Chapter 15

" Mau mencoba kabur?" tanya Bima. Saat ini laki-laki itu sedang duduk santai di kursi dengan kaki menyilang. Auranya sangat berbeda dengan Bima si supir ambulans. Dara dibawa ke ruangan kerja Bima oleh bodyguard yang menangkap Dara tadi.

" Tolong lepaskan saya Pak Bima. Saya bakal lakukan apapun asal saya dibebaskan," ucap Dara. Sudah tertangkap basah dirinya kini masih mendapat tatapan tajam dari Bima.

" Menikah lah dengan ku Dara. Aku akan memberikan apapun yang kamu asal kamu mau menikah dengan ku,"

" Sayangnya yang saya inginkan tidak mau menikah dengan Pak Bima. Kita tidak saling kenal, bagaimana saya bisa menikah dengan anda? Lagian Pak Bima kan sudah tua, apa tidak sebaiknya anda memikirkan hari tua? Anda harus bertobat mengurangi dosa anda selama hidup,"

" Dara kemari lah," entah marah atau tidak, saat ini Bima begitu menegangkan. Auranya datar, tidak menunjukkan ekspresi apapun.

" Saya bercanda. Biarkan saya istirahat ya pak, saya janji tidak kabur lagi" ucap Dara hendak berbalik badan. Ia ingin meninggalkan ruangan Bima secepatnya.

" Kemarilah," ujar Bima dengan tegas. Seperti perintah yang tak terbantahkan, Dara memilih menurut.

" Apa aku setua itu hemmm?" tanya Bima. Tangannya yang panjang meraih pinggang Dara dan membawa tubuh ringkih itu di dekatnya. Saat ini posisi mereka sangat dekat, Dara berdiri tepat di hadapan Bima.

" Itu, saya minta maaf kalau ada kata yang keliru" ucap Dara gugup. Dara merasa tidak nyaman, wajahnya ia palingkan ke arah lain tidak ingin menatap Bima yang intens menatapnya.

" Pinggang mu sangat kecil? Apa kamu kekurangan makan?"

" Tidak," jawab Dara singkat. Bagaimana dirinya bisa makan enak jika ia masih tidak terima dengan kehidupannya yang berubah.

" Mulai sekarang berhenti mengatai ku tua, kalau tidak ada nyawa baru di dalam sini" ucap Bima sembari mengelus perut Dara yang rata. Hal tersebut berhasil membuat jantung Dara bergemuruh, ini pertama kalinya ia intim dengan seorang laki-laki.

" Persiapkan diri mu, besok kita pergi liburan"

######

" Apa aku setua itu?" ucap Bima bertanya pada dirinya sendiri di depan cermin. Ia sedang berada di kamar.

Bima memiliki wajah khas Eropa sepenuhnya, matanya berwarna hitam dan juga memiliki alis yang tebal. Rambut Bima berwarna hitam sangat cocok dengan wajahnya yang lonjong dan memiliki garis dagu yang tegas. Jika dilihat-lihat Bima tidak seperti laki-laki berusia akhir tiga puluhan.

" Seganteng ini dibilang tua? Gumam Bima. Ia menyaksikan sendiri jika wajahnya sangat tampan. Banyak wanita yang memujanya. Bahkan saat dirinya menjadi Bima miskin pun masih banyak yang suka.

Bima mengeluarkan ponsel genggam miliknya. Ia mendial nomor telepon seseorang. Sebelum liburan besok tampilannya harus berubah.

" Hai Abimanyu!!! Ada yang bisa ku bantu? Sudah lama kamu tidak menghubungi ku. Apa sekarang kau tengah merindukan aku?" ucap seseorang yang berada di seberang sana.

" Thomas, apa pelanggan mu banyak hari ini?" tanya Bima.

" Hei Bima namaku bukan Thomas lagi lah!!!! Memangnya aku ini nama kereta api yang ada di kartun itu? Panggil aku Thesa. Thesa Risacotta,"

" Ya terserah mu. Kalau hari ini jadwal mu kosong aku ingin berangkat sekarang ke tempat mu,"

" Akan ku kosongkan jadwal kalau demi kamu yeayy!! Kemari lah ada beberapa treatment baru yang harus kamu coba. Aku baru pulang dari luar negeri, eksklusif ku bawakan skincare langka hanya untuk mu. Aku sudah mencobanya dan terbukti bagus. Aku sekarang juga semakin cantik tahu," ucap Thesa.

" Apa itu beneran ampuh? Aku ingin terlihat awet muda,"

" Okey dokey kalau urusan awet muda itu keahlian ku. Jangan sampai telat ya honey,"

Bima mematikan ponselnya. Ia harus segera bersiap untuk pergi ke salon kecantikan ternama yang ada di kota tersebut. Bukan langganan hanya saja Bima ingin memastikan jika dirinya awet muda tanpa produk yang berlebihan.

####

Pagi sekali Dara sudah dibangunkan oleh pelayan di rumah Bima. Ia diharuskan mandi dan mengenakan dress yang sudah disediakan. Sungguh jika berada di tempat Bima dirinya harus selalu memakai dress. Ia tidak terbiasa memakai dress namun keseluruhan baju yang disediakan adalah dress.

Selepas semua siap Dara disuruh sarapan. Sepertinya omongan Bima kemarin memang akan dilakukan. Hari ini dirinya dan Bima akan berlibur. Entah berlibur kemana yang jelas Dara tidak bersemangat. Ia tentu lebih menyukai pergi ke ladang bersama bapaknya daripada berlibur dengan orang tidak dikenal seperti Bima.

" Kau sudah siap?" tanya Bima. Outfit yang dipakai Bima hari ini adalah celana jeans selutut dan juga kaos kerah berwarna putih. Sangat cocok dengan dress selutut Dara yang memiliki kesamaan warna. Mereka sudah seperti pasangan couple yang ada di TV.

" Kita akan pergi kemana Pak Bima?"

" Menurut saja lah, nanti kamu juga akan tahu. Sekarang ayo ikut dengan ku," Dara terkadang merasa asing dengan Bima. Jika terkadang Bima bisa bersikap lembut terkadang juga bisa bersikap mengintimidasi. Apa jangan-jangan Bima memiliki dua kepribadian? Jika benar rasanya Dara ingin melarikan diri secepatnya dari kehidupan Bima.

Bima membawa Dara menaiki sebuah lift yang ada di rumahnya. Seperti rumah para artis, Dara rasa rumah Bima jauh lebih mewah daripada itu. Setelah menunggu beberapa saat Bima kembali menggandeng tangan Dara menuju atap rumah. Sangat luas, atap rumah Bima berbeda dengan rumah orang kebanyakan yang biasanya digunakan untuk tempat tangki air. Atap rumah Bima dijadikan sebagai tempat landasan helikopter yang entah berantah sudah terparkir di lapangan atap rumah Bima.

" Kita mau kemana?" tanya Dara. Ia melihat sekeliling atap rumah Bima yang sangat luas. Ia rasa ia bisa membangun beberapa kontrakan di atap rumah Bima.

" Kita berangkat sekarang,"

" Naik apa?"

" Naik ikan Indosiar. Astaga Al, kamu tidak melihat kendaraan yang ada di depan kita? Ya kita naik itu lah,"

" Biasa ajalah Pak Bima ngomongnya. Saya mana tahu, memangnya itu heli siapa?"

" Heli saya,"

" Sekaya apa sih Pak Bima itu?"

" Yang pasti keinginan kamu yang ada di dunia aku bisa,"

" Berarti bawa kedua orang tua saya ikut liburan bisa dong?"

" Bisa saja, tapi tidak sekarang. Sayangnya aku hanya ingin berliburan berdua dengan mu,"

" Liburan yang seperti apa? Kalau liburan yang aneh-aneh saya tidak mau," Dara menolak saat tangan Bima menariknya untuk masuk ke dalam helikopter yang sudah disiapkan.

" Kamu tenang saja selama kamu nurut, kamu aman"

" Kalau saya tidak nurut, bagaimana?"

" Ya itu resiko yang harus kamu tanggung,"

" Pak Bima aslinya jahat ya. Memaksa orang kok sampai segitunya. Memangnya tidak ada wanita lain apa yang menggantikan posisi saya?"

" Sudah jangan banyak bicara nanti kesiangan. Kita liburan sambil pendekatan. Sudah dekat nanti kamu juga suka,"

" Kalau saya tetap tidak suka Pak Bima jangan paksa saya ya,"

" Kita taruhan, tidak lama lagi kamu pasti suka sama aku. Karyawan ku yang jadi saksinya,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!