-apa ma, besok juga sudah Bima buka perbannya." sahut Bima sambil tersenyum menenangkan.
"Oh bagus lah kalau begitu." suasana kembali hening ayah bingung mencari kalimat pembuka untuk menyampaikan tawaran pak Herman.
"Sebenarnya ada apa ini? Pa, katakan saja apa yang ingin papa bicarakan pada Bima." ucap serius Bima.
Kedua orang tua Bima saling bertukar pandang sesaat. Lalu ayah Bima mulai menyampaikan keinginan pak Herman beserta imbalan yang akan mereka dapatkan bila bersedia menikahi Tania.
Bima, yang sejak awal tidak menyukai Tania, merasa seperti dijebak dalam situasi yang tidak diinginkannya. Namun, orang tua Bima menyarankan agar Bima menerima tawaran pernikahan dari keluarga Herman, sebagai wujud balas Budi akan apa yang pernah keluarga Hernan lakukan pada keluarga mereka.
Bima membulatkan matanya mendengar permintaan yang ia rasa begitu konyol dan memaksa. Terutamanya Tania sudah hamil, Bima tetap menolak dengan keras, tidak ingin menikahi seseorang yang selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hatinya.
"Gila! Mana mungkin Bima menikahi Tania pa? Keadaan dia gadis saja ogah apalagi ini, hamil tidak jelas siapa ayahnya. Kenapa harus Bima? Kenapa Bima yang harus tanggung jawab?" suara lantang Bima terdengar keras karena emosi yang sudah tidak dapat ia pendam.
"Tenang nak, papa tahu apa yang kamu rasakan sangat tidak nyaman untuk kita semua. Tapi tolong pikirkan lagi, Pak Herman pernah berjasa besar bagi kebangkitan bisnis keluarga kita. Kalau sekarang ia yang membutuhkan bantuan sudah seharusnya kita membantunya." ucap Ayah Bima mencoba menenangkan Bima dan mengingat jasa pak Herman pada keluarganya.
Hal ini membuat Bima merasa tertekan, terjebak antara prinsip dan kenyataan. Sang ayah menyarankan Bima untuk mempertimbangkan kembali keputusannya, dan merenungkan tentang kebaikan masa lalu keluarga Herman dan dampak masa depan keluarga mereka.
Kehamilan di luar nikah Tania membuat semua pihak merasa tertekan. Tidak hanya Tania dan Bima, tetapi juga keluarga mereka yang terbagi antara prinsip dan moral.
Karena kebodohan dan pergaulan bebas Tania, kini Bima harus menghadapi tekanan dari orang tua akan perjodohan konyol ini.
Ketidakpastian tentang ayah dari janin Tania menjadi misteri tambahan yang menyulitkan situasi. Keduanya harus memutuskan apakah mereka bisa menemukan solusi yang memuaskan semua pihak atau mempertahankan prinsip-prinsip mereka dengan risiko kehilangan dukungan finansial yang dijanjikan oleh keluarga Herman.
Dengan konflik yang semakin rumit dan membingungkan, keluarga Airlangga harus menjalani perjalanan emosional dalam mengambil keputusan sulit yang akan menentukan nasib mereka. Nasib pernikahan paksa antara Bima dan Tania.
Bima merasa kepalanya terasa berat terlalu banyak masalah yang harus ia pikirkan. Maura wanita pujaan hatinya yang sangat sulit ia raih karena ada tembok tinggi diantara mereka dan kini Tania, gadis yang sangat ia hindari dan jijik dengan perilakunya yang sanggup melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya.Tiba-tiba ia harus menikahinya dan bertanggung jawab atas sesuatu yang buat ia yang melakukan.
"Sial! Apakah ini bagian dari taktik dia untuk menjebak aku, agar bisa menikah denganku? Licik sekali dia!" geram Bima menahan emosinya.
"Sabar nak, mama yakin Tania tidak seperti itu." bela sang ibu.
"Keluarga Herman sangat berjasa pada keluarga kita kalau tidak karena bantuannya. Perusahaan yang kamu pimpin saat ini tidak mungkin ada. Kami minta kamu memikirkannya baik-baik permintaan pak Herman. Tidak perlu buru-buru untuk menjawabnya." ucap ayah Bima memohon.
"Aaah kalian tidak tahu siapa Tania itu sebenarnya.Iblis wanita yang bisa membakar semua orang yang ia mau." Bima mengepalkan kedua tangannya.
Tanpa berpamitan Bima pun meninggalkan kedua orang tuanya di kamarnya. Terlalu rumit dan menyesakkan bagi Bima untuk mengabulkan permohonan sang ayah. Tetapi menolaknya pun seakan sulit karena ada hutang Budi diantara keluarga mereka.
............
Pagi ini suara burung berkicau sangat lah merdu. Sinar mentari pun ikut berlomba masuk ke dalam celah-celah jendela. Menghangatkan suhu di udara.
Reno terbangun dari tidurnya akibat mabuk semalam. Ia menggeliatkan tubuhnya untuk melemaskan otot otot tubuhnya yang terasa kaku. Mencoba membuka matanya dan mulai menyebarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Reno terpaku sesaat saat menyadari Maura tertidur dengan kepala terkulai di pinggir sofa dimana Reno tidur .
Entah berapa lama ia memandang istrinya.Lalu tanpa ia sadari air matanya mengalir.
Reno sadar wanita yang kini menjadi istrinya itu telah berbuat banyak untuk kelangsungan keluarga kecil mereka. Sedangkan apa yang ia lakukan hanya bisa menyusahkan dan menyakiti Maura saja.
Reno membelai ujung rambut Maura lalu menciumnya."Maafkan aku Maura. Aku mencintaimu." ucap lirih Reno.
Reno menggendong Maura dan membawanya ke kamar. Melihat luka-luka akibat perlakuan kasar dirinya Reno merasa bersalah dan berdosa.
Tini asisten rumah tangga Maura yang melihat apa yang dilakukan Reno sempat tidak percaya pada pengelihatannya.
Sejak ia tinggal bersama Maura , tidak pernah ia menjumpai Reno suami Muara berlaku semanis itu.
"Hmm, apa aku salah lihat ya? Atau mungkin kepalanya sedang benar akibat oleng mabuk semalam." batin Tini.
Tini pun segera melakukan tugas rutinnya yaitu memandikan Angga dan menemani Angga bermain sambil ia membuatkan bubur buat Angga.
Disela-sela Tini sibuk menyiapkan bubur untuk Angga, Tiba-tiba Reno telah berada di belakangnya."Mbak, Angga biar bermain bersama saya dulu ya." Reno mengangkat Angga dari kursi makannya lalu Reno pun menggoda Angga hingga Angga tertawa gemes.
Bagaikan disiram air dingin tubuh Tini membeku. Melihat perubahan sikap Reno yang tiba-tiba berubah bagaikan suami idaman.
Tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi pertanda ada tamu yang datang.
Tini yang tersadar dari lamunannya, bergegas menuju pintu dan hendak membukakan pintu utama.
Tetapi lagi-lagi langkahnya terhenti. Reno telah terlebih dahulu membukakan pintu.
Tidak hanya Tini yang merasa aneh dengan sikap Reno.Prilly, Monica dan Retha pun dibuat terkejut saat mengetahui yang membukakan pintu adalah Reno yang sedang menggendong Angga yang tersenyum ceria. Untuk beberapa detik mereka terdiam membeku. Lalu saling bertukar pandang.
"Re-no? Maura dimana?" Prilly melongok ke dalam rumah. Pandangannya menyapu ruang tamu dan tengah tetapi ia tidak melihat Maura, sahabatnya.
"Maura ada di kamar sedang tidur. Sebentar ya aku bangunkan." Kemudian Reno hendak melangkah ke dalam.
"Reno, biar Angga kami yang gendong." celetuk Retha.
Reno menoleh ke arah Retha."Baiklah, nih! Ikut Tante dulu ya nak, papa bangunin mama dulu." setelah menyerahkan Angga pada Retha, Reno pun melangkah menuju kamar utama.
Prilly, Monica dan Retha memandang penuh arti ke arah Reno.
"Ada apa dengannya?" bisik Prilly.
"Mungkin kepalanya baru kebentur." sahut Monica.
"Sepertinya." lanjut Retha.
Mereka pun akhirnya menunggu di ruang tamu sambil bercanda dan bermain bersama Angga.
..................
Terima kasih sudah selalu mengikuti ... ikuti terus kelanjutannya ya.
Jangan lupa like dan komennya.🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments